CERPEN 5M

hahaha

  • Home
  • Quote gua
  • CERPEN
  • DAFTAR ISI
  • OPINI
  • TENTANG BLOG
Home » cerpen anak-anak » KETIKA KAK YETI TIDAK ADA

Wednesday, 1 January 2014

KETIKA KAK YETI TIDAK ADA

“Yud, tolong sapu halaman rumah !”  Teriak kak yeti dari luar rumah.
Yudi hanya menggosok-gosok hidung . Matanya lalu terpaku lagi ke film televisi harry potter yang sedang seru-serunya. Namun, tiba-tiba kak yeti sudah berada di hadapannya. Memegang sapu, dan bertampang sengit.
“yudi, kamu dengar tidak ya ? Kakak minta tolong sama kamu !”
Yudi mendongak sebentar, lalu mengikuti adegan pertarungan di televisi lagi. Kak yeti kehilangan kesabarannya. Diambilnya remote di meja, lalu klik ! Pesawat televisi padam.
“Aaah...!”  Yudi menjerit dan menggeram. Kak yeti lari terbirit-birit ke luar rumah. Yudi mengikik penuh kemenangan. Lalu kembali menyetel televisi.
Suatu hari, pulang sekolah, yudi masuk ke rumah tanpa melepas sepatu. Ups, lantai menjadi kotor. Ternyata lantai masih basah karena baru dipel. Melihat itu, kak yeti menatap yudi dengan garang.
“yudi ! Baca dong, tulisan di depan pintu ! Ah, lantainya jadi kotor  lagi ! Sebel aku sama kamu, yud !”  Geram kak yeti.
Sebelum berangkat sekolah, kak yeti yang sangat rapi itu , selalu membereskan rumah. Ia masuk siang.
Yudi tersenyum, lalu berjalan santai melewati kak yati dengan sepatu kotor. Kak yeti memburu yudi. Yudi menjerit dan cepat-cepat menyelamatkan diri ke kamar. Lalu cekikikan sendirian di kamar.
Setelah berganti baju, yudi makan siang. Setelah makan, piringnya ia letakkan begitu saja di atas meja. Yudi tidak peduli dengan pesan kak yeti agar mencuci piring sendiri setelah makan. Cepat-cepat ia berlari menuju lapangan, untuk bermain bola bersama teman-temannya.
Sepulang sekolah, kak yeti ngomel-ngomel lagi.
“yudi kamu kan sudah kelas enam sd, sebentar lagi smp, kenapa tidak latihan mencuci piring sendiri sih !”
“yee, aku kan cowok, mencuci itu tugas perempuan ! Jawab yudi.
Begitulah pertengkaran kecil yang sering terjadi antara yudi dan kakaknya. Kak yeti sangat rapi dan rajin membereskan rumah. Sementara yudi lebih suka nonton film dan main bola.

Suatu hari, ketika pulang sekolah, yudi menemukan rumahnya sepi sekali. Tidak ada orang di rumah. Ia menemukan secarik kertas di atas meja, berisi pesan dari ibunya. Isinya, memberitahu kalau kak yeti dibawa ke rumah sakit karena terserempet motor. Ibu meminta yudi mengerjakan tugas rumah yang biasa dilakukan kak yeti.
Yudi menelan ludah. Kak yeti di rumah sakit ?  Yudi tidak percaya. Kenapa ini bisa terjadi ? Ah kini ia harus mengerjakan pekerjaan rumah.
Siang itu yudi menyapu halaman rumah dan menyiram bunga. Huh, capeknya ! Keluh yudi , lalu menjatuhkan tubuhnya di atas rumput. Nafas yudi ngos-ngosan. Ia heran, karena kak yeti bisa melakukan semua itu setiap hari.
“aku tidak boleh kalah !” Guman yudi, lalu berusaha bangkit lagi. Yudi menyelesaikan tugas menyiram rumput. Lalu mencuci piring.
Tiga hari pun berlalu. Kak yeti masih di rumah sakit. Yudi menyapu ruang depan. Ia merasa bosan. Pekerjaan rumah membuatnya tak sempat bermain dan nonton televisi. Tiba-tiba yudi merasa kasihan pada kak yeti. Ia menyesal tidak pernah mau membantu kakaknya yang rajin itu.
Saat sedang melamun, tiba-tiba pintu terbuka.
“kak yeti !” Teriak yudi. Namun ia kemudian terdiam, karena yang muncul ternyata ibu dan paman bagus.
“kak yeti masih belum boleh pulang yud,” ujar ibu sedih.
Saat itu, yudi merasa rindu sekali pada kakaknya.
Esok harinya, sepulang sekolah . Yudi langsung mampir ke rumah sakit. Ia membawa bungkusan kecil. Berisi kue kesukaan kak yeti. Tepat di depan kamar kak yeti, yudi bengong. Kamar itu kosong. Kak yeti dan seorang anak  lain yang sakit tipus sudah tidak ada. Jangan-jangan kak yeti....
Saat itu,masuklah seorang perawat. Langsung saja yudi bertanya.
“yang kemarin di kamar ini kemana, suster ?”  Tanya yudi gugup.
“yang satu sudah sembuh, yang satunya lagi sudah dibawa ke kamar mayat !” Kata   perawat itu.
Yudi tercenung. Tiba-tiba lututnya lemas. Yudi terjatuh di depan ranjang kak yeti. Bungkusan kue kesayangan kak yeti terlepas dari tangannya. Air mata  yudi tidak bisa dibendung.
“kak yeti ! Jangan tinggalkan aku ! Aku sayang kak yeti !  Maafkan yudi....” Isak yudi lirih.

Tiba-tiba yudi mendengar suara cekikikan yang sangat dikenal di belakangnya. Yudi menoleh ke belakang. Astagaaa ! Tampak kak yeti berdiri di samping ibu. Perban yang kemarin melilit di kepala dan tangannya sudah tidak ada. Kak yeti nampak segar bugar. Ah , rupanya yudi salah tebak. Yang meninggal itu ternyata si pasien penderita tipus.
“kamu menangis, yud ?” Ledek kak yeti sambil tergelak.
“siapa yang nangis, week ! Aku cuma latihan sandiwara kok, buat tugas bahasa indonesiaku besok !” Alasan yudi sambil menyeka air matanya dengan ujung krah baju. Di dalam hati ia lega sekali dan bersyukur pada tuhan.
Hari itu kak yeti sudah sembuh dan diizinkan  pulang sekolah. Yudi berjanji, besok ia akan membantu pekerjaan rumah, walau tanpa diminta kak yeti. Meskipun cowok, sebentar lagi aku kan smp, harus belajar mandiri. Guman  yudi riang.
“yud, tolong sapu halaman rumah !”  Teriak kak yeti dari luar rumah.
Yudi hanya menggosok-gosok hidung . Matanya lalu terpaku lagi ke film televisi harry potter yang sedang seru-serunya. Namun, tiba-tiba kak yeti sudah berada di hadapannya. Memegang sapu, dan bertampang sengit.
“yudi, kamu dengar tidak ya ? Kakak minta tolong sama kamu !”
Yudi mendongak sebentar, lalu mengikuti adegan pertarungan di televisi lagi. Kak yeti kehilangan kesabarannya. Diambilnya remote di meja, lalu klik ! Pesawat televisi padam.
“aaah...!”  Yudi menjerit dan menggeram. Kak yeti lari terbirit-birit ke luar rumah. Yudi mengikik penuh kemenangan. Lalu kembali menyetel televisi.
Suatu hari, pulang sekolah, yudi masuk ke rumah tanpa melepas sepatu. Ups, lantai menjadi kotor. Ternyata lantai masih basah karena baru dipel. Melihat itu, kak yeti menatap yudi dengan garang.
“yudi ! Baca dong, tulisan di depan pintu ! Ah, lantainya jadi kotor  lagi ! Sebel aku sama kamu, yud !”  Geram kak yeti.
Sebelum berangkat sekolah, kak yeti yang sangat rapi itu , selalu membereskan rumah. Ia masuk siang.
Yudi tersenyum, lalu berjalan santai melewati kak yati dengan sepatu kotor. Kak yeti memburu yudi. Yudi menjerit dan cepat-cepat menyelamatkan diri ke kamar. Lalu cekikikan sendirian di kamar.
Setelah berganti baju, yudi makan siang. Setelah makan, piringnya ia letakkan begitu saja di atas meja. Yudi tidak peduli dengan pesan kak yeti agar mencuci piring sendiri setelah makan. Cepat-cepat ia berlari menuju lapangan, untuk bermain bola bersama teman-temannya.
Sepulang sekolah, kak yeti ngomel-ngomel lagi.
“yudi kamu kan sudah kelas enam sd, sebentar lagi smp, kenapa tidak latihan mencuci piring sendiri sih !”
“yee, aku kan cowok, mencuci itu tugas perempuan ! Jawab yudi.
Begitulah pertengkaran kecil yang sering terjadi antara yudi dan kakaknya. Kak yeti sangat rapi dan rajin membereskan rumah. Sementara yudi lebih suka nonton film dan main bola.

Suatu hari, ketika pulang sekolah, yudi menemukan rumahnya sepi sekali. Tidak ada orang di rumah. Ia menemukan secarik kertas di atas meja, berisi pesan dari ibunya. Isinya, memberitahu kalau kak yeti dibawa ke rumah sakit karena terserempet motor. Ibu meminta yudi mengerjakan tugas rumah yang biasa dilakukan kak yeti.
Yudi menelan ludah. Kak yeti di rumah sakit ?  Yudi tidak percaya. Kenapa ini bisa terjadi ? Ah kini ia harus mengerjakan pekerjaan rumah.
Siang itu yudi menyapu halaman rumah dan menyiram bunga. Huh, capeknya ! Keluh yudi , lalu menjatuhkan tubuhnya di atas rumput. Nafas yudi ngos-ngosan. Ia heran, karena kak yeti bisa melakukan semua itu setiap hari.
“aku tidak boleh kalah !” Guman yudi, lalu berusaha bangkit lagi. Yudi menyelesaikan tugas menyiram rumput. Lalu mencuci piring.
Tiga hari pun berlalu. Kak yeti masih di rumah sakit. Yudi menyapu ruang depan. Ia merasa bosan. Pekerjaan rumah membuatnya tak sempat bermain dan nonton televisi. Tiba-tiba yudi merasa kasihan pada kak yeti. Ia menyesal tidak pernah mau membantu kakaknya yang rajin itu.
Saat sedang melamun, tiba-tiba pintu terbuka.
“kak yeti !” Teriak yudi. Namun ia kemudian terdiam, karena yang muncul ternyata ibu dan paman bagus.
“kak yeti masih belum boleh pulang yud,” ujar ibu sedih.
Saat itu, yudi merasa rindu sekali pada kakaknya.
Esok harinya, sepulang sekolah . Yudi langsung mampir ke rumah sakit. Ia membawa bungkusan kecil. Berisi kue kesukaan kak yeti. Tepat di depan kamar kak yeti, yudi bengong. Kamar itu kosong. Kak yeti dan seorang anak  lain yang sakit tipus sudah tidak ada. Jangan-jangan kak yeti....
Saat itu,masuklah seorang perawat. Langsung saja yudi bertanya.
“yang kemarin di kamar ini kemana, suster ?”  Tanya yudi gugup.
“yang satu sudah sembuh, yang satunya lagi sudah dibawa ke kamar mayat !” Kata   perawat itu.
Yudi tercenung. Tiba-tiba lututnya lemas. Yudi terjatuh di depan ranjang kak yeti. Bungkusan kue kesayangan kak yeti terlepas dari tangannya. Air mata  yudi tidak bisa dibendung.
“kak yeti ! Jangan tinggalkan aku ! Aku sayang kak yeti !  Maafkan yudi....” Isak yudi lirih.

Tiba-tiba yudi mendengar suara cekikikan yang sangat dikenal di belakangnya. Yudi menoleh ke belakang. Astagaaa ! Tampak kak yeti berdiri di samping ibu. Perban yang kemarin melilit di kepala dan tangannya sudah tidak ada. Kak yeti nampak segar bugar. Ah , rupanya yudi salah tebak. Yang meninggal itu ternyata si pasien penderita tipus.
“kamu menangis, yud ?” Ledek kak yeti sambil tergelak.
“siapa yang nangis, week ! Aku cuma latihan sandiwara kok, buat tugas bahasa indonesiaku besok !” Alasan yudi sambil menyeka air matanya dengan ujung krah baju. Di dalam hati ia lega sekali dan bersyukur pada tuhan.
Hari itu kak yeti sudah sembuh dan diizinkan  pulang sekolah. Yudi berjanji, besok ia akan membantu pekerjaan rumah, walau tanpa diminta kak yeti. Meskipun cowok, sebentar lagi aku kan smp, harus belajar mandiri. Guman  yudi riang.


Tag
cerpen anak-anak ketika kak yeti tidak ada, 
cerpen online cerpen 5 m
cerpen anak-anak
cerpen pendidikan
cerpen lama banget


Artikel Terkait
Newer Post Older Post Home

Entri Populer

  • PAHLAWAN TANPA TANDA JASA SEBENAR-BENARNYA
  • KARENA WAJAH KITA TAK SAMA

Blog Archive

  • ►  2015 (35)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (23)
    • ►  May (2)
    • ►  January (2)
  • ▼  2014 (94)
    • ►  December (8)
    • ►  November (6)
    • ►  October (12)
    • ►  September (5)
    • ►  August (6)
    • ►  July (12)
    • ►  June (9)
    • ►  May (7)
    • ►  April (3)
    • ►  February (12)
    • ▼  January (14)
      • KENAPA ALLAH MENGUJI KITA ,YA ?
      • SASKIA
      • Ayo Dolanan
      • Prajurit Hujan
      • Hati Sahabat
      • SAJAK DALAM BOTOL
      • PENYIHIR BERPRESTASI
      • TABIB PALSU DAN PUTRI MELATI
      • PROFIL SENIOR ( MOS SERAM 4)
      • BRIEFENG MOS SUPER BAU ( MOS SERAM 3 )
      • PESAN SARAT MENAKUTKAN (MOS SERAM 2)
      • MOS SERAM ( Prolog) (MOS SERAM 1)
      • KETIKA KAK YETI TIDAK ADA
      • Ayub dan ulat-ulat yang menggerotinya
  • ►  2013 (29)
    • ►  December (16)
    • ►  November (8)
    • ►  September (1)
    • ►  June (2)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2012 (25)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (3)
    • ►  July (1)
    • ►  June (2)
    • ►  May (9)
  • ►  2011 (13)
    • ►  December (1)
    • ►  November (3)
    • ►  October (3)
    • ►  September (2)
    • ►  June (1)
    • ►  May (2)
    • ►  January (1)
Betapa mudah dan tak sadar menjadi sombong dan tidak iklas dalam beramal (kata mutiara)

Powered by Blogger.
Copyright 2013 CERPEN 5M - All Rights Reserved
Template by Mas Sugeng - Powered by Blogger