CERPEN 5M

hahaha

  • Home
  • Quote gua
  • CERPEN
  • DAFTAR ISI
  • OPINI
  • TENTANG BLOG
Home » cerbung MOS SERAM » MOS SERAM » MOS BIKIN SENGSARA GUGUN (MOS SERAM 8)

Friday, 4 July 2014

MOS BIKIN SENGSARA GUGUN (MOS SERAM 8)


       Langit sore di atas Pasar Brotoyudon nampak cerah, secerah wajah para pedagang yang laris maris dagangannya. Nampak anak-anak bertampang pelajar menyusuri dan mengobrak-abrik sekaligus mengubek-ubek isi pasar, sehingga pusinglah orang yang melihatnya. Banyak pembeli yang biasa rutin belanja di Pasar Brotoyudon pada mengeluh, karena akses ke pasar jadi ribet dan sesak. 
      Belum lagi ulah pelajar tersebut yang suka teriak-teriak  dan ribut rebutan barang. Belum lagi yang bersenggolan dan beberapa ada yang sukses membuat pembeli jompo menjerit terjatuh dan bakul beberapa pedagang jatuh berantakan. 
     Para pembeli di pasar  mengelus dada dan mencoba sabar. Saat itu mereka tidak tega untuk memarahi pelajar yang bermuka semangat lagi lugu itu. Dan membiarkan mereka  belanja sesukanya. Mereka para pelajar yang ikut MOS itu memang semangat berkobar-kobar  tapi juga tegang. Maklum, hari ini mereka berburu barang bawaan yang cukup membingungkan untuk dibeli. 
    Ayo adik-adik pembaca, kita buka catatan barang yang harus mereka bawa di hari kedua MOS :

Ø     Tempe panjang dengan panjang 9.5 cm,
Ø     jam tangan,
Ø     kuaci cap matahari terbit sepuluh,
Ø     kalung buah pisang lima puluh sisir,
Ø     topi bola kuning,
Ø     air mineral tiga liter,
Ø     timun jumlah tiga kilo warna putih bersih,
Ø     martabak kismis  satu dus !!

       Gugun, Yona, Amir  bersama   pedagang pisang dan beberapa pelajar serempak  mereka garuk-garuk kepala dan hidung merenungi daftar barang belanjaan. 
        Bingung apa maksud senior, Pisang lima puluh sisir  ? 
       "Wow kalau menurut analisa aku, aku udah dapat bocoran dari alumnus junior tahun lalu, kita jangan terlena dengan kata sisir dan jumlah, itu yakin adalah jebakan buat kita, biar kita salah dan dihukum.” Celetuk seorang junior yang bertubuh pendek yang bernama saudara Budi itu sambil manggut-manggut dan bertampang super serius. 
       Beberapa pelajar yang berjumlah kurang lebih sepuluh orang mendengarkan dengan penuh khidmat dan percaya pada Budi.

       “Aku pikir yang dimaksud dari pertanyaan itu seperti yang dikatakan Saudara Budi menurut pengalaman  siswa tahun lalu yang dimaksud pisang lima puluh sisir adalah kita harus membawa pisang lima puluh dan sisir satu, bukan sisir nya yang berjumlah lima puluh ..begitu !”  yakin Yona. 
       
     Karena waktu itu wajah dan analisa Yona terdengar mantap,  seluruh pelajar yang kebingungan itu kemudian mengamininya. Detik itu juga para pelajar menyerbu pedagang pisang dan langsung saja pedagang pisang laris manis. Terhitung sepuluh pedagang pisang ketiban rejeki nomplok. Padahal biasanya rejeki mereka  seret,  tekor dan rugi berat setiap hari, dan sekarang mereka bisa senyum-senyum sendiri soalnya dagangannya ludes gara-gara  pelajar yang bertampang lugu dan lucu itu.

      "Okey, setelah belanja pisang ...lets go ! kita belanja kuaci cap matahari terbit, air mineral tiga liter, sisir dan timun tiga kilooo..! waduuuh...! .jangan sampai kita ketinggalan dan kehabisan kayak pengalaman Gugun yang  kena hukum kemarin.”  Ceramah Amir.
     Maka tiga trio kwik kwok segera bergerak cepat ke lantai atas, ngubek-ngubek pedagang dan barang seisi pasar.

      Ternyata dari barang-barang yang  mereka beli, tantangan terberat adalah  dari kuaci cap matahari terbit. Soalnya  kuaci cap matahari terbit termasuk makanan bersejarah,  jadul dan udah langka di pasaran, tapi untung punya untung ternyata masih ada seorang pedagang yang masih jualan. 

    Pedagang yang berpikiran oportunis  itu senang bukan kepalang.   Tiba-tiba  dia punya ide menaikkan harga kuaci itu , yang sebetulnya hartanya lima ribu menjadi tiga puluh ribu. "Mumpung ada yang berminat.."  kikikik pedagang itu tersenyum licik tanpa sepengetahuan para pelajar dan hanya diketahui oleh pengarang. Gugun , Yona dan Amir mendengus kesal,  karena kata-kata pedagang itu berhasil tersadap juga oleh mereka .@.@

      "Huh, dasar pedagang  serakah ! lintah darat !" dumel Yona, Amir dan Gugun setelah  berlalu dari toko pedagang kuaci. 
     Mereka kemudian istirahat di lapak pedagang es campur. Melepas lelah  dan juga memuntahkan kekesalan sambil menikmati es berwarna merah kuning ijo yang penuh zat pewarna itu. Trio Kwik Kwok gak peduli efeknya yang penting tenggorokan mereka kering  dan mendapatkan pertolongan dari kehausan. 

    Huuh !  Gugun bertampang sengit, waktu ngeliat Cici Ciput melintas di depannya dan berhenti di pedagang timun yang letaknya bersebelahan dengan  pedagang es. Sampai sekarang Gugun masih belum bisa memaafkan Cici Ciput gara-gara lele  keriting hari kemarin. 
    Yona memandang sahabatnya itu dengan prihatin dan menasehatinya agar sabar. Sementara itu Amir melihat Jamilatun dan Jamilah sedang berjalan ke arah pedagang tempe, Amir berguman berkali-kali dia merasa iri bangett  dengan kemudahan hidup Farid yang memiliki dua pembantu kembar tersebut sehingga bisa enak-enakan dan ongkang –ongkangan di rumah tanpa merasakan susahnya mencari barang dan belanja untuk MOS. Huuh.....Amir menghela nafas berkali-kali.

    Sementara itu Gugun merogoh saku celananya kemudian mengeluh panjang. "Ya Allah uangku tinggal sepuluh ribu. Guman Gugun. Wajahnya mendadak pucat , bercampur sedih dan suram. Teringat pesan Bapak padanya tadi pagi, Gun nih Bapak kasih uang, uangya kalau  lebih jangan buat hura-hura tapi  ditabung, ya. Yap, Gugun gak bakal lupa pesan Bapak itu, tapi Boro-boro uangnya lebih, buat belanja aja sekarang terancam kurang. Gerundel Gugun.

   "What Happen, Gun ??"   tanya Yona .
   "Gak apa-apa , its okey."  Cengir Gugun sok damai.

    Yona dan Amir tidak tahu  kalau uang Gugun di saku hampir habis.  Bagaimana tidak habis. Hari ini belanjaannya menyedot uang banyak banget, dari beli timun tiga kilo, beli bola buat dibuat topi, lalu beli  pisang lima puluh, sisir, sampai jam tangan.Yap, Gugun gak punya jam tangan, jadi  dia terpaksa beli demi keperluan MOS. Meskipun dalam hati keberatan tapi itu perintah senior.          
     Huhuhu harga jam tangan itu gak murah dan sekarang belum belanja martabak kismis, semoga uangnya masih mencukupi. Batin Gugun was-was.          Gugun, Amir dan Yona  segera bangkit dari duduknya. Setelah membayar es campur sekarang yang  menjadi tujuan  adalah pedagang martabak.        
     Pedagang martabak  ternyata mojok di sebelah selatan, tepatnya di pelataran parkiran. Mereka bernafas lega, sepertinya gak mungkin kehabisan martabak, karena ada lima puluh gerobak martabak berderet nongkong di situ.

        "Berapa harga martabak kismis, Bang ?" tanya Gugun hati-hati dan malu-malu. Dia melihat Amir dan Yona sudah menunggunya di halte angkot. Mereka udah beli martabak itu lebih dulu. Emang Gugun sengaja berlama-lama membelinya biar dua temannya itu gak tahu kalau dia sedang dalam keadaan emergency keuangan.

     "Dua puluh lima ribu, mau beli berapa kotak, mas ?"  kata pedagang itu dan dengan sigap langsung meramu martabaknya.
     "Maaf Bang, uang saya tinggal sepuluh ribu, boleh gak ngutang dulu Bang, soalnya ini darurat !  please, Bang.”   Ujar Gugun dengan suara lembut dan lirih banget, dan wajah  dibuat memelas dan mata penuh belas  kasihan. Tapi  pedagang martabak justru melotot dan memasang wajah bengis. Ditambah lagi karena wajah pedangan itu brewokan menambah suasana angker bin mengerikan di raut wajah tersebut.

    "Apa !!? utang ? gak ada utang-utangan !"   Dasar pembeli kere. Batin pedagang martabak tersebut kemudian ngambek menghentikan aktifitasnya mengocok telur. Cukup sudah melayani pedagang yang gak cukup uangnya. Kesal pedagang itu, lalu  duduk kembali di kursi, meraih buku TTS  sambil  menanti pembeli yang lain.
   "Please Bang....kasihan saya. Ini untuk MOS..besok setelah MOS...aku bayar deh,..nanti aku tinggalin kartu osis buat tebusan kalau abang gak percaya , besok martabaknya saya bayar..”  mohon Gugun dengan suara masih lirih dan tangan memohon-mohon. Yona dan Amir dari kejauhan menyipit matanya, bertanya dalam hati kenapa lama sekali Gugun beli martabaknya dan apa yang  dilakukan di sana kok Gugun seperti orang main sinetron.

   "Ya, udah ! gak usah utang, sekarang kubikinkah martabak tapi Cuma separo saja, ya ! atau..pokoknya kubuatkan martabak yang seharga sepuluh ribu....!”  tawar pedagang martabak yang ternyata masih punya rasa kasihan meski cuma setitik.

    "Baiklah." Lirih Gugun yang udah kehabisan akal. Dia pun duduk menanti martabak separo itu sambil gigit jari.
     Pedagang itu kemudian ber-aksi membuat martabak dengan cepat, lincah bahkan sambil ngedance bergaya hip hop dan lima menit kemudian martabak itu jadi. Pedagang martabak tersenyum puas lalu memasukkan martabak hasil karyanya ke kotak, dan Gugun menatap takjub, karena   martabak itu mungil dan tidak seimbang dengan kotaknya yang lebar.      Gak apa -apa deh , yang penting dapat martabak kismis. Ujar Gugun sambil meringis. Setelah membayar martabak dan benar-benar kehabisan uang dia berlari ke arah teman-temannya.


     Menjelang magrib, mereka pulang ke rumah dengan naik angkot langganan berlogo facebook. Waktu mau turun dari pintu angkot, Karena udah gak punya uang, Gugun meminjam  pada  Amir untuk bayar angkot tapi dia bilangnya begini, "Stts, Mir, bayarin angkot nya, ya ?..soalnya uang aku di saku ini gede buanget  n  gak ada recehan,"  bisik Gugun di sebelah Amir , lirih takut penumpang yang lain dan pembaca cerita ini mendengar.    
    Amir mengangguk dan  percaya saja  sama Gugun dan membayarkan ongkos angkot untuk sohibnya tercinta itu.


besambung ke............episode  MIMPI BURUK MOS
Artikel Terkait
MOS SERAM
  • TAMATNYA MOS SERAM (MOS SERAM 16)
  • PEMBERONTAKAN PARA JUNIOR (MOS SERAM 15)
  • KEPANIKAN DALAM MOS (mos seram 14)
  • SURAT CINTA BUAT SENIOR (MOS seram 13)
  • MOS HARI KETIGA (mos seram 12)
  • HANCURNYA SEBUAH PERSAHABATAN (MOS SERAM 11)
  • SIAPA PAHLAWAN DALAM MOS (MOS SERAM 10)
  • MIMPI BURUK MOS (MOS SERAM 9)
  • MOS = MASA OTORITAS SENIOR (MOS SERAM 7)
  • DENDAM KESUMAT PARA SENIOR (MOS SERAM 6)
  • KERICUHAN DI PASAR BROTOYUDON (MOS SERAM 5)
  • Gemerlap Kemilau Bintang MOS SERAM
cerbung MOS SERAM
  • TAMATNYA MOS SERAM (MOS SERAM 16)
  • PEMBERONTAKAN PARA JUNIOR (MOS SERAM 15)
  • KEPANIKAN DALAM MOS (mos seram 14)
  • SURAT CINTA BUAT SENIOR (MOS seram 13)
  • MOS HARI KETIGA (mos seram 12)
  • HANCURNYA SEBUAH PERSAHABATAN (MOS SERAM 11)
  • SIAPA PAHLAWAN DALAM MOS (MOS SERAM 10)
  • MIMPI BURUK MOS (MOS SERAM 9)
  • MOS = MASA OTORITAS SENIOR (MOS SERAM 7)
  • DENDAM KESUMAT PARA SENIOR (MOS SERAM 6)
  • KERICUHAN DI PASAR BROTOYUDON (MOS SERAM 5)
  • Gemerlap Kemilau Bintang MOS SERAM
  • PROFIL SENIOR ( MOS SERAM 4)
  • BRIEFENG MOS SUPER BAU ( MOS SERAM 3 )
  • PESAN SARAT MENAKUTKAN (MOS SERAM 2)
  • MOS SERAM ( Prolog) (MOS SERAM 1)
Newer Post Older Post Home

Entri Populer

Blog Archive

  • ►  2015 (35)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (23)
    • ►  May (2)
    • ►  January (2)
  • ▼  2014 (94)
    • ►  December (8)
    • ►  November (6)
    • ►  October (12)
    • ►  September (5)
    • ►  August (6)
    • ▼  July (12)
      • Katanya ini adegan Dokter Ngawur dalam sinetron In...
      • (INSPIRASI MUDA) Kisah Manis Akhir Hidup Gito Rollies
      • PRESIDEN TAMAN BERMAIN (PARODI)
      • MENANGIS SEBAGAI TANDA KELEMBUTAN HATI
      • SIAPA PAHLAWAN DALAM MOS (MOS SERAM 10)
      • Bagaimana Cara Menjadi Penulis Hebat
      • Ketika mendengarkan "WE WILL NOT GO DOWN"
      • MIMPI BURUK MOS (MOS SERAM 9)
      • MOS BIKIN SENGSARA GUGUN (MOS SERAM 8)
      • MOS = MASA OTORITAS SENIOR (MOS SERAM 7)
      • DENDAM KESUMAT PARA SENIOR (MOS SERAM 6)
      • KERICUHAN DI PASAR BROTOYUDON (MOS SERAM 5)
    • ►  June (9)
    • ►  May (7)
    • ►  April (3)
    • ►  February (12)
    • ►  January (14)
  • ►  2013 (29)
    • ►  December (16)
    • ►  November (8)
    • ►  September (1)
    • ►  June (2)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2012 (25)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (3)
    • ►  July (1)
    • ►  June (2)
    • ►  May (9)
  • ►  2011 (13)
    • ►  December (1)
    • ►  November (3)
    • ►  October (3)
    • ►  September (2)
    • ►  June (1)
    • ►  May (2)
    • ►  January (1)
Betapa mudah dan tak sadar menjadi sombong dan tidak iklas dalam beramal (kata mutiara)

Terimalah kekalahan anda dengan kepala tegak dan mata terbuka, dengan keanggunan bukan kecengengan anak kecil (kara digiovanna)
Powered by Blogger.
Copyright 2013 CERPEN 5M - All Rights Reserved
Template by Mas Sugeng - Powered by Blogger