(SEBUAH CERITA KOMEDI DAN AGAK PARODI)
maaf bila tulisan saya ini hanya merepotkan^.^
Matahari pagi tersenyum dari balik pegunungan. Sinarnya menyinari hamparan tanah perkotaan dan pedesaan di daerah Klaten. Anak sekolah dari SD, SMP, SMA bahkan TK nampak bertebaran di jalan memasuki sekolah mereka.
SMA SEWON KIDUL di pinggiran kota dan di apit oleh persawahan mulai ramai didatangi siswa.
Yona, Gugun dan Amir seperti orang ilang saja. Berjalan berjejeran dengan mata melotot dan mulut melongo melihat isi gedung SMA Sewon Kidul . Pembaca pasti heran siapakah ketiga remaja itu gerangan kiranya kenapa langsung di ekspos di cerita ini.
Yap mereka adalah trio Kwik- Kwok dari SMP Gempita. Terang saja, biar pembaca gak penasaran. Mereka tu adalah bintang utama dari cerita ini. Gugun nama aslinya adalah Agung Laksana. Mukanya item, pas-pasan, dengan bodi gempal dan rahang kotak. Potongan rambut seperti Bapak ABRI. Tapi punya hobi yang kontra diksi ama perawakannya hehe. Yaitu hobi memasak. Dia anak sulung dari empat bersaudara. Dan dia anak yang kurang beruntung. Ayahnya penjual bakso keliling dan ibunya tukang cuci panggilan. Tapi dia lumayan pintar lho...terbukti bisa nembus di SMA Sewon.
Tokoh kedua kita adalah Yona nama lengkapnya Septi Yohana Putri. Anak nomer dua dari pegawai kantor pos. Wajah gak cantik-cantik amat sih, manis juga kagak, cenderung judes. Potongan rambut lurus, tubuh kurus, putih, lumayan tinggi dan mata sipit. Dia mandiri, pemberani dan kritikus. Hobi berpikir ilmiah. Pintar tentu saja. Dia langganan rangking satu di SMP Gempita. Sayang, banyak teman gak suka dia. Karena dia pelit ngasih jawaban ulangan. Alhasil dia sering dibully. Tapi dia tenang aja, karena dia punya motto. Ga papa di bully asalkan guru-guru sayang sama dia, hehe.
Sementara tokoh ketiga kita. Bernama Amir. Lengkapnya Amirudin. Meski otaknya minim, tapi dia punya feeling baik, terutama kalau ngerjakan soal ABCD alias pilihan ganda karena itu dia beruntung banget bisa lolos di SEWON KIDUL, Amir digambarkan sebagai anak laki-laki bertubuh kurus, tinggi, kulit sawo matang dan rambut keriting. Punya riwayat asma. Anak tunggal dari peternak ayam ini dididik dengan keras supaya gak manja dan meneruskan usaha orang tuanya yaitu usaha ternak ayam ?@@
Nah, itu tadi sekilas info tentang tokoh imut-imut kita . Cerita kembali berlanjut ke tokoh utama tadi yang terheran-heran atau tepatnya tertakjub-takjub melihat lingkungan SMA. Ini pertama kali mereka menginjakkan kaki di SMA yang cukup favorit di kota mereka itu. Gedung berlantai tiga dengan dikelilingi bunga kamboja, melati dan bougenvil. Sebuah lingkungan sekolah yang terlihat begitu rindang, wangi harum, dan juga seram.hihi...
“Eh, kita kemana lagi ini ?” bingung Amir ketika sampai di depan ruang toilet. Ya ampuuun mereka kesasar ke tempat berbau itu.
“Dasar ! tujuan kita kesini bukan ke toilet ,.. (celetuk Yona.) atau cuma jalan-jalan sliwar-sliwer di bab satu cerita ini, meski kita bintang utama di cerita ini, tapi kita kesini adalah untuk ambil seragam baru dan juga ambil jadwal MOS.” Terang Yona yang dikarakterkan sebagai cewe cerdas ini.
Gugun manggut-manggut aja. Sambil nunjuk tempelan gambar tanda panah dari pengarang yang memberi arah ke ruang tempat sekretariat murid baru.
Mereka membalikan badan dan berjalan dengan tampang culun menuju ke sekretariat. Beberapa kali mereka sempat berpapasan dengan bebarapa kaka kelas dua dan tiga. Trio Kwik Kwok menunduk memberi hormat plus segaris seringai di mulut dilemparkan ke mereka. Tapi para senior itu berlagak keren, sombong dingin dan cuek. Ketiga tokoh kita ini hanya mengangkat bahu berusaha maklum. Mereka melangkah tetap penuh semangat dan tidak menyangka ada sesosok tubuh yang membuntuti mereka.
Sesosok itu berkelebat di antara rimbunan pohon bougenvil di depan koridor kelas. Wajah sosok itu tegas, kulit hitam manis dengan alis tebal menghiasi mata lebar dan tahi lalat di dekat hidung. Sosok mirip Josua itu bernama FARID. Siapa sih yang gak kenal AFARID. (pembaca geleng kepala masal karena ga kenal FARID) FARID adalah KAU TAU SIAPA GA BOLEH DI SEBUT !! di SMP gempita. (diharapkan pembaca dalam membaca tulisan berhuruf besar di atas pada terjungkal GUBRAK !)
FARID digambarkan sebagai anak berotak lemot, sering sial dan gampang main gampar. Sebenarnya temannya udah empet banget ama gayanya cuma karena dia anak orang kaya jadi pada tunduk gitu, terutama kalau pas istirahat, teman-temannya tuh pada hobi menjilat FARID supaya dapat traktiran di kantin.
Lalu apa yang dilakukan cowo judes itu di SMA Sewon Kidul. Rupanya, FARID diterima di sekolah tapi lewat jalur tidak umum. Alias jalur depan belakang oke. Ayahnya pejabat Pemda udah nyogok pihak sekolah supaya FARID diterima. Sebenarnya FARID malu, karena semua orang pasti tahu dia ga mungkin di terima di SMA itu, wong ujian nasional lulus aja dia udah anugrah banget. Karena itu FARID berdoa agar tiga temannya dari SMP gempita yaitu Gugun, Yona dan Amir ga tahu kalau dia diterima di sekolah itu.
Tapi sial, bajunya tersangkut duri bougenvil. Terang FARID menjerit karena duri itu juga menggores kulit punggungnya. Gugun, Yona dan Amir konstan menoleh ke arah jeritan memilukan lagi menakutkan itu. Mereka bergegas menghampiri FARID yang memang berwajah butuh pertolongan
“FARD ? ngapain kamu di sini ?” kompak Gugun, Yona dan Amir seperti perintah dalam skenario cerita ini.
“Ya ampun FARID, kamu kan gak mungkin sekolah di sini kan, ini sekolah untuk anak pintar ? kamu tersesat kali ke sini ?”
“Atau kamu lagi jalan-jalan saja di sekolah ini ?”
Berondong ketiga tokoh kita itu dengan wajah heboh dan gak berperasaan.
“Aku sedang terluka parah !!!” omel FARID karena kesal ketiga trio Kwik Kwok itu sempet-sempetnya tanya-tanya dan basa-basi. Dia menyesal dia tadi gak pakai topeng Spidermen seperti saran dua pembantunya Jamilah dan Jamilatun. Kalau dia pakai topeng kan ga bakal ketahuan ..huhuhu...
Trio Kwik Kwok melihat FARID punggungnya berdarah. Gugun dan Amir berpikir FARID bisa kehilangan banyak darah atau nyawa FARID mungkin gak bisa diselamatkan tapi yang utama mereka takut digampar dan males ngeliat tampang cowo itu. Lalu mereka cepat ambil langkah seribu ngacir dari tempat itu untuk meminta bantuan. FARID bengong memandang kepergian Yona, Amir dan Gugun. Kok, tega mereka meninggalkannya sendirian di tempat itu. Farid meringis kesakitan.
Sementara itu ketiga tokoh kita sedang celangak-celinguk di pertigaan koridor sekolah. Mereka berjalan tergopoh-gopoh mencari orang yang bisa mereka repotin bantuan. Pandangan mereka tertuju pada sosok tua, beruban, berjenggot panjang di kejauhan. Mereka segera berlari ke arah orang bongkok itu. Orang itu diberi label dalam cerita ini sebagai PAK BON. Pak Kebon sedang menyapu di belakang kelas sambil mendengarkan musik Ayu Ting-Tong di earphone. Konstan terlonjak kaget waktu ngeliat kedatangan tiga tokoh kita ini.
“Kalian murid baru ya ?” sergah Pak Bon lebih dulu sambil menatap tajam pada Gugun, Yona dan Amir.
Trio kwik kwok manggut-manggut, seperti terhipnotis oleh wajah Pak Bon yang bijak tapi mengandung setitik misteri itu.
“Sebentar lagi, pasti akan menghadapi MOS ya..lihat..lihat..lihat gundukan itu ?” suara Pak Bon melengking berat dan dia menunjuk gundukan di depan rimbunan pohon anggrek. “Itu gundukan adalah korban dari MOS ! hanya aku yang tahu, di malam yang dingin dan sesepi itu aku sendiri...(Pak Bon sambil nyanyi dan diiringi lagu peter pan yang berjudul sendiri, sementara layar di atas rambut Pak Bon menggambarkan flasback dulu dia melihat dalam kegelapan senior memanggul karung berisi mayat peserta MOS lalu dikubur di gundukan itu. Wajah senior itu menakutkan sekali, tapi tidak begitu jelas, hanya dia tahu anak itu jerawatan !! @.#
Gugun, Amir dan Yona tercenung. Mereka kaget dan takut. Apalagi waktu Pak Bon itu tiba-tiba tertawa. ‘Hahaha...Maka kalian waspadalah..waspadalah..kejahatan terjadi bukan kerena pelakunya tapi karena kesempatan...!” teriak Pak Bon sambil ngangkat sapu ijuk ke udara mirip sapu nenek sihir itu. Ketiga remaja itu pun saling pandang dan kompak lari terbirit-birit dari tempat itu. Wajah mereka shock. Mereka merasa salah minta perhatian eh minta pertolongan. Mereka malah ketemu ama pak kebon aneh, freak dan juga mungkin sinting. Ketiga tokoh itu betul-betul bingung dan dibuat tak tahu apa-apa sama pengarang. Kepala mereka dipenuhi tulisan MOS seram..MOS seram..mereka lari ke ruang sekretariat murid baru. Mereka ambil seragam baru, formulir MOS lalu tanda tangan bukti pengambilan. Setelah itu mereka ngacir keluar dari gedung SMA. Mereka dilupakan oleh sesuatu. Yap, mereka lupa KAU TAHU SIAPA TAK BOLEH DISEBUT sedang kesakitan. Menunggu kedatangan mereka. Untung FARID segera mendapat pertolongan pertama dari mbak-mbak PMR.
Sesungguhnya melihat orang terluka bagaikan mendapat durian runtuh. Mbak PMR seneng banget waktu ngeliat ada orang kesakitan di bawah pohon bougenvil plus berdarah. Mereka yang berjumlah kurang lebih sepuluh orang itu segera menggotong FARID ke ruang kesehatan. FARID secepatnya segera diobati dan tepatnya menjadi kelinci percobaan dari perkumpulan remaja yang ingin menjadi ahli kesehatan itu. Alhasil keluar dari ruang kesehatan, tangan dan kepala FARID penuh perban, dan dia bagaikan setengah mumi, berjalan terseok seok sambil menyembunyikan dendam di dada pada tiga remaja kwik kwok. Dia kesal banget karena telah ditelantarkan Gugun, Yona dan Amir sehingga nasibnya naas banget. Sebenarnya lukanya gak parah amat, tapi dia telah menjadi korban eksprerimen para mbak PMR yang baru saja mendapat ilmu balut membalut perban. So ngeliat korbannya eh pasiennya udah bisa diperban seperti kue lemper, para anggota PMR itu pada keplok keplok puas sambil melambaikan tangan pada FARID yang berjalan menuju ke ruang sekretariat murid baru.
Kembali ke tokoh kita. Setelah waktu berjalan satu jam. Mereka sudah mendekam di dalam angkot. Duduk berjejeran bersama pedagang sayuran di pasar Brotoyudon dengan pikiran masing-masing. Gugun, Amir, Yona membayangkan mereka yang akan mengikuti MOS. Mereka terngiang pesan dari Pak Kebon yang aneh itu. Mereka berusaha menenangkan hati dengan tidak percaya begitu saja dengan kata-kata Pak Bon. Yona menyakinkan dirinya, kalau zaman sekarang gak mungkin ada MOS yang kejam apalagi ampe bunuh-bunuhan. Sekarang udah reformasi dan era facebook, era orba udah lewat. Gak mungkin ada MOS seram. Dengung Yona dengan wajah meringis. Tapi tidak dengan Amir. Anak pengusaha ayam itu wajahnya pucat. Alisnya melengkung ke bawah. Tas punggungnya di peluk di pangkuannya dan dia nampak galau membayangkan MOS yang akan diikutinya. Dia sedang berpikir bagaimana bisa melarikan diri dari tugas MOS. Sementara Gugun nampak melongo, dia seperti kelupaan sesuatu. Tiba-tiba dia mencolek bahu Amir. “Mir, kau tahu siapa !!!?” jerit Gugun kenceng. Yona menengok ke arah dua sohibnya, dan mereka pun teriak kompak. “Ya ampuun ?” Mereka baru teringat FARID. Kok bisa-bisanya mereka teledor, meninggalkan FARID yang terluka parah dibawah pohon bougenvil. Mereka nampak cemas diapain ama FARID. Dan kamera pembaca tiba-tiba close up ke arah penumpang remaja yang duduk di pojokan di apit dua pedagang cabe. Kepalanya dibalut perban. Matanya mencorong natap tajam ke arah Yona, Amir dan Gugun, seolah mau membunuh tiga tokoh kita itu. “FARIIIDDD ??” kaget Gugun, Amir dan Yona. Trio Kwik Kwok bergegas turun dari angkot untuk menyelamatkan diri. Tapi FARID ikutan turun dan meraih tengkuk ketiga nya. Tapi yang kesakitan justru FARID. Because tangan FARID diperban. Cowo item manis itu berteriak kesakitan di pinggir jalan. Gugun, Amir dan Yona mandang gak tega. Lalu dengan rasa nasionalisme dan manusiawi yang tinggi mereka memapah FARID. Mereka menyetop bentor (becak montor) dan mengantar FARID ke rumahnya. Sampai di halaman rumah mewah FARID, dua pembantu kembar FARID yang bernama Jamilah dan Jamilatun menyambut tuannya itu. Jamilah menjinjing sepatu dan tas FARID, Jamilatun menggendong tuannya sambil menangis sesenggukan. “Tuan, kenapa tuan jadi begini ?” tangis dramatis Jamilatun sambil masuk ke dalam rumah. Sementara itu Yona, Amir dan Gugun tercenung di teras rumah karena tidak ada ucapan terimakasih atas jasa mereka. Boro-boro disuruh masuk atau diberi minum dan makan. Orang tua FARID belum pulang dari tempat bekerja. Yona, Amir dan Gugun pulang ke rumah dengan tubuh lunglai, hati agak dongkol tapi mereka berusaha iklas agar dapat pahala..hihi..
Tokoh kita sudah pulang ke rumah masing-masing. Sore itu, Amir meringkuk gelisah di kamarnya, memandang langit-langit kamar. Dia sedang sakit, tepatnya dia sedang pura-pura sakit. Itu adalah trik untuk menghindari tugas-tugas susah. Sebagai anak tunggal, dia merasa punya hak untuk berbuat manja. Emaknya sering membelanya, dia membiarkan anak semata wayang itu tidur-tiduran di kamar sambil nonton tivi, sementara ayam-ayam di kandang kelaparan. Pak Agus datang berkacak pinggang di pintu kamar Amir. “Banguun ! laksanakan kewajiban kamu tuh..ngasih makan ayam !” Perintah Bapak.
“Tapi Amir lagi sakit . Besok Amir gak masuk sekolah Pak.” Ngeles Amir dengan wajah dibuat menderita berat. Dibuat memelas kayak orang kena cacar dan juga sakit cacingan. Dia berharap besok ga usah ikut MOS.
“Sakit apa ? masak sakit doyan banget makannya, ampe habis dua piring.” Celetuk Bapak yang udah hafal gaya anaknya itu.
Amir nyengir lalu sebelum pantatnya digebuk pake sapu ama Bapak , dia beranjak ke kandang melaksanakan perintahnya. Ihh galak ya ayah Amir. Dengung para pembaca.
(...bersam...bung..)