MOS hari kedua
Di ruang sebelah timur
tepatnya di aula. Yona, Gugun dan Amir duduk di kursi saling bersebelahan.
Angin bertiup semilir dari sawah belakang sekolah bagaikan AC sejuk merek Jepang . Wajah mereka nano nano
mendengarkan konvoi ceramah dari bapak ibu guru SMA sewon. Dari jam tujuh
sampai jam sebelas mereka dijejali dan dibanjiri ceramah. Wajah Asam, asin
kecut. wajah terhenyak, melongo dan wajah menyipit ngantuk menghiasi sebagian
pelajar.
Bahkan Amir
sedikit-sedikit ngangguk-angguk dengan
mata merem karena gak tahan dengan suasana siang itu yang panas, tapi sejuk
sehingga terseret ke alam mimpi dengan bunga-bunga nan indah dan Amir
sebagai bintang film india.
Kalau dilihat secara
rata-rata lewat kamera di ruang aula itu peserta MOS sedang berjamaah ngantuk
dan melongo. Padahal materi yang sedang disampaikan Ibu Fatimah itu berguna dan sangat penting. Yaitu tentang tata
tertib dan tata krama.
Ini salah satu
penjelasan dari Ibu Fatimah.
“KETENTUAN TAMBAHAN.
Dalam kegiatan sehari-hari di sekolah
setiap siswa dilarang melakukan hal-hal berikut: Merokok, minum-minuman
keras/mabuk, mengedarkan dan mengonsumsi narkotika,obat psikotropika, obat
terlarang lainnya dan berpacaran di lingkungan sekolah.Berkelahi baik perseorangan
maupun kelompok di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Bekerjasama/ menyontek
pada saat ulangan/ ujian. Berbicara
kotor, mengumpat, bergunjing, menghina, atau menyapa antar sesama siswa atau warga sekolah dengan kata,
sapaan atau panggilan yang tidak senonoh. Membawa barang
yang tidak ada hubungannya dengan kepentingan sekolah, seperti senjata tajam
atau alat-alat lain yang membahayakan keselamatan orang lain. Membawa, membaca
atau mengedarkan bacaan, gambar, sketsa, audio atau video pornografi.
Dan selanjutnya,,...dan
selanjutnya............
Bagaimana tidak
mengantuk. Bu Fatimah yang diperankan oleh Soimah (Soimah adalah sinden gaul
yang sedang terkenal) membacakan tata tertib dan tata krama sepanjang kertas
seratus meter dengan suara pelan, bening dan dengan suara bercengkok seorang
sinden. Bahkan seorang guru di sebelah Bu Fatimah gak tahan ngantuknya tiba-tiba
jatuh mendengkur karena suara Bu Fatimah dalam membaca tata tertib
tersebut mengandung sirep tidur dosis tinggi.
Mungkin hanya Yona
yang masih bertahan tidak terpengaruh oleh sirep mengantuk yang ditebarkan Ibu
Fatimah. Tokoh kita yang cerdas dan pintar itu berusaha keras untuk melotot dan
membelakakan mata untuk mendengarkan tata tertib itu dengan seksama.
Dan tiba-tiba ada
kata-kata yang membuat cewek judes ini manyun dan cemberut. Yaitu kata-kata
yang udah ditebalin ama pengarang yaitu.... Dalam kegiatan sehari-hari , siswa
dilarang berbicara kotor, mengumpat, bergunjing, menghina, atau menyapa antar
sesama siswa
atau warga sekolah dengan kata, sapaan atau panggilan yang tidak senonoh.
Huff tapi apa yang dilakukan senior pada
junior..sungguh kalo ditilik pasal tata tertib sekolah pastilah udah melanggar.
Tapi apa daya, senior yang berkuasa dan sedang naik daun seharusnya menjadi
contoh malah melakukan hal itu. Dan mereka tidak dihukum !!!
Malah, lihatlah itu
pembaca. Ketus Yona sambil berbisik ke kamera . Yona melihat di deretan
belakang. Senior sedang merampas barang elektronik semacam gadget dari saku
seorang junior yang ketahuan sedang facebookan saat ceramah Bu Fatimah. Junior itu didakwa udah melangar peraturan
dan langsung digiring ke ruang senior entah mau diapakan mereka. Tapi senior
sendiri , Yona lihat bawa gadget di saku
mereka. Huff, gak adil !. Tiba-tiba Yona
terkejut. Seseorang mencolek bahunya dari belakang.
“Mbak..ikutan les
bahasa inggris LIA, ya ? bagus lho..nanti Mbak langsung bisa cas cis cus....”
lirih seorang cowok junior berambut blonde dan berwajah oportunis sambil
mengedipkan mata kirinya.
Yona belum menjawab dan hilang
keherannya tiba-tiba cowok tadi udah menghilang di kolong kursi, rupanya dia takut ketahuan senior. Lalu muncul cowok beda
lagi, muncul di kaki kursi peserta MOS di depan Yona, menyodorkan selebaran
kursus komputer , les Matematika dari bimbingan belajar .
“Ikut bimbel ini ya
Mbak....pendaftar 50 orang dapat diskon pulsa 50 ribu lho ? rugi kalo gak
segera daftar.” celoteh cowok itu dengan senyum seorang pedagang tulen.
Yona meringis. Kok ya,
sempet-sempetnya lagi MOS gini, tuu orang jadi sales, mungkin saking mandirinya
atau karena kebutuhan ekonomi mendesak
membuat mereka berbuat kreatif seperti itu. Ketika Yona Miris dan memuji mereka, Yona khawatir junior yang
nyambi dagang itu terkena patroli senior.
Bener saja, dua junior
yang bertampang oportunis itu gak tahu kalau di belakang nya sudah ada senior.
Dan langsung aja lima cowok senior itu menekuk tengkuk junior tersebut, dan
mereka ditangkap untuk dibawa ke ruang senior.
“ ini sekolah buat
tempat belajar, bukan berbisnis ! emangnya ini pasar !!” Kak Senior cepat
merebut brosur di tangan dua cowo itu.
“Dua cowok tadi
berontak dan menjerit waktu brosur di tangan mereka dirampas semua. “Jangan
! brosur itu modalku !!” jerit mereka.
Kak Danang segera menyobek
dan melempar kertas brosur itu ke tempat sampah. Konstan dua cowok junior itu
histeris, dan jeritan cowok itu
mengerikan, membuat para peserta MOS yang tertidur otomatis terbangun.
“Ada apa !!???” siapa yang lewat !!” colot mereka asal-asalan. Setelah mereka tahu kalau
senior sedang menindak junior, hati mereka trenyuh. Tapi mereka gak bisa
berbuat apa-apa waktu dua cowok itu digelandang paksa ke sekretariat OSIS.
“Pastinya mereka mau diceramahin
dan diberi hukuman setimpal, kalee.” Komentar seorang pelajar cowok yang ganjen.
Semua kompak menghela nafas panjang
melihat pemandangan miris itu. Mereka mulai merasa kaku, dan melihat kaka
senior itu seolah berubah jadi monster yang bengis. Dan mereka gak berani
melihat tampang senior lagi dan di diam tempat duduk hanya bisa menelan ludah dan lutut
gemetar.
Setelah
acara ceramah tata krama di aula selesai, peserta MOS digiring masuk ke kelas untuk
dapat ceramah lagi. (yaelah ! ceramah lagi ?) tapi tentang ekskul. Kak Teguh,
Kak Danang, Kak Nana dan Kak Jonathan berjalan gagah memasuki ke kelas satu ef.
Para senior melangkah
dengan pede, kepala ditegakkan sambil nyebarin formulir pendaftaran untuk
diisi. Mereka mempromosikan kegiatan ekstra yang mereka pimpin. Ada
kelompok karya ilmiah, pramuka, pecinta alam, sepak bola, badminton,
cheerleader, household skill atau dunia dara, Paski (Pasukan Inti),
PKS, Team Robotika , teater sampe kelompok filatelis.
“Eh, jangan salah sangka dan ragu,
masuklah ke eskul dunia dara. Di situ kalian akan diajarkan bagaimana menjadi
wanita sesungguhnya. Bayangkan, di zaman moderen dan serba internet ini, kaum
perempuan akan diajarkan kegiatan, seperti memasak, membuat kue, menyulam,
menjahit, dan tugas rumah lainnya. Ekstrakulikuler ini bermaksud mengajarkan
siswi untuk menjadi wanita yang kreatif, mandiri, dan tangguh. “ Koar Kak Teguh selaku humas dari dunia dara
sambil nyodorin formulir bagi yang berminat.
Ternyata siswi putri lumayan berminat juga, bahkan Gugun yang hobi
memasak pun tertarik ingin ikut, tapi berhubung teman-temannya pada cekikikan
mengejeknya, niat terpendam itu dikuburnya dan dia memilih formulir ekskul
pramuka saja.
Sementara itu Amir
ikut kelompok filatelis. Alasannya, Emak udah merestui. Tadi dia sms minta
persetujuan Emak. Dan Amir mantap milih group itu karena dia pikir kegiatan
perangko tidak padat. Udah tahu sendirilah Amir gak suka tugas-tugas berat. Dan
dari siswa di kelas hanya Amir yang milik ekskul yang sepi penggemar itu.
“Memang benar, alam tidak bisa
ditaklukkan. Kitalah yang harus menjadi bagian dari alam dan memahami keinginan
alam. Sungguh tidak mudah memahami alam.” Sekarang gantian Kak Nana selaku ketua tim
pecinta alam dan pendaki gunung SMA Sewon Kidul mensuport kepada junior agar
masuk timnya. Tapi sayang, gak banyak yang ikut eskul itu, cuma tiga anak. Cici
Ciput, Fernando dan Farid.
Sementara itu,
Sandara tanpa banyak pertimbangan dan seperti prediksi pembaca, masuk
klab cheerleader, bahkan dia langsung jadi kandidat pengganti ketua
cheerleader yang lama yang cedera waktu latihan. @.@
Lalu bagaimana dengan
Yona. Hmm, cewek yang sebenarnya manis itu sedang memegang dua formulir.
Bingung. Antara memilih kelompok karya ilmiah atau team robotika. Mata Yona
berbinar membayangkan dia akan aktif dalam dunia ilmiah, tapi dia juga sangat
tertarik dengan robotika dia punya cita-cita ingin bikin robot..hmm
robot yang bisa ngebantu dia masak kelak kalau udah jadi ibu rumah
tangga..ehehe..cita-cita yang tinggi. Tapi apa daya, dia harus milih satu. Dia
terpaksa milih team robotika secara dia penasaran banget dengan pembuatan
robot. Dan tercatat, hanya dia satu satunya cewek dan satu orang saja di
kelasnya yang daftar ekskul itu.
Okey pembaca, setelah
semua junior ngumpulin formulir yang udah diisi, para senior yang tadi terlihat
bermanis-manis muka dengan formulir ekskul, sekarang tiba-tiba mulut mereka
menyeringai. Para junior secara alami langsung bersikap waspada, otak kanan dan
kiri mereka mengatakan akan ada bahaya menghadang.
Beberapa siswa
menelan ludah, ada yang kakinya gemetar, sementara Amir sendiri justru
menengadahkan kedua tangan di udara. Dia berdoa lirih “Ya Alloh semoga
aku gak dapat hukuman lagi.” Amin.
Senior Jonathan
mengeluarkan sesuatu dalam saku bajunya. Permen mint satu bungkus ! dia pameran
ke seluruh kelas.
“Ingat adik-adik, tujuan MOS selain memperkenalkan siswa pada
keorganisasian, kegiatan ekstrakulikuler, juga menamamkan sikap mental,
toleransi dan nilai positif yang lain. Karena itu, kalian jangan salah sangka
dan berpikir yang enggak-enggak. Tujuan dari pada itu adalah untuk melatih agar
kalian sewaktu udah jadi pelajar satu kelas di sini , yang semula tidak saling
mengenal, menjadi bersaudara, dan juga saling sayang menyanyangi tidak
membedakan, dan tidak sok –sokan seperti permen ini. Hanya satu, dan kalian
harus menelan secara bergantian permen itu, sebagai tanda kekompakan dan
solidaritas dengan teman !”
Setelah selesai berpidato, Kak Jonathan menyobek bungkus permen dan
memaksa siswa menelan, giliran pertama adalah Cici Ciput.
Cici ciput tersenyum
senang pada Kak Jonathan. Dia merasa
untung banget, dia makan permen yang belum dinodai itu. Lalu sisa permen tersebut
dijejalkan ke mulut teman satu
bangkunya, setelah teman yang satu ngemut, lalu dilemparkan ke teman di
belakangnya. lalu mereka dipaksa ngemut, lalu ke belakang, lalu ke belakang
lagi, lalu ke deret bangku Sandara.
Sandara mencimit
permen yang tinggal secuil itu dengan wajah jijik. Cewek itu kontan ketakutan.
Dia dari tadi udah mual-mual ngelihat banyak siswa menjilat itu permen.
“Ups, Sandara lagi
sakit gigi, jadi dia boleh ga menelan permen ini !” Seru Kak Jonathan dengan
senyum genit ke arah sandar. Dia berusaha melindungin Sandara. Dan Sandara
membalas senyuman kak playboy itu dengan senyum lega.
Yona dan teman yang
lain konstan mendengus kesal. Mereka geram karena secara tidak langsung udah merasakan aura ketidakadilan di kelas
itu. Tapi apa daya , bukan salah bunda mengandung, mereka hanyalah junior yang
lemah. Permen itu digilir masal, dimakan secara bergantian, setiap anak menelan
permen satu itu, sampai pada deretan bangku Farid. Farid yang udah biru
wajahnya membayangkan dirinya nelen permen sadis itu, terpaksa berbohong.
“Maaf Bang Senior, saya
sariawan. Jadi gak bisa nelan itu permen !” ujar Farid sambil meringis
plus njeberin bibirnya agar sandiwaranya sempurna. Tapi para senior sepertinya
gak kenal ampun dan udah nebak trik klasik Farid.
“Gak, ada
alasan !! makan itu permen ! atau kalau elu gak mau
melaksanakan perintah itu berarti dirimu gak punya kekompakan di kelas ini,
bayangkan teman kamu udah berjuang, ampe pada mau muntah, elu mau enak sendiri gara-gara sakit sariawan sedikit ! dasar
manja ! Makan !“ sentak Kak Jonathan, sambil menjejalkan permen yang sempet
terjatuh ke lantai itu ke mulut Farid, dan dapat dibayangkan betapa jorok
permen itu, hingga kata-kata dari pengarang perlu disensor.
Sampai pada giliran,
Amir dan Gugun. Kedua siswa polos itu pasrah banget memakan permen
ternoda itu meski perut berontak. Mereka menelan permen yang udah
menjadi serpihan kecil. Dan terakhir
sampai pada giliran Yona. Yona menelan ludah.
“Ayo telan adik manis
?” Ujar senior Kak Nana yang selalu berdampingan dengan Jonathan. Cewek
senior itu menjulurkan permen itu dan wajah Yona memerah. Dia dari tadi hanya
ngawasi ulah senior di kelas itu, dan dia harus memakan permen yang dijilati
seluruh kelas, DIA TIDAK MAU ! Yona sudah tidak tahan lagi menahan emosi yang
dari tadi diempatnya. Dia pun berteriak.
“Tidakkk !! aku gak
mau makan permen yang udah kotor, bau ! dan kena virus ludah satu
kelas..!!” pekik Yona dengan mata mencorong.
“Apaaa !!?? Dan para
senior konstan slow motion menoleh ke arah Yona. Bagai ada cipratan lahar
gunung berapi di kelas itu, siswa sekelas
mandang Yona yang udah kayak orang kena pengaruh debus itu.
Para junior dan
senior kompak terbelakak, tersentak dan terjungkal. Gak ngira ada yang berani melawan perintah senior. Dan orang
itu adalah Septi Yohana Putri, anak pegawai tukang pos kecamatan Sewon.
“Apa kau bilang tadi !? kamu melawan, kami ?? “ Kak
Nana terkejut bercampur murka.
Semua senior
meradang.
“Bawa dia ke ruang
khusus.” Teriak Kak Danang selaku senior yang wajahnya paling sangar, bengis,
nakutin, sadis dan juga presiden patroli keamanan sekolah itu.
Kak nana, teguh dan
jonathan saling pandang. Wajah mereka Nampak bego seolah gak tahu yang dikatakan
Danang. Mereka gak tahu artinya ruang
khusus.
“Ruang khusus apa
?” bisik Kak Teguh garuk-garuk kepala.
“Caelah !! bawa anak sok ini ke sana.” Perintah Kak
Danang sambil nunjuk ke ruang Osis pada Kak Teguh dan Kak Nana.
Dua senior
setelah ngeh lalu mencekal kedua tangan Yona, dan menarik kasar
Yona keluar kelas.
“Jangan pegangin aku
! mau dibawa kemana aku !!?” Yona
berontak sambil berteriak minta tolong ama dua sohibnya. “Toloong, teman-teman
!”
Tapi Amir cuma
siul-siul sambil mandang ke langit, seolah gak dengar suara. Sementara
Gugun menundukan kepala dalam -sedalamnya sekali dan bilang dalam hati im sorry
say goodbye...alias mereka gak bisa ngapa-ngapain.
Yona menatap dua
sohibnya dengan mata berkaca-kaca. Dia gak percaya Gugun dan Amir gak bisa
menolongnya sama sekali. Yona diseret keluar kelas. Hingga suara S.O.S Yona gak
kedengaran lagi di luar kelas.
“Itulah, hukuman bagi
yang berani melawan senior. Masih jadi junior aja udah sok !” Galak Kak
Nana dan Kak Danang menambah suasana tragis saat itu.
Para junior bergidik
ketakutan. Amir dan Gugun, saling pandang. Mereka merasa lemah, lemas dan
lunglai. Mereka merasa jadi pecundang sejati dan merasa gak bisa berbuat
apa-apa dan Yona sekarang di bawa ke ruang penyiksaan. Mereka menitikkan
air mata.
Lalu penderitaan
mereka ternyata belum berakhir. Setelah tragedi permen mint, Kak Nana ngeluarin
teh botol, dan satu persatu anak dipaksa meminum botol itu secara
bergantian. Setelah acara minum teh botol itu selesai, giliran Kak Danang
ngeluarin roti buaya dari tasnya. Roti itu udah berjamur berwarna abu-abu di
pinggirnya dan keras. Dan lagi-lagi roti itu harus ditelan oleh seisi
kelas secara bergantian dan bergilir saling mengigit. Alhasil, setelah Kak
Senior keluar dari ruang kelas, pada junior pada muntah-muntah masal. Kecuali
Sandara yang memang dibebastugaskan hari itu dari perintah kakak senior.
Hmmm,....kejaammm.
Bersambung
ke RUSAKNYA PERSAHABATAN AMIR, GUGUN DAN YONA (MOS SERAM 11)