Fuuh , hari yang cukup melelahkan dan luar biasa untuk siswa siswi baru SMA Sewon. Tapi dalam benak mereka masih merasa wajar untuk MOS di SMA pasti begitu. Setelah sore harinya diisi kegiatan belanja barang dilanjutkan malam harinya mereka nglembur membuat pernak pernik MOS.
Untuk siswa laki-laki disibukkan membuat topi bola dan semua disibukan membuat ID Card dan tagline dengan dasar gambar burung garuda. Semua junior menggerutu, kenapa tagline mereka di hari pertama harus diganti dan membuat lagi dengan lambang negara indonesia itu.
Mereka berpikir mungkin itu sesuai dengan sempoyan MOS tahun ini yaitu, mereka teringat Pak Drajat saat briefeng MOS, dengan semangat Pak Drajat mengatakan kata-kata garuda di dada dan hatiku ( Pak Drajat pun tangannya sibuk membentuk tanda garuda superti gerakan gadis Sailormoon, Power Ranger dan lain-lain yang pusing kalau ngeliatnya)..
membentuk siswa berprestasi, bermental tinggi, semangat, kreatif, bertakwa dan santun.
Yaah, mungkin tagline besok disesuikan dengan tema MOS. Tapi membuat tagline burung garuda susahnya bukan main. Apalagi yang tidak bakat gambar pasti akan mengeluh dan capek deh. Ditambah lagi ada aturan gak boleh gambar garuda itu hasil print-printnan atau hasil scan dan fotokopi atau jiplakan hukumannya akan berat. Tapi mereka mencoba tetap semangat, anak-anak junior emang pantang menyerah.
Malam ini Amir terlihat sedang menggaris-garis dan mencorat caret kertas manila di depan ruang tipi dengan berpeluh sambil ngemil dan nonton sinetron PUTRI YANG TERTUKAR. Berkali-kali gambarnya dihapus karena salah dan dia ngerasa gambarnya tidak terlihat seperti burung garuda malah seperti burung dara..
Hoho...keringat bercucuran di kening Amir dan malam semakin larut. Sementara itu tokoh kita yang lain, si Yona, juga sedang nglembur, anak yang hiper dengan dunianya sendiri itu malah asyik melakukan kegiatan itu sambil ndengarin lagu korea pop favoritnya, berkali-kali dia mengganti cd dari Super Junior lalu SNSD lalu Shinee. Pokoknya semua koleksinya dia setel bagaikan konser yang tak pernah selesai, musik korea jadi temannya mengerjakan gambar garuda.
Sementara itu bagaimana tokoh pria yang satunya yaitu Agung Laksana alias Gugun. Gugun juga sedang telaten dan nampak khidmat berbaring tengkurap dengan celana selutut dan kaos singlet di lantai mengerjakan gambar tapi beda dengan Yona dan Amir, dia mengerjakan sambil ditemani keributan adik-adiknya yang pada bertengkar, sesekali mereka merebut pensil di tangan Gugun dan menaiki punggungnya, tapi Gugun mencoba bersabar.
Sementara udara malam terasa panas, mungkin mau turun hujan. Di rumah Farid yang terletak di perumahan pejabat dinas, nampak ramai oleh ulah dua pembantunya Jamilatun dan Jamilah. Mereka berdua sedang sibuk membantu tuannya mengerjakan PR membuat tagline burung garuda dengan karton sementara tuannya, tuan Farid alias KAU TAHU SIAPA TAK BOLEH DI SEBUT sedang enak-enakan maen PS tak jauh dari mereka.
Ketika mendengar derap langkah kaki ke kamar, dua pembantu yang setia itu segera sembunyi di belakang sofa. Ayah Farid masuk ke kamar Farid dan mendekati anak nomer tiganya itu.
“Gimana MOSnya gak ada kesulitan kan ?” tanya ayah sambil menyedot pipa cerutunya.
”Beres, Pap !” jawab Farid. Dia gak ingin menceritakan yang sebenarnya terjadi, kalau dia sempat dibully teman-temannya karena kebodohannya. Karena buat apa mengatakan sesungguhnya kalau cuma diceramahi dan dibanding-bandingkan. Batin Farid tenang.
“Baguslah, kau sudah seperti kakak-kakakmu, contohlah mereka yah.?.” kata ayah sambil mengacak rambut Farid. Farid Cuma meringis dan bernafas lega ketika ayah Farid keluar dari kamarnya.
Dan dua pembantunya keluar dari tempat persembunyiannya dan melaksanakan perintah tuan yang dicintainya itu yaitu menggambar burung garuda. Farid cuma mendengus. Sampai kapanpun Farid merasa gak mungkin seperti kakaknya yang terlanjur pintar itu...huhu..Farid jadi berhenti main PS dan melamun.
Sementara dua pembantunya sibuk mengosok gambar yang gak jadi-jadi itu dengan penghapus. Beberapa kali mereka gagal membuat gambar garuda yang ada adalah bentuk gambar ayam. Tapi dua pembantu itu demi tuan Farid gak akan menyerah. Akhirnya pukul satu malam, ketika tuan muda Farid udah tertidur pulas, Jamilatun berteriak kegirangan “Yeah, akhirnya berhasil menggambar garuda !!” sementara Jamilah sujud syukur saking bersyukurnya.
Pagi hari jam tiga ayam-ayam berkokok bersahut-sahutan. Mereka tidak ingin ketinggalan seperti hari kemarin ama anak-anak yang mau ikut MOS yang udah bangun lebih dulu. Suara ayam gaduh tak karuan karena ingin membuat kehebohan buat penduduk desa yang sedang tertidur pulas dan nyenyak tanpa masalah. Warga desa yang masih ngantuk merasa aneh kenapa ayam-ayam berkokok terlalu pagi, mereka merasa ada yang salah paham pada ayam-ayam itu lalu beberapa warga desa yang pengangguran memilih meraih selimut dan tertidur pulas lagi.
Peserta MOS bangun dari tidurnya yang gelisah, lalu mereka mandi dengan tergesa karena takut kehilangan waktu, makan tergesa, lalu memakai aksesoris MOS. Untuk cowok memakai tas bola kuning, tas karung goni tetap, pakaian olahraga dan tanda nama garuda sementara untuk cewek memakai pita rambut dari tali rafiah sebanyak sepuluh. Terbayang betapa repotnya dan ributnya mereka.
Para orang tua ikut bangun pagi dan bertindak membantu mereka, bahkan kakak dan adik-adik para peserta MOS diikut sertakan buat menali rafiah rambut. Kakek dan nenek pun dibuat ribut. Pokoknya semua isi penduduk rumah dibuat heboh gara-gara ada penghuni rumah yang ikut MOS. Bahkan yang punya adik bayi, bayi ikut ribut dengan tangisan yang tak pernah berhenti. Komplit dah betapa rusuh dan ributnya suasana pagi itu.
Mendekati jam setengah tujuh, nampak pelajar berderet dan bercecaran memasuki gerbang SMA Sewon Kidul. Mereka memakai aksesoris yang menurut pandangan orang awam pastilah aneh dan gila mendadak. Penulis sendiri percaya para peserta MOS itu pasti malu atau yang memiliki rasa bangga pastilah sangat luar biasa semangatnya.
Pintu gerbang telah dibuka. Para kakak senior sudah siap dengan tampang galak bagaikan penjaga istana kegelapan. Seorang junior yang beruntung sebagai peserta pertama yang masuk ruang pemeriksaan barang, menggigil tubuhnya sampai karung goninya terjatuh dan menimpa kaki kakak senior karena saking nurvousnya. Bayangkan karung goni berisi barang-barang kurang lebih lima kilo itu menjatuhi kaki mungil Kak Nana tentu saja menimbulkan rasa sakit di kaki Kak Nana. Konstan si junior tanpa basa-basi langsung didepak dan disuruh lari keliling halaman sekolah sampai lima kali. Huh seram !
Kembali peserta MOS mengalami antrian panjang di ruang pemeriksaan barang. Seperti hari kemarin , tokoh kita ini, trio kwik kwok harus bersabar menunggu giliran pemeriksaan. Tapi yang lebih membuat mereka bertanda seru adalah kenapa banyak sekali terlihat para siswa yang kena hukuman. Sepertinya gak ada yang
bener dari mereka. Sudah ada lima puluh siswa berlarian di halaman menerima hukuman. Yang membuat mereka bertanya-tanya, mereka melihat KAU TAHU SIAPA TAK BOLEH DISEBUT sudah berada di antrean terdepan. Heran, kenapa Farid bisa bangun pagi, rupanya tokoh kita yang kian menggemaskan itu hari ini pakai mobil jemputan ayahnya, jadi sampai ke sekolah lebih awal. Dia takut juga kerena hari kemarin terlambat gara-gara mengayuh sepeda.
Farid maju ke depan, dia nampak lebih percaya diri, dan yakin dia gak bakal kena hukuman. Kak Danang mendekati Farid dan membuka isi karung goni Farid,
“Barang yang kamu bawa ada yang salah !” seru Kak Danang bengis. Farid menelan ludah sambil menatap para senior yang hari ini nampak kecentilan dengan seragam pink-pink.
“Lalu jam tangan elu mana ?” tanya Kak Danang dengan berteriak.
Waduh ! Farid terbelalak. Dia lupa. Dia emang ga suka bawa jam tangan. Tapi dia lupa kalau jam tangan adalah syarat barang yang harus dibawa di MOS. Farid menatap Kak Teguh yang berdiri di samping Kak Nabila dan Kak Galih.
Kak Teguh saudara sepupunya itu pura-pura gak lihat farid. Dia asyik ngobrol dengan teman seniornya, boro-boro bicara membelanya. Farid menggeram ke arah kak Teguh, tapi Kak Teguh seolah gak kenal dan malah bersiul-siul sambil mandang langit.
Huh, awas kau Kak, kubunuh kau !!..kesal Farid dalam hati sambil ngeloyor pergi ke tempat hukuman.
“Apa ini ? tagline garuda kamu nengoknya ke kiri ! astaga ceroboh sekali !!”
Farid terkejut. Burung garuda buatan Jamilah dan Jamilatun kok bisa nengok ke kiri, ihik. Farid garuk-garuk rambut. Ia merasa bersalah dan mendadak berkeringat dingin. Ini salahnya yang gak memeriksa gambar tersebut dan terlalu percaya pada dua pembantunya itu. Dia mulai mendapatkan feeling bakal kena hukuman berat.
“Idiot, sebagai junior udah berani ngelawan kami. Emang kamu kira kamu hebat ampe salah tiga !! .tuh pisang yang kami maksud itu satu..dan sisirnya itu lima puluh..dasar ceroboh..!!..lari keliling lapangan tiga puluh kali.!!” perintah Kak Danang. Farid terkejut tapi dia gak bisa protes.
"Siap, Kaak !" Fardi menurut saja.
Farid menjalani hukuman keliling halaman sekolah sambil mendekap jam dinding di dada. Tentu saja itu menimbulkan kegelian bagi yang memandangnya.
Setelah itu Gugun maju selangkah. Dia sekarang mendapat giliran pemeriksaan. Seperti dugaannya semua barang lulus kecuali pisang lima puluh sisir dan juga martabak kismis. Kak Nabila marah-marah.
“Apaan ini ???” Kak Nana menatap kotak martabak dan kayak ga percaya lalu menatap wajah Gugun dengan tajam. Dia mengira Gugun itu doyan makan dan serakah. “Keterlaluan, Masak, martabaknya tinggal separo !”
“Sumpah Kak, bukan saya yang makan, itu asli dari pedagang martabaknya.”
“Maksudmu pedagang martabaknya yang makan ini martabak !!” Kak Nana nyengir. “Sangat menggelikan....pake alasan yang jelas-jelas bohong !”
“Maaf Kak, tapi itu benar, sumpah, saya gak bohong !” Desis Gugun dengan wajah dan suara memelas mengiris hati dan jiwa. “Saya membelinya karena uang saya gak cukup jadi Cuma di kasih martabak imut dan kecil sama pedagangnya.” Jujur Gugun sambil buat tanda victory dan sumpah.
Gugun berharap dengan jujur meski memalukan akan membuat Kak Senior memaafkannya. Tapi usahanya sia-sia karena tetap kakak kakak senior gak percaya banget.
“Makan tuu martabak !” Mereka memerintahkan Gugun untuk memakan martabak itu yang udah lumayan basi dalam waktu lima detik. Gugun menghela nafas dia gak bisa menelan.
"Telan !" perintah Kakak senior.
Dengan diiringi penghitung waktu di tangan Kak Galih, Gugun terpaksa memakan martabak itu. Dia sampai tersedak dan mau muntah, karena memaksakan diri makan martabak dengan cepat. Para senior semua tertawa ngakak, dan seperti bahagia dengan pemandangan miris itu
“Mau minum , kasih dia minum ?” seru Kak Danang. Gugun mengangguk . Dia memang butuh segelas air supaya mulutnya gak seret. Kak Galih datang, dan kepala Gugun diguyur pakai air kopi.
“Nih jongos hahaha...!” maki kakak senior pada Gugun.
Gugun terkejut. Dia gak nyangka dapat perlakuan seperti itu. Tapi apa daya dia gak bisa melawan mereka. Setelah itu Gugun disuruh lari keliling halaman bersama teman lain dan bergabung dengan mereka yang kena hukuman.
Yona meradang melihat teman-temannya di hukum. Hari ini senior terasa nampak sangat keterlaluan. Banyak yang dihukum karena kesalahan kecil . Yona memandang kasihan ke arah Gugun yang lari-lari sambil berteriak menghina diri sendiri . Yona merasa, para pelajar di tengah halaman itu seperti pemandangan para tahanan yang sedang olahraga apel pagi lari di pagi hari.
Yona menghitung siswa yang dihukum. Luar biasa, hari ini anak yang dihukum banyak banget. Mereka rata-rata salah di dua barang bawaan. Satu di burung garuda. Banyak yang bikin asal-asalan, ada yang nengok ke kiri seperti punya Farid. Ada juga yang nengok ke atas, ada yang kepalanya dibikin nunduk , kalau yang itu jelas salah besar. Tapi yang salah kecil juga kena hukuman, gambar burung garuda itu diukur dengan penggaris harus sesuai aturan. Tapi kurang satu centi aja dihukum. Dan kesalahan terbesar ada di pisang lima puluh sisir yang dimaksud itu di luar dugaan, yang dimaksud itu yang lima puluh itu sisirnya bukan pisangnya .
Yona di belakang kerumunan ngelihat seorang pelajar cowok yang dia lihat di pasar Brotoyudon yang bernama Saudara Budi berani bertanya dan protes.
“Kenapa aturannya berganti tidak seperti kemarin. Tahun kemarin kan yang dimaksud lima puluh itu pisang bukan sisir.” Protes Budi.
"Soal aturan itu terserah kami yang ngatur dan kalian dilarang protes !" Tanpa banyak cincong. Konstan tuu cowok kena gamparan kursi plastik karena keberaniannya bertanya itu.
“Bawel lo junior !! itu balasan buat kamu !! sekarang lari keliling halaman tiga puluh kali !!” dorong Kak Jonathan bengis dan tak punya belas kasihan.
Alamaakkk !! betul-betul menjebak dan merasa seperti dikerjain para senior dan seperti mimpi buruk, Hari ini Yona juga kena hukuman gara-garanya dua hal itu. Gara-gara salah bawa pisang lima puluh sisir dan gara-gara burung garuda yang kurang sempurna satu centi. Dia bersama teman-temannya dihukum di suruh lari-lari sambil harus teriak saya oon, begitu terus kalau enggak mereka bakal kena marah, dan disemprot ama bentakan dan sentakan.
Dalam hati para senior tertawa penuh kemenangan dan kepuasan, karena semakin tambah banyak yang dihukum dan disiksa dan menderita semakin memuaskan mereka. Itulah cara mereka mendidik mental dan kesungguhan para junior dalam belajar seperti perintah petinggi sekolah Sewon Kidul.
Yona mendengus dari kejauhan. Merasa ada yang gak adil. Sambil berlari menjalani hukuman, Yona menoleh ke arah Sandara yang sedang melangkah dengan imutnya di koridor kelas dengan sepatu merek luar negeri yang gak usah disebut mereknya karena pengarang gak nerima iklan gratis @.@ Dan sepertinya Sandara gak dapat pemeriksaan dari kakak-kakak sangar itu. Ya hanya Sandara yang bebas dari hukuman.
Ya Sandara dan Cici Ciput dan beberapa siswa the gank Sandara yang tidak dihukum. Pisang lima puluh sisirnya pun tepat seperti aturan kakak senior. Rupanya para senior tadi malam udah pada nelpon Sandara dan bilang barang yang dimaksud yang benar itu sisirnya yang berjumlah lima puluh. Para kakak melakukan hal nista itu karena hanya ingin berkenalan dengan Sandara saja.
Yona memperlambat larinya. Dia beriringan dengan Amir. Halaman sekolah SMA Sewon jadi seperti arena lomba marathon karena saking banyaknya siswa yang berlarian karena kena hukuman.
Yona memandang cemas ke arah Amir. “Amir istirahat !” Yona melihat Amir mulai megap megap lari-lari sambil mencengkeram perut.
Yona khawatir sakit asma Amir kumat. “Aku kuatt, Yon !” Jawab Amir masih ngos-ngosan. Amir sedih, dia teringat dia kemarin menyembunyikan riwayat penyakitnya itu di daftar formulir peserta MOS, dia menghapus daftar penyakit yang dideritanya, karena dia malu. Dia tidak mengatakan kalau dia penderita asma akut. Dan akan kumat kalau dia kecapean.
Benar saja kekhawatiran Yona terjadi. Ketika kurang satu putaran lagi tubuh Amir nampak limpung dan dia tiba-tiba terjatuh lunglai di atas rumputan . "Amiiir !!" jerit Yona. Yap dia pingsan dengan suksesnya. Dan disusul bebarapa siswa yang lain juga seperti ketularan Amir. Mereka berjatuhan di rumput , pingsan. Terhitung total sepuluh orang yang pingsan waktu itu. Laki-laki empat, perempuan enam.
Para siswa siswi PMR segera bertindak. Mereka bersorak ketika melihat ada yang pingsan, dan gembira ria menolong siswa pingsan itu dan dibawa ke ruang perawatan. Sementara itu Farid melihat rekan-rekannya para junior terkapar dia jadi punya ide. Farid tiba-tiba terjungkal pingsan juga tapi dia memilih rumput yang bersih sebagai tempat pingsan . Dia rupanya pura-pura pingsan sebelum nanti dia pingsan beneran. Lagi-lagi para regu PMR yang udah disiapkan itu bergerak cepat langsung memapah Farid dan dia digotong ke ruang perawatan. Dalam hati Farid tertawa penuh kemenangan karena triknya berhasil.