CERPEN 5M

hahaha

  • Home
  • Quote gua
  • CERPEN
  • DAFTAR ISI
  • OPINI
  • TENTANG BLOG
Home » cerpen anak-anak » ANAK GILA

Wednesday, 19 February 2014

ANAK GILA

Semula aku mengira kadir itu orang gila. Habis wajah dan penampilannya bloon banget sih. Tapi ternyata kadir anak malang yang dilahirkan cacat mental. Kata nenek, tingkahnya memang seperti anak kecil. Suka menjulurkan lidah dan tiba-tiba terkekeh sendiri.

Waktu aku hendak mengeposkan surat pada mama. Aku mengabarkan kalau seminggu lagi liburanku habis dan minta dijemput di stasiun gambir.
Tiba-tiba kantor pos kecamatan yang kecil itu menjadi sedikit ribut. Kadir terkekeh-kekeh dan berusaha menirukan kegiatan pengunjung kantor pos. Dia ikut-ikutan mengelem perangko  dan amplop. Kadir sempat dibentak seorang ibu yang putrinya menangis ketakutan. Padahal waktu itu kadir tidak sedang apa-apa. Dia cuma terkekeh.


cerpenanak.com

Dengan takut-takut aku meminta  lem  yang tadi dipegang kadir. Tak seperti kekekawatiranku, ternyata kadir tidak mengamuk. Bahkan dia santun sekali memberikan lem itu padaku. Setelah mengelem perangko dan menunggu antrian, aku melihat tingkah kadir lewat ujung mataku.
Anak berambut keriting dengan pakaian sedikit kumal itu sibuk mengaduk-aduk lem. Setelah bosan dia memandang potret barisan anak sekolah yang tak jauh darinya. Kadir terkekeh, mengusap potret itu, berusaha mencopotnya, lalu dengan susah payah mencoba memasangnya. Kadir terkekeh-kekeh lagi ketika berhasil memasang. Aku tersenyum melihat tingkah kadir. 


Ketika seorang petugas kantor pos keluar dari tempat kerjanya, kadir tiba-tiba mencegat dan mengangkat tangan kanannya sambil memukul-mukul pergelangannya. Petugas kantor pos memberinya sekeping recehan, tetapi kadir menampik.
 “Tidak mau ya sudah.”  Kata petugas itu.
Kadir terkekeh lagi. 


Tiba-tiba mataku melotot. Kadir masuk ke tempat parkir dan kulihat dia mencoba menaiki sepeda federal baruku. Setelah meneyrahkan surat kepada petugas kantor pos aku buru-buru berlari keluar dan merebut sepedaku dari tangan kadir. Aku tidak ingin sepeda baru hadiah dari nenek dikotori air liurnya.
Segera kunaiki sepedaku dan melarikannya jauh-jauh dari wajah kadir yang kulihat saat itu sangat murung.



Wajahku pucat. Aku sudah mencarinya kemana-mana tapi kartu atm mbak sinta tidak kutemukan. Aku sudah mulai panik. Air mata menggenang di pelupuk mata. Nenek dengan lembut mengusap punggung tanganku. “kamu kemarin kemana saja ? Mungkin kartu atm itu jatuh waktu kamu pergi ke kantor pos.”

“oh, iya nek !” Aku buru-buru keluar rumah.
Kutelusuri jalan menuju kantor pos. Pandanganku menunduk. Siapa tahu kartu atm itu kutemukan di jalan.
Sudah lewat satu hari. Kalau ada yang mengambilnya , dan misalnya orang itu jahat, oh seluruh tabungan mbak sinta sebagai penyiar pasti hilang. Aku panik sekali.


Sampai di halaman kantor pos kartu itu belum juga kutemukan. Kutanyakan  pada petugas di sana, tetapi mereka tidak tahu.
Aku keluar dengan tubuh lemas. Aku siap dihukum mbak sinta. Aku pantas dihajar mbak sinta, aku pantas....tiba-tiba aku meloncat. Sepedaku dipegang-pegang kadir !

Rasa kesal bercampur panik membuatku melayangkan pukulan pada kadir. Anak itu jatuh terguling. Kadir meringis. Lututnya luka. Lalu dengan berdiri sempoyongan kadir menyerahkan kartu atm padaku.
Aku terpaku. Aku telah salah  sangka.

Kadir, si bloon itu ternyata orang yang baik dan jujur. Dia telah menyelamatkanku. Aku tersadar ketika kadir sudah tidak ada di depanku. Terburu-buru aku mengayuh sepeda mengejar kadir yang berjalan terseok-seok.

“hai, siapa namamu ? Aku yuda, terima kasih ya.” 
Tapi kadir berjalan terus sambil terkekeh-kekeh. Aku mencoba memberinya uang tetapi dia tidak mau. Ketika aku berhasil menghentikan langkahnya, kadir memegang –megang sepedaku. Aku membiarkannya. Aku ingin membuatnya bahagia. Aku merasa sangat bersalah.
Lalu aku bonceng kadir dan kuajak keliling kota. Aku lihat dia sangat senang. Aku selalu tertawa melihat tingkahnya


“Besok kita main lagi ya ?” Kataku ketika hari sudah sore.
Aku lihat kadir sangat sedih ketika diturunkan dari boncengan. Tetapi aku tidak dapat berbuat apa-apa. Hari sudah sore, pasti nenek cemas. Aku segera menggenjot sepedaku dan meninggalkan kadir begitu saja di jalan.

Tetapi besoknya aku harus berkemas-kemas karena liburan lusa sudah usai. Aku harus kembali ke jakarta. Aku lupamengatakan pada kadir. Tapi kupikir kadir pasti lupa. Lagipula aku malas kalau harus ke kantor pos yang  lumayan jauh itu. Sampai aku kembali  ke Jakarta dan aku tidak pernah bertemu kadir.



Siang sangat panas. Segelas jus apel langsung menyegarkan tenggorokanku.
“tuu, ada surat dari nenek,” kata mbak sinta.
Kulempar tubuhku di ranjang.  Kusobek amplop surat nenek. Aku termangu ketika membaca surat nenek.
Nenek bercerita tentang keadaan beliau yang sehat dan baik-baik saja. Juga tentang..kadir yang meninggal dunia. Kata orang, dia tertabrak kendaraan ketika berdiri di depan kantor pos. Sepertinya sedang menunggu . Tetapi tidak ada orang yang tahu dia menunggu siapa.


#2001#
Cerita ini dibuat saat penggunaan telepon seluler untuk komunikasi tidak menjamur seperti sekarang ini, dulu orang banyak berkomunikasi jarak jauh menggunakan surat.

Artikel Terkait
Newer Post Older Post Home

Entri Populer

  • PAHLAWAN TANPA TANDA JASA SEBENAR-BENARNYA
  • KARENA WAJAH KITA TAK SAMA

Blog Archive

  • ►  2015 (35)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (23)
    • ►  May (2)
    • ►  January (2)
  • ▼  2014 (94)
    • ►  December (8)
    • ►  November (6)
    • ►  October (12)
    • ►  September (5)
    • ►  August (6)
    • ►  July (12)
    • ►  June (9)
    • ►  May (7)
    • ►  April (3)
    • ▼  February (12)
      • SUARA HATI NADIA
      • BONEKA UNTUK FITRI
      • ANAK GILA
      • JANJI EMAK
      • DINGIN TAK TERCATAT
      • KABUT TURUN BERGUMPAL-GUMPAL DARI PUNCAK GUNUNG
      • MALAM
      • HUJAN BULAN JUNI
      • INTEROGASI CERMIN SLAMET RAHARDJO RAIS
      • AKU DAN BINTANG JATUH
      • CERITA ABADI
      • KAMPUNG
    • ►  January (14)
  • ►  2013 (29)
    • ►  December (16)
    • ►  November (8)
    • ►  September (1)
    • ►  June (2)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2012 (25)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (3)
    • ►  July (1)
    • ►  June (2)
    • ►  May (9)
  • ►  2011 (13)
    • ►  December (1)
    • ►  November (3)
    • ►  October (3)
    • ►  September (2)
    • ►  June (1)
    • ►  May (2)
    • ►  January (1)
Betapa mudah dan tak sadar menjadi sombong dan tidak iklas dalam beramal (kata mutiara)

Powered by Blogger.
Copyright 2013 CERPEN 5M - All Rights Reserved
Template by Mas Sugeng - Powered by Blogger