Putri Melati sudah lama sakit parah dan tidak ada yang tahu penyebabnya. Penyakit putri Melati cukup aneh. Dia tidak bisa tidur sudah selama satu tahun. Karena penyakitnya itu Putri Melati tubuhnya menjadi sangat kurus. Beberapa tabib sudah didatangkan dari berbagai penjuru kerajaan tapi belum ada yang berhasil menyembuhkan tuan putri.
Raja dan ratu sudah hampir putus asa. Tiap hari wajah raja makin suram karena memikirkan putri semata wayangnya itu. Raja sangat khawatir dan berharap putri Melati segera disembuhkan. Raja takut ketika peramal bicara nasib tuan putri akan berujung pada kematian kalau tidak segera disembuhkan.
Raja kemudian mengadakan sayembara bahwa siapa saja yang dapat menyembuhkan tuan putri akan diberi hadiah besar dan akan dijadikan keluarga kerajaan. Tapi sampai sekarang belum ada peserta sayembara yang berhasil menyembuhkan putri.
“Ayah, aku sudah tidak kuat lagi...” Kata Putri Melati. Matanya memejam. Dia berusaha untuk tidur.
“Bertahanlah, Nak, bertahanlah.” Lirih raja sambil memegang tangan putri melati. Ratu di belakang raja menahan isak tangis. Dia tidak tega melihat keadaan putrinya tersebut. Dia merasa lebih baik dirinya yang sakit, bukan anaknya. Raja dan ratu hanya bisa berdoa semoga putrinya segera sembuh. Mereka menunggu keajaiban.
Sementara itu ditempat yang jauh, di pinggiran kota kerajaan, terdapat seorang anak putri penjual kue. Dia bernama Varena, bertubuh gendut tapi selalu ceria. Pekerjaannya setiap hari adalah membuat kue dan menjual kue, dia membantu orang tuanya yang miskin.
Suatu hari dia mengatakan pada ayahnya kalau dia bisa menyembuhkan tuan putri Melati. Ayahnya tentu saja terkejut. Dia merasa anaknya tidak punya keahlian di bidang tabib, anaknya hanyalah anak biasa saja. Tapi Varena bertekad keras ingin menyembuhkan tuan putri Melati.
"Ayah, aku pasti bisa menyembuhkan Putri Melati," yakin Varena lalu Varena bercerita kalau dia telah bermimpi bertemu orang tua yang memberinya batu. Batu itu bisa menyembuhkan tuan putri.
Akhirnya ayah Varenna tidak bisa berbuat apa-apa. Dia pun mengizinkan putrinya pergi ke kerajaan. Pagi itu varera dengan membawa bungkusan kue buatannya dan juga batu ajaibnya pergi ke kerajaan. Dia naik kuda dan sepanjang perjalanan teman-teman Varena mengolok-oloknya. Mereka mengatakan tidak mungkin putri Melati bisa disembuhkan oleh Varera.
"Eh, Varena kamu pasti gagal, kamu bukan tabib ! kamu tidak dihukum saja kau sudah beruntung !" teriak anak-anak di desa itu. Tapi varera tidak peduli , wajahnya tetap optimis.
Sampai di depan pintu gerbang kerajaan. Seorang prajurit menghalangi dia masuk. “ Anak kecil mau apa kesini ? pergi sana !! “ sentak seorang prajurit penjaga sambil menodongkan tombak ke arah Varena.
“Saya seorang tabib dan saya ingin menyembuhkan tuan putri.” Mohon Varena sambil membungkuk hormat pada prajurit itu.
"Kamu seorang tabib ? hahaha seorang tabib terkenal pun tidak berhasil menyembuhkannya, apalagi kamu !" prajurit itu tertawa terkekeh sambil menghalangi Varena masuk.
Tapi Varena tidak mempedulikan kata-kata prajurit tersebut, dia mendorong tubuh prajurit itu agar dia bisa masuk. Lalu prajurit yang lain berdatangan menghalangi Varena dengan senjata pedangnya, dan prajurit itu tentu saja tidak tega untuk melukai anak kecil seperti Varena.
Dua prajurit itu pun kelabakan menghalangi Varena. Raja yang kebetulan sedang naik kuda di dekat pintu gerbang mendekati Varena. Dia penasaran dengan keributan di pintu gerbang itu. Akhrinya dia mengizinkan varena menemui putri Melati tapi dengan syarat tertentu. Dan dia pun tidak percaya kalau anak sekecil Varena akan berhasil menyembuhkan putrinya.
“Biarkan dia masuk, dia akan mengobati putriku tapi kalau dia gagal dia dihukum.” Seru raja.
Varena terkejut dengan ancaman raja. Varera hanya menelan ludah. Meski takut dia gembira sekali karena dia akan menemui tuan putri.
Varena senang. Dia melonjak dan mulutnya mengejek prajurit yang tadi melarang dia masuk. Para prajurit hanya mendengus kesal lalu mereka mengantar Varena masuk ke kamar tuan putri.
Sampai di kamar yang megah dan indah, Varena melihat seorang anak perempuan sedang tergolek lemah di kamarnya. Putri melati menoleh pelan ke arah Varena.
“Siapa dia, ayahanda ?” Tanya putri Melati dengan suara lemah dan yang nyaris tidak terdengar. Dia heran karena baru kali ini, dia melihat seorang anak seusianya masuk ke kamarnya.
“Dia seorang tabib.” Kata raja lalu menyuruh Varena menunjukkan keahliannya sebagai tabib.
Varera perlahan mendekati putri Melati. Dia sangat takjub melihat sosok anak yang sangat terpandang di negerinya. Baru kali ini dia melihat wajah putri yang sering dibicarakan dan menjadi idola teman-temannya. Tapi sayangnya putri tersebut nampak sedih dan tidak bersemangat .
“Ayo, tunjukkan kemampuanmu !” Seru raja yang tak sabar melihat tingkah bocah kecil yang mengaku tabib itu di hadapannya. Lalu Varena mengeluarkan buntalan berisi batu dan kue. Batu itu diangkat ke atas.
“Tuan putri, semangat, ya?" kata Varena. "Tuan putri, tahu tidak ? banyak anak-anak seperti saya yang ingin bertemu dan melihat wajah tuan putri. Mereka semua mendoakan tuan putri lekas sembuh. Saya ikut sedih mendengar tuan putri sakit,..cepat sembuh tuan putri,...tuan putri semangaaat !” Teriak Varena sambil mengangkat batu dan lengan kanan putri melati ke atas. Hatinya tulus ingin agar putri melati sembuh.
Prajurit dan raja bingung melihat aksi tabib kecil itu. Semua di ruangan kamar tersebut nampak terpaku menungggu apakah putri melati berhasil sembuh atau tidak. Wajah Varena nampak bingung dan pucat terbayang hukuman yang akan menimpa dirinya. Dia pasti tidak akan berhasil menyembuhkan putri Melati. Sekarang dia sadar, dia bukan tabib. Dia memang hanya mengaku saja bisa mengobati, dia sebenarnya hanya ingin melihat putri yang sedang sakit itu. Dilihatnya wajah tuan putri yang masih saja lemah. Lalu tiba-tiba, Varena berlutut di depan raja. Air matanya mengalir.
“Raja, maafkan saya..saya..saya sebenarnya bukan tabib, saya ke sini hanya ingin bertemu dengan tuan putri. Saya hanya ingin tahu keadaannya..dan cuma ingin memberi kue buatan saya ini...” Urai Varena dengan terbata-bata.
Raja terkejut. Wajah raja nampak merah karena merasa ditipu. Prajurit siap menunggu perintah raja. Tapi tiba-tiba putri Melati menutupi mulutnya , dia mengikik menahan tawanya. Dan putri melati rupanya tertawa.
Varena melongo . Dia tidak mengerti kenapa Putri Melati tiba-tiba tertawa. Rupanya Putri Melati tidak bisa lagi menahan tawanya. Dia tertawa terbahak-bahak melihat bocah seperti Varena. Hanya karena ingin melihat keadaan dirinya, Varena menyamar menjadi tabib. Keringat mengucur di wajah Putri Melati yang memucat. Tiba-tiba dia merasa senang dan gembira.
“Ayah, tolong jangan marahi dan hukum dia, dia cuma rakyat biasa yang ingn berteman dengan saya , betul kan ? “ tanya Putri Melati sambil menatap Varena. Kemudian Varena mengangguk-angguk sambil memberikan kue buatannya pada Putri Melati.
Raja menghela nafas. Dia terkejut melihat mata Putri Melati nampak bersinar dan senang. Dia mengizinkan tuan putri bermain dengan Varena hari itu. Tentu saja Varera senang sekali, sudah lama dia bermimpi bertemu dengan putri melati, dan berteman dengannya.
“Aku pasti bermimpi, aku bermimpi, jangan sampai aku terbangun !” Ucap varena berulang kali sambil menepuk-nepuk pipinya yang gembul. Putri Melati tertawa melihat tingkah varera. Baru kali ini dia bertemu anak yang lucu seperti Varena. Lalu Putri Melati menghabiskan kue buatan Varena. Padahal selama ini dia tidak pernah makan banyak. Sayang sekali hari sudah sore dan Varena harus pulang karena ayahnya pasti cemas menunggunya di rumah. Saat pulang berulang kali varena minta maaf pada raja. Sementara itu putri Melati hanya bisa melihat Varena pulang di kejauhan keluar dari istana. Tiba-tiba dia membisikkan sesuatu di telinga raja.
Sampai di rumah. Teman-teman Varena menunggu cerita Varena. Kemudian Varena menceritakan kalau putri melati itu tidak sombong bahkan mengajaknya bermain. Tentu saja, teman-teman Varena tidak mempercayainya, dan mengejek Varena sebagai pembual. .Varena merasa sedih, lalu Ayah varena mengusir teman varena yang hanya bisa mengejek varena.
Beberapa hari kemudian penduduk desa tempat tinggal varena gempar. Sebuah kereta kuda dari kerajaan datang ke rumah varena. Mereka memberi hadiah besar kepada Varena. Kabarnya setelah kedatangan Varena putri melati dapat tidur nyenyak dan tidak sakit-sakitan lagi. Dan kemudian Varena diangkat menjadi keluarga raja. Kerena sudah berjasa besar. Dia sudah bisa menyembuhkan sakit putri raja.
Putri Melati gembira karena ayahnya mengizinkan varena tinggal di istana dan menjadi saudaranya. Karena sebenarnya selama ini tuan putri melati kesepian, tidak punya teman. Sehingga dia sakit. Dan kedatangan varena telah menyembuhkan sakitnya. Makanpun banyak dan wajah tuan putri nampak berseri –seri.
Nah, adik-adik pasti senang kan punya teman yang ramah, dan gemar membuat tertawa. Punya teman yang menyenangkan adalah obat mujarab dan juga memberi kebahagiaan bagi kita, maka jadilah teman yang baik buat temanmu. Jangan cemberut kalau bertemu teman yang baik padamu. Dan jangan pula mengejek teman karena itu akan menyakiti hati temanmu.
sumber gambar : mitanhamy.blogspot.com
tag :
dongeng tabib palsu dan putri melati,
kumpulan dongeng online, kumpulan cerpen online cerpen 5 m