CERPEN 5M

hahaha

  • Home
  • Quote gua
  • CERPEN
  • DAFTAR ISI
  • OPINI
  • TENTANG BLOG
Home » Archive for 01/01/2014 - 02/01/2014

Tuesday, 21 January 2014

KENAPA ALLAH MENGUJI KITA ,YA ?

Ujian Hidup


 Kenapa Allah menguji kita dengan musibah, kecelakaan, kesedihan, kesepian
 dan juga menguji kita dengan pujian dan kesuksesan, miskin kaya,

 Allah itu  yang membuat skenario dan juga yang menulis takdir kita
Kenapa sih Allah tidak membuat kita sukses, jalan hidup kita mulus, tidak ada rintangan , godaan
Kenapa jalan hidup kita harus membuat kebodohan,  berbuat kesalahan, kekhilafan, memalukan, kekecewaan, kesedihan, kesepian
 Adalah
Karena Allah sayang kita
Agar kita ingat Dia
AGAR KITA BERGANTUNG DAN BUTUH DIA
AGAR KITA JANGAN SALAH JALAN
AGAR KITA JANGAN KETERLALUAN
AGAR KITA BERUNTUNG
Dan JUGA Allah ingin tahu
Siapa SIAPA saja yang paling PERCAYA dan YAKIN dengan
kebaikan dan sayang Nya






Friday, 17 January 2014

SASKIA

SASKIA
  “Aku yakin mereka tidak akan datang  Ma,”  ujar Saskia. Ia masih terkulai lemah di rumah sakit tapi mencoba tetap tersenyum. Bahkan luka bakar itu masih terasa perih menusuknya tapi ia mencoba bangun di ranjang dan bersandar di bantal agar ia bisa terlihat sehat.
      “Mereka teman-teman kamu yang baik, mereka bersahabat dengan kamu bukan karena fisik kamu Sas,”  kata Mama dengan trenyuh. Di belainya rambut Saskia.
       “Tapi mereka pasti takut sama aku, wajah aku sudah hancur Ma,  wajahku kayak hantu,”  suara Saskia bergetar. Sebening air mata mengalir di pipinya yang hitam memerah. Ia langsung menghapus air mata itu. Ia tidak ingin menangis. Tapi air matanya tidak bisa dibendungnya. Ia terisak.
         Mamanya memeluk putrinya. “Kamu harus ridho, semua ini sudah ditakdirkan Allah. Kecelakaan itu tidak akan ini terjadi kalau Allah tidak menetapkannya,”
        “Aku tahu Ma, aku tahu Ma, aku iklas, aku pun sudah tidak peduli bila mereka yang dulu baik padaku menjauhiku, yang penting ada Mama, sudah cukup bagiku Ma,”  
        “Allah tidak akan meninggalkanmu Saskia, Mama bangga sama ketabahan kamu,”  Mama memegang tangan putrinya itu.
         “Mama apakah aku cantik di matamu,” 
         “Kamu putriku yang cantik, hatimu sangat cantik,”  kata mamanya.
          Kata itu sangat menyejukan hati Saskia. Ia tersenyum. Lalu matanya memejam. Ia sudah tidak peduli dengan keadaannya. Ia merasa Allah maha adil. Dan dunia ini hanyalah sekejap dan tidak abadi. Banyak orang muda lalu menjadi keriput dan tua. Orang-orang yang dicintainya meninggalkannya, Papa, Kakek nya. Orang lahir dan meninggal, apa yang dibanggakan di dunia ini, semua akan kembali kepada pencipta Nya. Apa yang disombongkan dan apa yang perlu ditakutkan. Semua akan mendapat balasan dari Allah kelak. Orang yang baik, orang sabar, orang yang jahat. Saskia ingin tetap bersyukur dan ia tidak ingin mengeluh. Semua ini pasti ada hikmahnya. Allah hendak mengujinya. Ia tetap yakin Allah maha baik, dan sangat sayang padanya.  Ia yakin Allah melindunginya dengan keadaannya yang sekarang dan mungkin ujian  ini adalah sarana baginya untuk keselamatan abadi.


         Sebulan kemudian di sebuah rumah kecil, seorang memakai kerudung dan wajahnya menyeramkan penuh bekas luka bakar sedang duduk membaca buku komik, dan ia sedang tertawa. Di sampingnya ada aku, Anggun, Fitri dan Rehan. Kami teman-teman di kelasnya. Dulu, kami pernah tidak dianggap oleh Saskia karena kesibukan dan bejibunnya kegiatannya. Tapi sekarang kami sudah melupakan sakit hati itu, sekarang kami tunjukan kalau kami benar-benar ingin tulus bersahabat dengannya, tidak peduli dengan fisiknya yang sekarang. Ternyata Saskia seorang yang asyik, ia seorang yang tabah dan kuat. Dan ia mencoba bangkit lagi. Hari ini, kami ke rumahnya, Kami bawakan komik untuknya selama ia dalam perawatan. Dan kami senang ia bisa  tertawa. Dan kami berjanji akan menemaninya bila ia sudah masuk sekolah lagi. Kami yakin hal berat akan ia alami tapi  kami yakin ia bisa mengatasinya.
        Dulu ia memang Saskia, seorang model majalah remaja, ia sangat cantik, populer, banyak orang memujanya,  banyak cowok ingin menjadi pacarnya, banyak orang ingin menjadi temannya dan mengaku temannya meskipun ia tidak kenal, yah, sekarang keadaan terbalik, sejak sebagian tubuh dan wajahnya terbakar karena kecelakaan mobil itu. Nama Saskia tenggelam, orang yang melihatnya atau anak kecil mungkin ketakutan. Mereka menjauhinya dan sekarang ia hanya memiliki teman yang sedikit . Hanya  aku,  Anggun, Fitri dan Rehan.  Ia mengganggap kami  adalah teman sejatinya.

           Allah telah menjanjikan surga kepada hamba-hambanya yang saat berhadapan dengan kekurangan dan kesulitan hidup di dunia ini yakin kepada Allah dan sabar untuk memperoleh ridho Nya, selain itu Allah akan menghilangkan semua ketidaksempurnaan rohani maupun jasmani dari orang-orang ini di surga dan akan menciptakan mereka dalam bentuk yang paling indah dan paling abadi ( from AlQuran sebagai petunjuk hidup)


tamat

Ayo Dolanan

Ayo Dolanan
Santi berusaha mempertajam pendengarannya, sayup-sayup dia mendengar suara anak kecil ramai di luar, tepatnya di samping jendela kamarnya. Memang waktu itu kalau santi tahu keadaan diluar, akan terlihat sinar purnama yang indah bercokol anggun di langit. Pohon kelapa di samping rumah santi  berdiri dengan tegak, seolah menantang bulan itu dengan sombongnya.  Suara jangkerik mengerik karena sepinya malam itu. Jam satu tengah malam, santi sebenarnya dia senang, karena ia terbangun dari tidurnya.  Alarm hpnya membantu membangunkannya dari mimpi indahnya. Yah, dia harus belajar untuk menghadapi ulangan minggu depan. Dan ia juga ingin sholat tahajud. Ia ingin berdoa agar diberi kelancaran dan kesuksesan menghadapi ujian. Kata orang waktu itu sangat baik untuk memanjatkan doa karena biasanya doa-doa akan terkabul.
          “Yok, prokonco dolanan ing jobo, padang wulan, padangae koyo rino...rembulane sing awe-awe ngelingake ojo podo turu sore (ayo teman bermain di luar, terang bulan, bulannya yang terang, mengingatkan kita jangan tidur sore)...
          Lagu itu..nyanyian itu...suara anak kecil ramai di luar...sungguh menggelitik rasa penasaran santi. Ingin sekali ia membuka jendela, dan melihat siapa saja yang berada di luar. Tapi pada jam  satu  malam, apakah itu suara Udin, Rahma dan anak kecil tetangga sebelah. Masa sih jam segini ada anak kecil masih bermain di luar,.apakah itu suara hantu. hii,..Santi  bertanya-tanya dalam hati. Ia salah satu orang yang tidak percaya dengan hantu. dan dia adalah termasuk cewek yang pemberani. Sering dia pulang sekolah  melewati kuburan atau tempat yang dikira angker, karena ia memang lewat jalan itu pulang sekolah sore. Dan ia ingin sekali membuka jendela kamarnya. Suara itu sangat dekat, yach di samping kamarnya.
          “Santi, yok dolanan karo aku !”
          Hah, santi terperanjat, suara anak kecil memanggil namanya.  Santi merapat di jendela. Ia pasti salah dengar. Bagaimana mungkin ada anak kecil memanggilnya di luar. Suara itu bening banget dan seperti angin yang lewat saja. Santi mendekap mulutnya sendiri. Ia ingin mendengar lagi. Mungkin suara anak perempuan  yang memanggilnya itu akan terdengar lagi. Hening banget malam itu,  sudah sepuluh menit Santi terpekur menempel di dinding dekat jendelanya. Huff, ia menghela nafas panjang. Yach tiba-tiba ia tersenyum sendiri. Ia menertawakan dirinya sendiri. Tidak ada apa-apa. Mungkin ia masih terbawa suasana mimpinya tadi. Santi  menarik kunci jendela kamarnya. Ia membuka lebar-lebar jendela kamarnya. Angin dingin langsung menampar wajahnya. Seperti dugaanya, tidak ada apa-apa di luar. Hanya angin semribit. Hanya pemandangan malam yang terang bulan.  Tidak ada bau bunga mawar atua kenanga. Mana hantunya tidak ada. Haha..santi ngikik sendiri. Yang ada di kejauhan somad, bujangan tukang ronda sedang berjalan keliling kampung buat meronda. Ia segera menutup jendela, takut somad yang genit itu akan melihatnya. Santi kemudian bangkit dari kamar dengan ceria, ambil air wudhu, sholat dan lalu belajar dengan tenang, sampai jam tiga dia lalu tidur lagi.
          Esok, harinya santi bercerita tentang pengalamannya pada Winda dan Eka. Yach,  dua sahabatnya di sekolah itu  tentu saja bergidik mendengar cerita itu.
         “Ya  ampun, itu hantu sin, itu hantu anak zaman dulu, mereka itu anak-anak kecil yang jadi korban perang, kamu tahu kan di dekat rumah kamu ada bangunan tua, konon itu keraton kepala desa kampung kita zaman dulu,” kata winda dengan muka pucat.
         “Iya, atau mungkin itu  hantu anak yang disiksa orang tuanya. Konon beberapa tahun yang lalu ada anak yang meninggal mengenaskan, disekap dalam ruangan dan tidak dibolehkan bermain, pokoknya sadis banget itu orang tua,”  ujar Eka sambil menempel di dekat Winda.  Mendengar cerita santi saja ia sudah takut apalagi kalau dia mengalami sendiri, “Kalau aku jadi kamu sin, akiu  tidak mungkin akan membuka jendela itu dan yang pasti aku akan ngacir lari ke kamar ibuku..”
          “haha..aku malah penasaran ingin bertemu hantu kecil itu kayak apa rupa mereka..” santi malah ketawa ngakak. Ia senang karena berhasil membuat temannya itu ketakutan.
          “Jangan sin, please kamu jangan ladenin hantu itu, aku gak ingin kamu dibawa hantu kecil itu...” kata winda.
          Santi hanya tersenyum saja waktu itu.  Mana mungkin ia dibawa hantu. ada-ada saja winda. Dan istirahat telah selesai. Santi, Eka dan winda kembali ke kelas mereka.
#############
          “aku melu  aku melu dolanan, yo konco jo podo ngilang, oyak- oyaan sopo sing menang, menang kalah ojo podo jedoaan ( aku ikut, aku ikut bermain, ayo teman jangan menghilang, ayo kejar-kejaran, menang atau kalah jangan bertengkar)
          Santi tersentak. Lagu itu, nyanyaian anak-anak itu. Tepat waktu ia terbangun jam dua malam. Suara anak-anak yang ribut sedang bermain kejar-kejaran di luar terdengar lagi. Suara cekikian dan juga riuh anak-anak bermain. Jantung santi berdebar. Sial, mereka itu mengganggu belajarnya saja. Sekarang ia sedang berkutat dengan rumus matematika yang sulit. Tiba-tiba saja mereka ,suara itu datang. Santi lalu bangkit dari meja belajarnya. Kursinya ditarik. Ia mendekati ke jendela. Ia lalu membuka jendela kamar. Dan ia tercengang. Ia melihat di luar ada lima anak kecil sedang berlarian, ada yang matanya ditutup di balik pohon kelapa itu. Tiba-tiba  anak kecil laki-laki memakai ikat kepala dan yang perempuan memakai kain yang dililit di dada itu menengok ke arah santi. Mereka  berhenti bermain.
          “ayo dolanan ?”  ajak mereka pada santi sambil tersenyum. Wajah mereka polos dan nampak gembira.
          Santi terpekur. Ia merasa makin penasaran. Siapakah mereka. apakah mereka hantu. santi tidak percaya. Ia kemudian naik jendela dan keluar lewat jendela kamarnya.
          “Siapa kalian ?” tanya santi mendekati mereka.
          Anak kecil itu tidak menjawab. Mereka berteriak riang karena santi akan ikut bermain dengan mereka. lima anak kecil mengelilingi santi. “sekarang kamu yang bermain ?” kata anak laki-laki itu. Lalu tangan santi diseret. Santi tidak menolak. Ia diam saja. Tangan itu sangat dingin seperti es. Mereka membawa santi ke bangunan rumah. Mata santi ditutupi oleh kain warna merah. Lalu ia mendengar anak kecil itu berhitung dan mereka pergi semua dari tempat itu. Santi membuka kain itu ketika ia tidak mendengar suara. Kemana  anak kecil itu. angin berhembus sangat dingin. Suara burung malam bersiul di batang pohon kelapa.
          “Dimana kalian ?”
          Santi berjalan dengan heran. Ia berada di tempat aneh. Tempat yang gelap. Dengan pohon-pohon merambat yang besar.
          “Aku disini,”  lima anak itu tiba-tiba muncul dari balik pohon saman raksasa itu. Dalam cahaya remang-remang, santi  melihat baju anak-anak itu seperti terkoyak berlumuran darah. Bau amis menyeruak hidungnya. Wajah lima anak itu putih pucat. 
          Santi ingin lari dari tempat itu. Ia takut sekali. Ia ingin pulang. Bukankah ia harus belajar untuk ulangan besok.
          “Kamu tidak boleh pulang, kamu harus terus bermain dengan kami,..bermain itu sangat menyenangkan,” kata anak perempuan yang berambut panjang  sepantat itu yang tiba-tiba menangis. Tiga anak kecil lainnya berjalan di belakang gadis itu. “Giliran kamu, kamu kalah, kamu harus main lagi,” kata anak itu sambil terus menangis sesenggukan dan  mendekat pada santi. Sinar bulan yang remang-remang memperlihatkan mata gadis itu tanpa kornea. Gadis itu mendekat dan mencengkeram mata santi dari belakang. Santi meronta tapi ia terpaku di tempatnya, kakinya tidak bisa digerakkan. Ia berteriak sekuat tenaga dan ia hanya bisa berteriak tanpa suara.

(tamat.)  22 Apr. 12

Wednesday, 8 January 2014

Prajurit Hujan

cerpen motivasi judul prajurit hujan


“Hui..Huiiiiiiiiiiiiuuu !!”  nampak Martono meniup seruling dari daun kelapa itu. Suara itu adalah morse buat  prajurit hujan yang lain. Martono memanjat batang pohon yang sebesar pahanya. Gerakannya cepat dan lincah bagai kera. Rupanya dia sering memanjat pohon, tidak sangsi lagi, ia jago naik pohon.
        Yah. Mereka sedang main-main meskipun sudah jam delapan, dan tidak dibilang pagi lagi. Anak-anak desa hujan itu masih belum masuk ke kelas. Sekolah hujan terhampar di tengah ladang, dikelilingi padang ilalang yang luas, dengan daun berwarna hijau kekuningan,  di langit awan mendung bergulung, pohon-pohon memanjang di pinggir dan di belakang sekolah, gerombol rumput dan semak, membuat sekolah bercat kuning  pucat yang nyaris roboh itu menjadi  lukisan alam yang hidup, dan indah.
       Jarim dan  rohim lebih dulu sampai ke tempat Martono. Nafas mereka tersengal seperti serdadu bodoh yang baru dikejar musuh. Mereka memakai pakaian lusuh, dan  itu dinamakan seragam sekolah. Warna biru yang pudar. Tak lupa mantel plastik bergantung di pundak mereka.
      “Dimana Zahro sudah datang belum ?” kata Jarim sambil berkacak pinggang dan menatap ke Martono di atas pohon. Kepalanya yang tanpa rambut, membuat dia dikagumi oleh kelompoknya dan bagai bos gayanya. Lalu ia pun menggigit daging kelapa yang disimpan di sakunya. Itu adalah makanan bekal sekolahnya. Lumayan buat mengganjal perut yang pagi belum disi.
      “Itu dia..?”  Martono di atas batang pohon dan berbaring bagai ular itu meneropong sosok perempuan kecil dengan jilbab. Perempuan kecil itu mendekati mereka. langkahnya cepat. Zahro mengibaskan ilalang yang menghalangi jalannya. Ia memakai tas buntut yang diselempangkan di dada.  Kaki yang dibungkus sepatu but dan juga payung bermotif bunga yang ditutup. Wajahnya tegas dan ia terlihat anak yang cerdas.
       “Buubuugguugunauuuug !” sapa Zahro. Ya, zahro gadis kecil yang bisu itu seolah memberitahu. Martono melorot dari pohon langsing itu. Itu adalah kegiatan favoritnya. Ia sudah bergabung dengan Jarim dan Rohim. Mereka bertiga mencoba menterjemahkan setiap suku kata yang terbang dari mulut zahro.
        “Apa ? mbah guru tidak datang ? dia sakit lagi kah ?”  ujar si paling gendut Rohim.
        Zahro menggeleng. Lalu ia menunduk. Wajahnya seperti suasana gerimis yang sering melanda kawasan desa mereka. lalu keempat anak itu  menghela nafas.  Mengeluarkan kegundahan dan juga rasa yang mengganjal, dan kerinduan sejak mbah guru tidak ada.
        Mereka merindukan sosok itu. Sosok wanita tua, dan sangat pantas di panggil nenek. Sosok dengan jilbab lebar dengan senyum menghias di gigi ompong, dan wajah berkerutnya naik sepeda unta, yang selalu datang terlambat tapi selalu dinanti itu. Sosok yang riang gembira dan bagai mereka adalah teman.
        Lalu mereka terduduk lemas, di atas rerumputan basah, memandang langit di atas sekolah hujan yang  menghitam. semangat sekolah sudah terampas, bagi mereka sekolah adalah mbah guru, dan meskipun di sekolah itu banyak guru yang baik dan mumpuni, tapi di hati mereka tetap mbah guru lah yang selalu memimpin dan menjadikan mereka mempunyai khayalan. Ilusi-ilusi kalau masa depan akan lebih baik. Dengan sekolah kamu akan dihormati. Dan lebih dari itu ada segudang ilmu yang membuat kamu tidak menjadi culas tapi juga berbudi. Angan mereka membumbung bagai asap  cerobong yang dihembus angin ladang. Angan tentang mbah guru.  Lima bulan yang lalu, mereka tidak kenal mbah guru.
         Saat pelajaran Bu Nanik, itulah sosok tua itu muncul. Mengganti Bu Nanik yang katanya sedang ikut pelatihan kurikulum di kota selama seminggu. Memang sosok mbah guru tidak sering tampil di sekolah hujan. Dia seolah tersembunyi. Bagai lukisan usang di gudang. Dan bahkan Martono mengira mbah guru itu hanya seorang pesuruh. Nyatanya dia seorang guru. Guru yang sudah lama sekali.
           Dia betul-betul sosok yang berbeda. Gayanya yang lugu dan sangat suka tertawa. Mbah guru mengenalkan bahasa indonesia lewat cerita-cerita dongeng. Betapa seluruh guru muda heran, dimana kelas yang biasanya ramai mendadak sunyi senyap seperti kuburan. Dimana murid-murid pergi, ternyata mereka sedang asyik mendengarkan kisah mbah guru, tentang perahu pembangkang nabi nuh yang karam, tentang nabi musa yang hebat, semua anak seperti tersihir dan juga tergelak oleh dongeng kancil yang cerdik. Bahkan empat anak yang istimewa di kelas hujan. Spesial dalam arti minoritas itu. Zahro yang bisu mendadak tidak merengut di sekolah itu, ia bisa tertawa dalam suaranya yang aneh,  Martono yang bandel jadi penurut, jarim yang sombong jadi suka membela teman yang lemah dan Rohim yang penakut menjadi bisa lepas dari tasnya. Siapa yang tidak mencengangkan. Selama empat tahun rohim belajar di bawah meja ataupun selalu kepalanya ditutupi tas. Yach, ia takut sekolah. Ia takut guru. Tapi semenjak mbah guru datang  mengajaknya ngobrol dan mengejarnya waktu lari sembunyi ke luar kelas, ia menjadi rohim yang baru. Betapa  anak-anak di sekolah hujan tidak bisa melupakan peristiwa itu. mereka melihat keributan itu, bagaimana mbah guru lari dengan rok lebarnya ia memanjat tembok setinggi satu meter demi untuk mengejar rohim.
            Lalu pelajaran berhitung dengan mengejar belalang di semak-semak adalah favorit anak kelas hujan. Mereka betapa riangnya berlari, tergopoh-gopoh, berteriak-teriak, berlomba, lalu menghitung belalang itu yang dimasukkan ke dalam kantong plastik. Kadang-kadang wajah mereka nampak berbalur tanah becek, berebutan belalang dan baju mereka kotor, dan semua anak wajib menertawakan keadaan mereka sendiri waktu itu. Dan mereka merasa itulah wisata bermain yang tidak akan mereka lupakan.
         “Kalian tahu ksatria pandawa, mereka hebat karena digodok dan ditempa berbagai cobaan, dan kalian tahu sekolah di daerah hujan tidaklah mudah. Karena itu hanya  sedikit yang bertahan di sini, setiap pagi sampai siang di sini hujan. Bahkan banjir sudah menjadi bayangan yang nyata. Karena itu ibu namakan kalian itu prajurit hujan. Seorang prajurit tidak gampang menyerah bukan, kalian ke sini naik perahu atau menyusuri jembatan sungai, bisa-bisa juga berlari dalam kejibak hujan, kedinginan, tapi pasti ada cara mengatasi itu. Yang penting kalian mau sekolah bukan ?”
          Semua anak saling pandang. Mereka senang dengan sebutan itu. Yach mereka adalah prajurit. Prajurit hujan. Angan mereka tiba-tiba terhempas ketika mereka mendengar denting lonceng masuk sekolah dibunyikan, hujan mengguyur kepala rohim, Jarim, martono dan Zahro. Mereka enggan beranjak dari tempat itu, meskipun tetes hujan membuat kulit mereka dingin menggigil. Mereka mendengar Pak Anwar memanggil nama mereka. Pak Anwar  dengan kaki  agak pincang, terlihat menghampri empat anak itu lalu  dia diam membatu dengan pandangan tidak mengerti. Payung hitam lebar yang digenggamnya menunjukkan wajah bijaknya.
          “Kalian harus masuk ke kelas ?”
          Rohim, Jarim, Martono, zahro tetap membeku. Air hujan mengaliri wajah mereka. dan mereka tidak berusaha menghapusnya. Mereka merasa masih prajurit hujan. Dan tidak gampang menyerah oleh hujan.
          “Meskipun tidak ada mbah guru, kalian harus tetap masuk ke kelas, sekarang !” tegas pak anwar.
          Suara pak anwar mengalahkan halilintar. Membuat anak itu bergidik lalu seperti anak yang sudah lemah, anak itu mengekor di belakang pak anwar. Mereka masuk ke kelas dan di kelas teman mereka sudah menanti. Pak anwar menjelaskan alasan mbah guru tidak ada di sekolah hujan akhir ini.
         “Mbah guru sebenarnya tidak sakit, ia mengalami kepikunan, ia sudah tua, dan seharusnya orang setua dia tidak bekerja,”  kata pak anwar dengan suara kharismatiknya. Seisi kelas sedakep di meja dan menatap pak anwar tak berkedip.
       “Tapi kemarin dia bisa bekerja, kenapa dia tidak boleh bekerja ?”  tanya Martono. Ia merasa ada ketidakadilan di sekolah hujan. Atau di dunia ini ada yang telah berbuat tak adil pada mbah guru, dan ia tak rela.
      “Ehm, sebenarnya oleh pemerintah mbah guru tidak boleh kerja, usianya sudah mencapai pensiun, tapi karena ini sekolah swasta dan karena kebutuhan ekonomi dia harus tetap mencari uang, tapi akhir ini  ia mengalami musibah, bahkan dia tidak tahu hari dan selalu bicaranya diulang-ulang,”
        Rohim, martono, jarim, Zahro dan prajurit hujan yang lain mulutnya ternganga. Penjelasan pak anwar seperti tidak bisa diterimanya, atau saat itu mereka tidak bisa menangkapnya. Bagi mereka, mereka harus bertemu mbah guru. Dan pak anwar bersedia mengantarkan prajurit hujan mengunjungi guru tua itu. Para murid bersorak gembira.
       “Tunggu dulu, kalian jangan gembira dulu, kalian harus memberikan sesuatu untuk mbah guru, Rohim katanya kamu ingin mempersembahkan tulisan yang pernah mbah guru berikan yang sudah kamu hafal, boleh kami mendengarnya..”
         Rohim tersenyum. Meski nampak ragu dia maju ke depan. Anak yang paling penakut itu kini bisa dengan langkah panjang maju di depan kelas. Ia mengambil kertas secuil dari saku bajunya. Anak-anak tergelak sejenak oleh gayanya yang jenaka. Yah, ternyata meskipun ia sudah berusaha menghafal kata-kata yang diberikan mbah guru, ia masih belum juga hafal. Lalu ia membacakan tulisan itu. Dan tulisan yang dibaca Rohim itu membuat pak anwar trenyuh, dan ia berusaha menyembunyikan matanya yang semerbak memerah karena ingin menangis.

       Hatiku...jujurlah...
  Kalau engkau tak sanggup menjadi cemara yang kokoh di puncak bukit ... jadilah saja belukar yang teguh di tepi jurang...  Belukar itu senantiasa istiqomah dalam perjuangannya untuk hidup.  Ia belajar dari kesehariannya untuk mendewasakan batangnya,  batangnya yang menyanggahnya untuk tidak masuk ke dalam jurang...  Hatiku...ketahuilah!!!  Ternyata untuk menjadi belukar saja itu tidak mudah!!!  Belukar harus ikhlas agar ia tak iri pada cemara...  Belukar harus tawadhu agar ia tak sombong pada rumput...  Belukar tetap belukar sampai ia bisa berjumpa dengan Penciptanya...  Kalau engkau tak sanggup jadi belukar...jadilah saja rumput,  tetapi rumput yang senantiasa memperkuat pinggiran jalan...  Kalau engkau tak sanggup menjadi langit...jadilah saja bumi,  tetapi bumi yang setia dan ikhlas untuk dipijaki oleh setiap manusia.  Tidak semua insan sanggup berbuat seperti pengemis yang tawadhu',... izzahnya tinggi walau orang lain merendahkannya... karena ia mempunyai HATI sehingga dekat dengan sang Robbi...  --------

 TAMAT

Sumber tulisan hatiku jujurlah dari=dadung .net


(PKT)

tag
kumpulan cerpen motivasi judul prajurit hujan
kumpulan cerpen pendidikan judul prajurit hujan
kumpulan cerpen online judul prajurit hujan

Hati Sahabat

kumpulan cerpen remaja cerpen persahabatan, hati sahabat

"Udah Nay, kamu pulang aja, Nay, aku sudah baikan di sini."  Fira kembali  membujuk agar Nay segera meninggalkan kamarnya.

Tapi Nay tetap tidak bisa bergeming. Nay sepertinya tuli.

"Gila, kamu Nay, kamu harus pulang sekarang ! dan tidak ada gunanya menunggu aku di sini." Fira mulai menarik kucir rambut panjang Nayla.

Aduh !  Nay  menoleh ke belakang, tapi  dia tidak melihat siapa-siapa kecuali Fira yang tergolek lemah dengan selang  infus di lengannya dan tabung oksigen yang selalu setia di sampingnya.

Fira menarik nafas panjang. Dia kembali mendekati pembaringan Fira setelah menyimpan buku pelajarannya di tasnya.

Ibu Fira pun melakukan ekspresi agar Nayla segera pulang. "Nak, di luar sudah sore dan mungkin akan turun hujan."

"Jadi, ibu tidak mengizinkan saya menginap di sini,"

Ibu Fira tersenyum. "Wajahmu pucat, Nay, kamu kurang istirahat , pasti capek sekali kegiatan di sekolah. Ibu harap kamu tidak usah ke sini setiap hari. Fira sudah cukup kuat. Lihat saja, tidurnya sangat damai."  Ibu Fira menoleh ke arah Fira.

dan Ibu Fira memang tidak bohong. Fira nampak lebih tegar. Dan seperti tidak membutuhkan siapa-siapa lagi kecuali seorang sebaik ibunya. Sebenarnya kalau boleh jujur, Nayla lah yang sangat kehilangan Fira.

Yah, Nayla lah yang membutuhkan Fira di sampingnya. Sejak Fira sakit tidak ada yang membelanya di sekolah  kalau dia diserang oleh teman-temamnya.

Baginya Fira adalah teman yang asik. Dia tidak pernah menyakiti hatinya. Dia juga tidak pernah meninggalkannya. Dan selalu mendukungnya.

Pernah Nayla bilang kepada Fira kalau dia tidak mungkin bisa bertahan kalau Fira meningalkannya. Di sekolah itu hanya fira yang mau berteman dengannya. Semua orang seperti menjauhinya. waktu itu ketika dia  dipaksa mengerjakan tugas kelompok oleh grupnya, Fira ikut pusing mencarikan rumus dan juga alat praktikum dan juga dia juga semangat ngomel-ngomel.  padahal Fira bukan kelompoknya tapi dia  ikut membantu mengerjakan tugas itu.

"Asem, tuh, curang masak kamu yang harus mikirin tugas ini, dan mereka alasan saja, sedang sibuk, itu namanya tidak bertanggung jawab !" kesal Fira sambil terus mencatet jawaban soal kimia.

"Iya, tapi bagaimana lagi, dia itu ketua, dan juga semua mendukung dia, dan meminta aku mengerjakannya, salahnya aku yang tadi bilang mau aja ngerjain soal itu."

"kamu tuh , Nay, terlalu lemah, dan sayangnya mereka itu di posisi kuat !" kata Fira.

"tuh, kamu tahu itu, maka jangan salahkan aku,"   manyun Nayla sambil menyodorkan  piring berisi roti buatan ibunya.

"Iya, tapi kalau kamu diam aja, kamu bakal tertindas terus !"  ujar Fira dengan mulut mencucu sambil menyantap roti tempuk itu dan sedikit seret itu.

"Sudahlah, jangan bahas itu lagi, yang penting ada kau mau bantu aku itu sudah cukup buat aku," senyum Nayla.

"huuh, kau...kalau kayak gini terus , tugas aku sendiri bisa keteteran,"  canda Fira.

  Nayla ketawa. Pokoknya selama ada Fira, meskipun dia dibully oleh teman sekelasnya dia tidak merasa sedih. Meskipun dia diinjak -injak dan disuruh-suruh seperti pesuruh oleh temannya yang usil, dia tetap bertahan selama ada Fira apapun ketidak adilan yang menimpanya dia bisa kuat, soalnya Fira mampu menghiburnya.

    "Kamu itu kuat tanpa aku Nayla !" bisik Fira seperti tahu kegundahan hati Nayla. Fira tahu kenapa tiap hari Nayla menengoknya  di rumah sakit dan berwajah sembab waktu datang ke kamarnya. Pasti Nayla baru saja ditekan oleh  teman-teman kelasnya atau suasana di sekolahnya tidak lah menjadi tempat yang baik untuk dirinya berbahagia belajar.
   
 "Pokoknya kalau kamu pergi Fir, aku harus pindah dari sekolah ini !" kata Nayla waktu itu ketika Fira mengatakan hendak mengikuti orangtuanya yang dipindahtugaskan.
  "jangan !  pokoknya kamu harus tetap di sekolah ini, kamu pintar Nay, kamu tidak boleh keluar gara-gara aku pindah. tunjukkan kalau kamu kuat, sayang beasiswa lepas gitu aja kalau kamu berfikir tidak pakai logika,"  tandas Fira.

  "Habis aku panik, waktu kamu mengatakan tiba-tiba akan pindah !!"
   "Dont stupid temanku, pokoknya kamu apapun yang terjadi harus tetap di sekolah ini sampai lulus dengan nilai memuaskan dan ulah teman-teman kita yang menyebalkan itu gak bisa mempengaruhimu !"

  akhirnya Fira pun mengangguk. dia pikir kepergian Fira ke solo adalah yang terbaik bagi dirinya.
  Tapi kabar yang terjadi adalah Fira tidak jadi pindah ke solo karena dia harus dirawat  di rumah sakit, karena kecelakaan naas sore itu.

   Fira masih beruntung masih hidup tapi dia menjalani hari-harinya terbaring tak sadar di rumah sakit itu. Nayla mencoba kuat.
 
fira tersenyum pada Nayla.
 nayla pamit keluar dari kamar rumah sakit tersebut dan benar saja hujan turun dengan deras. Tapi, Nayla harus segera pulang, apalagi adzan magarib bergema di kejauhan. Nayla  mengendarai sepeda montornya dan memakai jas hujan.

  dalam perjalanan, dia masih teringat Fira dan seperti tidak percaya dengan keadaan sahabatnya itu. Dia selalu mendoakan yang terbaik untuk fira. Dan dia berjanji akan menghadapi hari-hari tanpa Fira. Dia akan kuat dan tidak akan cengeng. Dia selalu teringat kata-kata Fira sehari sebelum dia kecelakaan.

  "Nay, kebanyakan orang itu curang, rusuh ! semaunya sendiiri, egois, tidak mengerti, dan kalau kamu lemah, dan selalu memikirkan cara memuaskan mereka atau agar diterima mereka, itu bodoh. Biar saja kita sendiri asalkan bener gak masalah. Orang seperti mereka memang kuat. ketidak adilan ada dimana-mana.  Maka kamu harus kuat hadapi mereka ! ingat kalau kamu lemah maka mereka akan semakin kuat menindasmu !"

   Nayla mengusap air matanya. Hujan semakin deras mengepung helmnya. Dan cahaya lampu sorot kendaraan bermandikan air langit memancarkan bayangan di aspal. Cahaya -cahaya di jalan berdansa dan sebagian berlarian dalam hujan.

(pkt)
  Tag
cerpen online  5m,
 kumpulan cerpen remaja cerpen persahabatan




Sunday, 5 January 2014

SAJAK DALAM BOTOL





hai sobat, 
aku benci melakukan ini
membuat sajak dan memasukkan dalam botol
dan melemparkannya ke laut
tapi ini harus kulakukan

aku tahu kamu di seberang sana
aku berdoa kamu menemukan sajak-sajakku

sobat,
lihat banyak luka di tubuhku
luka jatuh dari motor, 
semua luka cepat sembuh
kecuali luka di dalam hatiku
meskipun mereka sudah minta maaf 
tapi aku sendiri yang bisa menyembuhkannya

Sobat,
kamu hilang, hilang begitu saja,
di telan tsunami beberapa tahun silam
kedengarannya ini bodoh , aku selalu  menoleh ke belakang 
dan aku melihat bayanganmu selalu bersamaku 

seekor ikan badut memperhatikan manusia di tepi laut itu. tiap hari ia memperhatikannya.
bagaimana dia menulis dalam kertas di atas batu karang lalu memasukkan dalam botol dan melemparkannya ke laut
lalu ikan badut itu dengan gesit berlomba dengan gelombang
menangkap botol -botol itu dan menyimpannya di dasar karang.


rumahsunyi, 26des2012

tag
kumpulan sajak dan puisi online berjudul sajak dalam botol, 
puisi berjudul sajak dalam botol,
 sajak tentang tsunami aceh

sumber gambar : saya ambil dari google plus (belum dicatat)
Newer Posts Older Posts Home
Subscribe to: Posts (Atom)

Entri Populer

  • PAHLAWAN TANPA TANDA JASA SEBENAR-BENARNYA
  • KARENA WAJAH KITA TAK SAMA

Blog Archive

  • ►  2015 (35)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (23)
    • ►  May (2)
    • ►  January (2)
  • ▼  2014 (94)
    • ►  December (8)
    • ►  November (6)
    • ►  October (12)
    • ►  September (5)
    • ►  August (6)
    • ►  July (12)
    • ►  June (9)
    • ►  May (7)
    • ►  April (3)
    • ►  February (12)
    • ▼  January (14)
      • KENAPA ALLAH MENGUJI KITA ,YA ?
      • SASKIA
      • Ayo Dolanan
      • Prajurit Hujan
      • Hati Sahabat
      • SAJAK DALAM BOTOL
      • PENYIHIR BERPRESTASI
      • TABIB PALSU DAN PUTRI MELATI
      • PROFIL SENIOR ( MOS SERAM 4)
      • BRIEFENG MOS SUPER BAU ( MOS SERAM 3 )
      • PESAN SARAT MENAKUTKAN (MOS SERAM 2)
      • MOS SERAM ( Prolog) (MOS SERAM 1)
      • KETIKA KAK YETI TIDAK ADA
      • Ayub dan ulat-ulat yang menggerotinya
  • ►  2013 (29)
    • ►  December (16)
    • ►  November (8)
    • ►  September (1)
    • ►  June (2)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2012 (25)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (3)
    • ►  July (1)
    • ►  June (2)
    • ►  May (9)
  • ►  2011 (13)
    • ►  December (1)
    • ►  November (3)
    • ►  October (3)
    • ►  September (2)
    • ►  June (1)
    • ►  May (2)
    • ►  January (1)
Betapa mudah dan tak sadar menjadi sombong dan tidak iklas dalam beramal (kata mutiara)

Powered by Blogger.
Copyright 2013 CERPEN 5M - All Rights Reserved
Template by Mas Sugeng - Powered by Blogger