“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah
(Rumah Kaca, h. 352)”
― Pramoedya Ananta Toer
“Menulis adalah suatu cara untuk bicara, suatu cara untuk berkata, suatu cara untuk menyapa—suatu cara untuk menyentuh seseorang yang lain entah di mana. Cara itulah yang bermacam-macam dan di sanalah harga kreativitas ditimbang-timbang.”
― Seno Gumira Ajidarma, Ketika Jurnalisme Dibungkam Sastra Harus Bicara
“Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun ?
Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin,
akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari.”
― Pramoedya Ananta Toer
“Belajar menulis adalah belajar menangkap momen kehidupan dengan penghayatan paling total yang paling mungkin dilakukan oleh manusia.”
― Seno Gumira Ajidarma, Ketika Jurnalisme Dibungkam Sastra Harus Bicara
“Ketika sebuah karya selesai ditulis, maka pengarang tak mati. Ia baru saja memperpanjang umurnya lagi”
― Helvy Tiana Rosa
“Apa boleh buat, jalan seorang penulis adalah jalan kreativitas, di mana segenap penghayatannya terhadap setiap inci gerak kehidupan, dari setiap detik dalam hidupnya, ditumpahkan dengan jujur dan total, seperti setiap orang yang berusaha setia kepada hidup itu sendiri—satu-satunya hal yang membuat kita ada.”
― Seno Gumira Ajidarma, Ketika Jurnalisme Dibungkam Sastra Harus Bicara
“Ikatlah Ilmu Dengan Menuliskannya”
― Imam Ali
“Kesusastraan adalah hasil proses yang berjerih payah, dan tiap orang yang pernah menulis karya sastra tahu: ini bukan sekadar soal keterampilan teknik. Menulis menghasilkan sebuah prosa atau puisi yang terbaik dari diri kita adalah proses yang minta pengerahan batin.
(Caping 3, h. 424)”
― Goenawan Mohamad
“Saya menulis bukan hanya untuk dunia, tetapi juga demi akhirat saya.”
― Helvy Tiana Rosa
“Buku yang baik adalah buku yang bisa membuatmu bergerak.”
― Helvy Tiana Rosa
“Tulisan itu rekam jejak. Sekali dipublikasikan, tak akan bisa kau tarik. Tulislah hal-hal berarti yg tak akan pernah kau sesali kemudian.”
― Helvy Tiana Rosa
“Di antara tantangan dalam menulis adalah berpikir sebagai pencipta sekaligus pembaca pada saat bersamaan.”
― Helvy Tiana Rosa
“Jika aku menulis dilarang, aku akan menulis dengan tetes darah!”
― Wiji Thukul, Aku Ingin Jadi Peluru
“Pembaca adalah jantung buku saya.”
― Helvy Tiana Rosa
“Kalau usiamu tak mampu menyamai usia dunia, maka menulislah. Menulis mperpanjang ada-mu di dunia dan amalmu di akhirat kelak.”
― Helvy Tiana Rosa
“Menulis itu sebenarnya sama dengan berbicara, hanya saja itu kau catat.”
― Helvy Tiana Rosa
“Menulis itu mudah. Tapi bagaimana agar tiap huruf berarti dan bisa membuat pembacamu bergerak ke arah yg lebih baik, tanpa kau gurui.”
― Helvy Tiana Rosa
“Menulis adalah memahat peradaban.”
― Helvy Tiana Rosa
“Menulis itu menenangkan pikiran dan nurani yang nyeri.”
― Helvy Tiana Rosa
“Tulisan kita tak akan mati, bahkan bila kita mati.”
― Helvy Tiana Rosa
“Menulis dan bercahayalah!”
― Helvy Tiana Rosa
“Sastra bisa menampung semua gejolak dalam diri, mengurangi derita serta membuatmu lebih peka serta berdaya.”
― Helvy Tiana Rosa
“Tingkat peradaban suatu bangsa diantaranya diukur dari berapa banyak orang yang membaca dan menulis di negeri itu.”
― Helvy Tiana Rosa
“Karya sastra adalah parfum para sastrawan.”
― Helvy Tiana Rosa
“Saat menulis karya sastra, kita bisa menjelma siapapun yang kita inginkan, mencipta, membalik keadaan, membuatnya sesuka kita.”
― Helvy Tiana Rosa
“Pembalasan paling indah yang sangat pedih adalah lewat novel.”
― Helvy Tiana Rosa
“Menulis itu kegiatan menanam berlian di hati pembaca.”
― Helvy Tiana Rosa
“Menulislah dengan wawasan dan hati, agar bisa mencerdaskan dan sampai ke hati-hati yang lainnya.”
― Helvy Tiana Rosa
“Bagi saya menulis novel itu memahat kenangan, menyulut inspirasi sambil melakukan pembalasan atas kepedihan dengan cara yang paling indah.”
― Helvy Tiana Rosa
“Diary adalah sarana untuk melatih menulis yang paling baik.”
― Teh Maya - Dosen STIKOM
“Awal karir menulis saya karena luka.”
― Helvy Tiana Rosa
“Menulis buku itu sama saja omong kosong kalau tujuannya agar terkenal, atau agar sombong karena sudah menulis buku, sama saja dengan omong kosong kalau yang dicari hanyalah uang.
Menulis kemudian mempublikasikannya secara massal, harus dengan sebuah idealisme. Bahwa tulisan itu membawa banyak perubahan bagi hidup orang lain. Harus ada kebaikan di dalamnya. Bukan hanya sekedar menjual kertas, tinta, dan lem, kemudian merasa bangga hanya karenanya.”
― Nadia Aghnia Fadhillah
“Bagi saya membaca dan menulis itu bukan hobi, tapi kebutuhan.”
― Helvy Tiana Rosa
“Mau jadi pengarang? Tak ada jalan lain kecuali membaca membaca, membaca terutama karya para sastrawan terkemuka dan menulis menulis menulis. Ikut workshop hanya penunjang, begitu pula teori-teori itu, komunitas untuk mengingatkan tekad, saling menyemangati, berbagi pengalaman. Tak seorangpun bisa menjadikan dirimu sebagai penulis/pengarang kecuali dirimu sendiri.”
― Helvy Tiana Rosa
“Menulis itu menenagkan pikiran dan nurani yang nyeri.”
― Helvy Tiana Rosa
“Menulis itu peduli. Menulis itu mencinta.”
― Helvy Tiana Rosa
“Mengapa saya menulis? Mungkin karena saya ingin selalu mendekapmu erat lewat kata-kata.”
― Helvy Tiana Rosa
“menulis memang bukan mengeluarkan, tetapi aktivitas membobol berbagai sekat dalam diri dengan di luar dirinya, dengan apa yang menggelisahkannya sehingga mencapai kemapanan rasa untuk digelisahkan kembali.”
― Dian Nafi, Mayasmara
“Menulis itu seperti bermain kungfu. Anda tidak akan pernah menjadi jago kungfu meski seumur hidup menonton Jacky Chan atau Jet Lee, tanpa berlatih kungfu.”
― Helvy Tiana Rosa
“Mari bersenang-senang! Mari mengarang!”
― Helvy Tiana Rosa
“Ketika menulis saya harus yakin bahwa apa yang akan saya tulis baik, menarik dan bermanfaat.”
― Helvy Tiana Rosa
“Menulis selain perkara merangakai kata, juga membantu manusia menemukan jatindirinya. Melalui menulis pula, aku disadarkan untuk menyikapinkeadaan dengan bijak, tanpa harus repot repot berdiri di depan gedung dewan, membawa spanduk, dan berteriak teriak kepanasan”
― Hilal Ahmad
“Cerpen-cerpen itu telah menumbuhkan sayap di punggung saya.”
― Helvy Tiana Rosa
“Bagi saya tidak penting disebut penulis, pengarang atau sastrawan, yang penting terus berkarya. Lalu dengan rendah hati terus belajar menulis.”
― Helvy Tiana Rosa
“Saya menulis untuk mencerahkan diri saya dan orang lain.”
― Helvy Tiana Rosa
“menulis adalah pertengakaran rasa dan pikiran di ujung pena”
― Wawan Kurn
SUMBER http://www.goodreads.com/quotes/tag/menulis