“Yud, tolong sapu halaman rumah !” Teriak
kak yeti dari luar rumah.
Yudi hanya menggosok-gosok hidung . Matanya lalu terpaku lagi ke
film televisi harry potter yang sedang seru-serunya. Namun, tiba-tiba kak yeti
sudah berada di hadapannya. Memegang sapu, dan bertampang sengit.
“yudi, kamu dengar tidak ya ? Kakak minta tolong sama kamu !”
Yudi mendongak sebentar, lalu mengikuti
adegan pertarungan di televisi lagi. Kak yeti kehilangan kesabarannya.
Diambilnya remote di meja, lalu klik ! Pesawat televisi padam.
“Aaah...!” Yudi menjerit dan menggeram. Kak yeti lari
terbirit-birit ke luar rumah. Yudi mengikik penuh kemenangan. Lalu kembali
menyetel televisi.
Suatu hari, pulang sekolah, yudi masuk ke
rumah tanpa melepas sepatu. Ups, lantai menjadi kotor. Ternyata lantai masih basah
karena baru dipel. Melihat itu, kak yeti menatap yudi dengan garang.
“yudi ! Baca dong, tulisan di depan pintu ! Ah, lantainya jadi
kotor lagi ! Sebel aku sama kamu, yud !” Geram kak yeti.
Sebelum berangkat sekolah, kak yeti yang sangat rapi itu , selalu
membereskan rumah. Ia masuk siang.
Yudi tersenyum, lalu berjalan santai melewati kak yati dengan
sepatu kotor. Kak yeti memburu yudi. Yudi menjerit dan cepat-cepat
menyelamatkan diri ke kamar. Lalu cekikikan sendirian di kamar.
Setelah berganti baju, yudi makan siang. Setelah makan,
piringnya ia letakkan begitu saja di atas meja. Yudi tidak peduli dengan pesan
kak yeti agar mencuci piring sendiri setelah makan. Cepat-cepat ia berlari
menuju lapangan, untuk bermain bola bersama teman-temannya.
Sepulang sekolah, kak yeti ngomel-ngomel
lagi.
“yudi kamu kan sudah kelas enam sd, sebentar lagi smp, kenapa
tidak latihan mencuci piring sendiri sih !”
“yee, aku kan cowok, mencuci itu tugas perempuan ! Jawab yudi.
Begitulah pertengkaran kecil yang sering
terjadi antara yudi dan kakaknya. Kak yeti sangat rapi dan rajin membereskan
rumah. Sementara yudi lebih suka nonton film dan main bola.
Suatu hari, ketika pulang sekolah, yudi
menemukan rumahnya sepi sekali. Tidak ada orang di rumah. Ia menemukan secarik
kertas di atas meja, berisi pesan dari ibunya. Isinya, memberitahu kalau kak
yeti dibawa ke rumah sakit karena terserempet motor. Ibu meminta yudi
mengerjakan tugas rumah yang biasa dilakukan kak yeti.
Yudi menelan ludah. Kak yeti di rumah sakit ? Yudi tidak
percaya. Kenapa ini bisa terjadi ? Ah kini ia harus mengerjakan pekerjaan
rumah.
Siang itu yudi menyapu halaman rumah dan
menyiram bunga. Huh, capeknya ! Keluh yudi , lalu menjatuhkan tubuhnya di atas
rumput. Nafas yudi ngos-ngosan. Ia heran, karena kak yeti bisa melakukan semua
itu setiap hari.
“aku tidak boleh kalah !” Guman yudi, lalu berusaha bangkit
lagi. Yudi menyelesaikan tugas menyiram rumput. Lalu mencuci piring.
Tiga hari pun berlalu. Kak yeti masih di rumah sakit. Yudi
menyapu ruang depan. Ia merasa bosan. Pekerjaan rumah membuatnya tak sempat
bermain dan nonton televisi. Tiba-tiba yudi merasa kasihan pada kak yeti. Ia
menyesal tidak pernah mau membantu kakaknya yang rajin itu.
Saat sedang melamun, tiba-tiba pintu
terbuka.
“kak yeti !” Teriak yudi. Namun ia kemudian terdiam, karena yang
muncul ternyata ibu dan paman bagus.
“kak yeti masih belum boleh pulang yud,” ujar ibu sedih.
Saat itu, yudi merasa rindu sekali pada kakaknya.
Esok harinya, sepulang sekolah . Yudi langsung mampir ke rumah
sakit. Ia membawa bungkusan kecil. Berisi kue kesukaan kak yeti. Tepat di depan
kamar kak yeti, yudi bengong. Kamar itu kosong. Kak yeti dan seorang anak
lain yang sakit tipus sudah tidak ada. Jangan-jangan kak yeti....
Saat itu,masuklah seorang perawat. Langsung saja yudi bertanya.
“yang kemarin di kamar ini kemana, suster ?” Tanya yudi
gugup.
“yang satu sudah sembuh, yang satunya lagi sudah dibawa ke kamar
mayat !” Kata perawat itu.
Yudi tercenung. Tiba-tiba lututnya lemas. Yudi terjatuh di depan
ranjang kak yeti. Bungkusan kue kesayangan kak yeti terlepas dari tangannya.
Air mata yudi tidak bisa dibendung.
“kak yeti ! Jangan tinggalkan aku ! Aku
sayang kak yeti ! Maafkan yudi....” Isak yudi lirih.
Tiba-tiba yudi mendengar suara cekikikan yang sangat dikenal di
belakangnya. Yudi menoleh ke belakang. Astagaaa ! Tampak kak yeti berdiri di
samping ibu. Perban yang kemarin melilit di kepala dan tangannya sudah tidak
ada. Kak yeti nampak segar bugar. Ah , rupanya yudi salah tebak. Yang meninggal
itu ternyata si pasien penderita tipus.
“kamu menangis, yud ?” Ledek kak yeti sambil tergelak.
“siapa yang nangis, week ! Aku cuma latihan
sandiwara kok, buat tugas bahasa indonesiaku besok !” Alasan yudi sambil
menyeka air matanya dengan ujung krah baju. Di dalam hati ia lega sekali dan
bersyukur pada tuhan.
Hari itu kak yeti sudah sembuh dan diizinkan pulang
sekolah. Yudi berjanji, besok ia akan membantu pekerjaan rumah, walau tanpa
diminta kak yeti. Meskipun cowok, sebentar lagi aku kan smp, harus belajar
mandiri. Guman yudi riang.
“yud, tolong sapu halaman rumah !” Teriak
kak yeti dari luar rumah.
Yudi hanya menggosok-gosok hidung . Matanya lalu terpaku lagi ke
film televisi harry potter yang sedang seru-serunya. Namun, tiba-tiba kak yeti
sudah berada di hadapannya. Memegang sapu, dan bertampang sengit.
“yudi, kamu dengar tidak ya ? Kakak minta tolong sama kamu !”
Yudi mendongak sebentar, lalu mengikuti
adegan pertarungan di televisi lagi. Kak yeti kehilangan kesabarannya.
Diambilnya remote di meja, lalu klik ! Pesawat televisi padam.
“aaah...!” Yudi menjerit dan menggeram. Kak yeti lari
terbirit-birit ke luar rumah. Yudi mengikik penuh kemenangan. Lalu kembali
menyetel televisi.
Suatu hari, pulang sekolah, yudi masuk ke
rumah tanpa melepas sepatu. Ups, lantai menjadi kotor. Ternyata lantai masih
basah karena baru dipel. Melihat itu, kak yeti menatap yudi dengan garang.
“yudi ! Baca dong, tulisan di depan pintu ! Ah, lantainya jadi
kotor lagi ! Sebel aku sama kamu, yud !” Geram kak yeti.
Sebelum berangkat sekolah, kak yeti yang sangat rapi itu ,
selalu membereskan rumah. Ia masuk siang.
Yudi tersenyum, lalu berjalan santai melewati kak yati dengan
sepatu kotor. Kak yeti memburu yudi. Yudi menjerit dan cepat-cepat
menyelamatkan diri ke kamar. Lalu cekikikan sendirian di kamar.
Setelah berganti baju, yudi makan siang. Setelah makan,
piringnya ia letakkan begitu saja di atas meja. Yudi tidak peduli dengan pesan
kak yeti agar mencuci piring sendiri setelah makan. Cepat-cepat ia berlari
menuju lapangan, untuk bermain bola bersama teman-temannya.
Sepulang sekolah, kak yeti ngomel-ngomel
lagi.
“yudi kamu kan sudah kelas enam sd, sebentar lagi smp, kenapa
tidak latihan mencuci piring sendiri sih !”
“yee, aku kan cowok, mencuci itu tugas perempuan ! Jawab yudi.
Begitulah pertengkaran kecil yang sering
terjadi antara yudi dan kakaknya. Kak yeti sangat rapi dan rajin membereskan
rumah. Sementara yudi lebih suka nonton film dan main bola.
Suatu hari, ketika pulang sekolah, yudi
menemukan rumahnya sepi sekali. Tidak ada orang di rumah. Ia menemukan secarik
kertas di atas meja, berisi pesan dari ibunya. Isinya, memberitahu kalau kak
yeti dibawa ke rumah sakit karena terserempet motor. Ibu meminta yudi
mengerjakan tugas rumah yang biasa dilakukan kak yeti.
Yudi menelan ludah. Kak yeti di rumah sakit ? Yudi tidak
percaya. Kenapa ini bisa terjadi ? Ah kini ia harus mengerjakan pekerjaan
rumah.
Siang itu yudi menyapu halaman rumah dan
menyiram bunga. Huh, capeknya ! Keluh yudi , lalu menjatuhkan tubuhnya di atas
rumput. Nafas yudi ngos-ngosan. Ia heran, karena kak yeti bisa melakukan semua
itu setiap hari.
“aku tidak boleh kalah !” Guman yudi, lalu berusaha bangkit
lagi. Yudi menyelesaikan tugas menyiram rumput. Lalu mencuci piring.
Tiga hari pun berlalu. Kak yeti masih di rumah sakit. Yudi
menyapu ruang depan. Ia merasa bosan. Pekerjaan rumah membuatnya tak sempat
bermain dan nonton televisi. Tiba-tiba yudi merasa kasihan pada kak yeti. Ia
menyesal tidak pernah mau membantu kakaknya yang rajin itu.
Saat sedang melamun, tiba-tiba pintu
terbuka.
“kak yeti !” Teriak yudi. Namun ia kemudian terdiam, karena yang
muncul ternyata ibu dan paman bagus.
“kak yeti masih belum boleh pulang yud,” ujar ibu sedih.
Saat itu, yudi merasa rindu sekali pada kakaknya.
Esok harinya, sepulang sekolah . Yudi langsung mampir ke rumah
sakit. Ia membawa bungkusan kecil. Berisi kue kesukaan kak yeti. Tepat di depan
kamar kak yeti, yudi bengong. Kamar itu kosong. Kak yeti dan seorang anak
lain yang sakit tipus sudah tidak ada. Jangan-jangan kak yeti....
Saat itu,masuklah seorang perawat. Langsung saja yudi bertanya.
“yang kemarin di kamar ini kemana, suster ?” Tanya yudi
gugup.
“yang satu sudah sembuh, yang satunya lagi sudah dibawa ke kamar
mayat !” Kata perawat itu.
Yudi tercenung. Tiba-tiba lututnya lemas. Yudi terjatuh di depan
ranjang kak yeti. Bungkusan kue kesayangan kak yeti terlepas dari tangannya.
Air mata yudi tidak bisa dibendung.
“kak yeti ! Jangan tinggalkan aku ! Aku
sayang kak yeti ! Maafkan yudi....” Isak yudi lirih.
Tiba-tiba yudi mendengar suara cekikikan yang sangat dikenal di
belakangnya. Yudi menoleh ke belakang. Astagaaa ! Tampak kak yeti berdiri di
samping ibu. Perban yang kemarin melilit di kepala dan tangannya sudah tidak
ada. Kak yeti nampak segar bugar. Ah , rupanya yudi salah tebak. Yang meninggal
itu ternyata si pasien penderita tipus.
“kamu menangis, yud ?” Ledek kak yeti sambil tergelak.
“siapa yang nangis, week ! Aku cuma latihan
sandiwara kok, buat tugas bahasa indonesiaku besok !” Alasan yudi sambil
menyeka air matanya dengan ujung krah baju. Di dalam hati ia lega sekali dan
bersyukur pada tuhan.
Hari itu kak yeti sudah sembuh dan diizinkan pulang
sekolah. Yudi berjanji, besok ia akan membantu pekerjaan rumah, walau tanpa
diminta kak yeti. Meskipun cowok, sebentar lagi aku kan smp, harus belajar
mandiri. Guman yudi riang.
Tag
cerpen anak-anak ketika kak yeti tidak ada,
cerpen online cerpen 5 m
cerpen anak-anak
cerpen pendidikan
cerpen lama banget