PREMAN PUISI
Pena telah tergadai. Muak sudah dia dgn larik, rima dan diksi. Pengin muntah dia dg segala yg fiksi. Mantap sudah dia menjadi preman sastra demi kelanjutan hidupnya yg nyata . (Pondoksunyi, lupatanggal, bulan juni 2014)
BUKU PUISI 17
haruskah aku merangkai-rangkai kata agar terlihat indah
puisi memang indah, seperti lukisan indah
tapi untuk membuatnya apakah harus memaksa diri
meniru kalimat dan ide orang lain
dan kita hanyalah imitasi dari bahan mentah yang palsu
dan tidak berkualitas
kenapa tidak yang apa adanya saja
menulis dari otak yang polos
dan dengan gaya sendiri
dan menjadi diri sendiri
KETIKA ORANG PINTAR MATI
ketika orang pintar mati
tangan ini sudah dipotog
kaki ini juga sudah dipasung
mulut ini sudah dibekap
siapa yang melakukan itu
kita sendiri
kita terlalu takut untuk melawan
ini adalah dinasti para koruptor
kita menuggu pahlawan muncul
dari hati kita
kita menunggu keberanian itu
dianugrahkan pada kita lalu
mengoyak mereka
meski resikonya hati diasingkan
atau kematian harta
PAGI MUSUH
pagi gerombolan tentara berkuda
mulai turun bukit
mereka menjerit-jerit dengan beringas sambil mengacugkan senjata
kepadaku
aku baru membuka mataku
rasanya aku malas bangun
bukankah lebih enak tidur
daripada pergi berperang dengan mereka
atau bersandiwara menjadi panglima
PENULIS BAYARAN
kututup telingaku
aku pun tidak sanggup membuka amplop itu
yang berisi uang pemberian nyonya
tidak ada yang tahu
teringat aku membunuh hasil karyaku sendiri
dan dengan membabi buta
aku juga mengobrak abrik hasil
karya orang lain
ibu, aku hanya menolong nyonya itu
masih kulihat sisa darah hitam dari pedang penaku,
dan juga tangisan pilu tulisan mereka,
kertas kertas itu kesakitan menggelepar merenggang nyawa
semuanya belum mati
ah, tidak usah sentimentil
bukankah aku perlu uang itu.
HIDUP APA INI
saatnya hidup berpantomin
saatnya hidup di dunia badut
ahh nanti lah sudah jam tujuh..
KEHILANGAN
aku bahkan tak pernah ingin mengingatmu
ketika kau sore itu pergi meninggakkanku
bukankah aku tak pernah memilikimu
semua yang pernah dekat denganku
tidak pernah kuletakkan di hatiku
Tuhan juga tahu, aku tak punya
siapa-siapa
dan tidak memiliki apa-apa
PADA MALAM
pada malam
mencari Tuhan
mencari keadilan
mengakui diri
mereka sedang bahagia
kenapa aku sedih Tuhan
di hamparan sajadah
DUKA CITA PUISI
duka cita puisi
di sudut kecil kota
tersurut dari mereka
pergilah dunia
hanya aku
pena menulis
beberapa kalimat bahagia
NAFSU AMARAH
nafsu amarah
aku tahu dia mulai merambat
memetik satu persatu
dinding dinding retak
gelombang naik
tak bisa tidur nyenyak
HIDUPMU BUKAN HIDUPKU
mencumbui hidupmu, penuh taburan pujian
kehormatan dan kemewahan
kita tak pernah menyapa
hidupku, di pinggir sungai
dengan nyamuk dan suara penyiar
radio ibu ibu
KAU TERLIHAT SEMPURNA
kamu sempurna
kamu terhormat
jangan berteman denganku
aku tahu diri
aku ilalang yang tersembunyi
tidak ada kesombongan dariku
SAJAK POHON TUA
aku hanyalah sebuah pohon
aku tak kenal kalian
tapi aku tahu ada manusia, burung, belalang atau kupu-kupu
singgah di pohonku sementara
aku mencoba tak pikirkan mereka
aku biarkan mereka berteduh
dan kalau mereka bosan
mereka akan pergi
dan itu sudah biasa
aku hanyalah seubah pohon
aku tidak pernah memiliki kalian
aku cukup senang
daunku berguna untuk memayungi kalian
MEMBUANG UANG
membuang uang..
kubuang uangku untuk orang miskin..
untuk orang yang butuh..
untuk orang yang merengek..
kubuang uanguku
untuk diriku sendiri..
aku tidak peduli uang itu akan berguna atau tidak.
sudah kubuang uang itu..
aku tidak cinta uang...
aku orang miskin yang suka membuang uang...
KESOMBONGAN
kesombongan yang pelan-pelan menyusup..
ketika mendapat pujian dan mendapat nilai bagus..
dan merasa paling baik..dan sudah berbuat baik..
maka kesombongan menyusup, tidak disadari..
sial bener....muak bener..kenapa kesombongan bisa menyusup..
MEREKA PENCURI YANG MENGENASKAN
orang yang suka harta orang lain
menyedot, menipu, korupsi,
mereka adalah si miskin yang megnenaskan
AKU MANUSIA BIASA
aku tak bisa menolong dirimu
sungguh, semoga Allah akan menolong dirimu
dia sebaik-baik penolong
sungguh, ada rasa aku tidak percaya padamu
maaafkan aku, dalam menolong ternyata aku masih
pilih-pilih.
semoga Allah menyabarkanmu, teman
PUISI MATI
menunggumu
masih menunggu sahabat sejati..
kapan dia datang..
dan hilanglah segala beban ini..
hilanglah hal yang menyakitkan..