BAB
I
MAKANYA
SEKHOLAH
“Hai,
apa kabar ?
Monyeng
mencoba menakut-nakuti gadis itu. Dia menggelinding tepat di depan gadis
tersebut. Lalu berdiri dengan sigap, mengangkat kedua tangan ke atas, lalu
berusaha melebarkan matanya, dan menunjukkan gigi serinya yang tidak terlalu
panjang.
Gadis
itu matanya berkedip beberapa kali. Monyeng terkejut. Gadis itu mengamati
dirinya dengan seksama. Dia udah berhenti menangis. Gile, gak ada takut-takunya
itu cewek. Gadis yang bernama Aurel (dipertegas ya, ini bukan Aurel putri Anang
Hermansyah! @.@) bangkit lalu berjalan mengitari Monyeng. Natap monyeng dari
ujung kepala ampe ujung kaki. Monyeng mundur perlahan. Glek ! monyeng menelan
ludah. Dia merasa takut banget. Aneh, sebagai hantu harusnya dia itu gak penakut
begini.
“BHAHAHAHAH
!” gadis kecil berparas cantik yang rambutnya panjang diiket itu tertawa
ngakak. Ha, jadi kamu hantu pohon karet yang sering diceritakan para pekerja
Papa ! gile, tak disangka ternyata hantunya imut dan lucu...
Monyeng
meringis. Dia malu sekali. Dengan coment dari Aurel tersebut. Dia malah dibilang
lucu. Sungguh kata-kata yang tak disangka dan diduga, dan dalam dunia perhantuan
sungguh nista.
“Ada
apa ini Nyeng ?” Ibu monyeng melayang keluar dari istananya (pohon karet), dan
mendarat tepat di samping monyeng. “Oh, ternyata ada mahluk dari dunia lain ?”
heran Ibu yang tangan kanannya megang centong. Rupanya ibu baru selesai
masak.
“Iya,
ada apa ini, belum malam udah ribut !” lalu tetanga-tetangga monyeng pada
bersliweran mendekati tempat kejadian perkara.
“Maaf,
Ibu RT, ini anak saya monyeng sedang menakut-nakuti gadis kecil, yang
kemungkinan dia tersesat di bukit ini...!” kata Ibu monyeng pada Ibu RT Hantu
pohon karet. Di belakang ibu RT ada lima hantu pohon karet, dan juga si Baweel,
cowo hantu seumuran monyeng tapi cukup terpandang karena dia anak pemimpin
hantu pohon karet yang bernama Mbah Karto Suromenggolo.
“Kenapa
gadis itu malah ketawa ?” tanya mereka serempak.
“Iya,
maaf bapak dan ibu, anak saya ini .....Monyeng kamu itu gak pernah belajar
yach..!!” marah ibu. “Kamu itu malu-maluin ibu aja..” bisik ibu di telinga
monyeng.
Ibu
untuk menutupi harga dirinya akibat kemampuan putranya yang abal-abal itu
kemudian mendekati gadis kecil itu. Dia mencoba menunjukan kemampuan kalau dia
ibu yang super baik buat putranya .
Lalu
ibu monyeng yang dulu bernama cendrawartini itu mengobat-abitkan rambutnya,
sehingga kutu-kutunya bertebaran kemana-mana, di depan gadis itu dia inign
mengajari the monyeng bagaimana menakut-nakuti manusia.
Gadis
itu matanya terbelalak. Rupanya aurel emang punya kemampuan yang langka. Dia
dalam cerita ini disebutkan mempunyai kemampuan indigo. Jadi emang bisa lihat
mahluk soft (alias mahluk halus) . Melihat Ibu monyeng bergaya dan menunjukkan
kemampuan darah kuntilanak. Gadis itu menatap cendrawartini dengan
seksama.
Huah,
ibu monyeng agak heran. Karena aurel belum juga takut. Dia kemudian tertawa
bergema dan berecho seperti suara khas kuntilanak. Lagi-lagi aurel malah
mengernyitkan dahi. Ibu monyeng betul-betul kesal. Emang sih, suara ibu
monyeng bagi produser musik terlalu merdu dan berfalselto terlalu tinggi..jadi
bisa dimaklumi kalau aurel malah menikmati suara tertawa yang mendayu-dayu
tersebut.
Okey,
kalau ini pasti kamu takut ? guman ibu monyeng. Monyeng memandang cemas ke arah
ibunya itu. Dia cemas, kalau ibunya nanti kalap karena di tonton tetangga gak
berhasil nakut-nakutin, sungguh memalukan sekali. Apalagi di depan ibu RT dan
juga anak bangsawan hantu, si bahweel.
Ibu
monyeng lalu mengeluarkan desis dan melototkan matanya tapi dia tak berhasil
membuat biji matanya keluar, matanya malah terasa perih, lalu ibu monyeng
membuka mulutnya lebar-lebar. Dengan maksud menununjukkan gigi dan mulutnya yang
menakutkan. Tapi karena udah terlalu tua dan gak pernah latihan membuka mulut
lebar,....yang terjadi malah satu gigi cendrawartini jatuh menggelinding ke
tanah.
Ouchh...!!
teriak ibu sambil memegang giginya yang kesakitan.
Hahahahhaa...gadis
tersebut malah ketawa terpingkal-pingkal.
Ibu
RT dan tetangga Monyeng, pada geleng-geleng kepala ngeliat Cendrawartini. “Huff
payah !...betul-betul..hantu gak berpendidikan. Gak level ama kita. betul-betul
memalukan.” Guman ibu RT kecewa. Lalu ibu rt dan beberapa warga hantu
membalikkan badan, meninggalkan ibu monyeng dengan cibiran dan hinaan.
Monyeng
lalu menyeret tangan ibu ke dalam rumah. Agar ibu bisa mengendalikan dirinya
yang pasti akan terbawa emosi.
“Ini
semua gara-gara kamu nyeng...” isak Ibu monyeng sambil mencabik rambutnya,
karena malu. “Makanya kamu sekolah nyeng..biar jadi hantu yang
hebat..!”
“Emangnya
dulu ibu sekolah ?”......tanya Monyeng yang merasa takjub dengan ide
ibu.
“Enggak
!! (gubrak ), kamu itu gimana sih nyeng...zaman dulu mana ada sekholah..baru
sekarang aja itu adalah sekolah buat demit. Kemarin ibu waktu ke pasar dapat
selebarannya, banyak anak-anak sini yang udah sekolah di sana. Tuh si bahweel
juga sekolah di sana, kamu sekolah ya ?” bujuk ibu dengan mata
mengerjap.
“Apa
ibu punya uang. Kita kan miskin.”
Ibu
mencubit pipi monyeng dengan gemas. “Tenang, jangan pikirkan biaya Nyeng, ibu
akan berjuang habis-habisa demi kamu. Kamu harus sekolah, harus pinter, harus
jadi hantu populer...aku yakin kelak keluarga Cendrawartini akan terangkat
harkat martabatnya kalau kau jadi anak berprestasi !! kalau perlu ibu akan
bekerja jadi pembantu suster ngesot atau jadi pelayan tuan pochong yang
terkenal itu.” Guman ibu.
Monyeng
terharu banget. Ibu dan anak itu kemudian berpelukan dan menangis lalu
terdengar lolongan srigiala di atas bukit. So sweet....(hahah a) lalu mereka
dikagetkan oleh tangisan yang makin mengencang. Ya ampun, gadis itu menangis
lagi. Aurel masih tertinggal di depan rumah monyeng. Pasti dia tak tahu jalan
pulang.
Bersambung..................