Aku melihat dengan iri ikan cantik itu. Dia bergerak-gerak,
berenang-renang dengan lincah dan bahagia. Bagaimana tidak bahagia, dia
memperoleh perhatian penuh dari Shila. Dia baru saja mendapat vitamin dan pelet
terlezat dan mahal. Aku tahu itu, Shila bilang waktu itu di dekatku. “Ayo
makanlah Bruno, ini makanan spesial buat kamu, aku gak ingin kekasihku sedih
gara-gara lihat kamu ga seger.”
Bruno tersenyum dan bergerak lincah menyambar makanan itu.
Sedang aku mendapatkan sisa makan sedikitpun tidak, Bruno terlalu kuat dan
besar. Tersenggol siripnya saja aku sudah terjatuh dan terguling-guling.
Air mataku menitik. Shila menyingkirkanku. Dia tidak
memperhatikanku setelah kedatangan ikan menyebalkan itu. Ikan hadiah spesial
dari pacar barunya. Dia lupa diriku padahal sebelumnya akulah yang menjadi ratu
di aquarium ini. Setiap hari, setiap malam, setiap pulang sekolah Shila bicara
apa saja dan curhat tentang pacarnya atau kejadian seru padaku. Dia sering
curhat tentang pacarnya Edi. Yah, aku dan Shila nampak bahagia saat itu. Edi,
cowok berkacamata itu membeli diriku di toko ikan dan diberikan pada Shila di
ulang tahunnya. Aku sering menghibur Shila yang kesepian saat itu.
Shila menyayangiku seperti sayangnya dia pada Edi. Yah aku
sangat bahagia dan bangga saat itu dan sekarang kebahagiaan itu sirna sejak
mereka putus. Dan Shila punya pacar yang baru.
Aku memang hanya seekor ikan. Tapi aku butuh sahabat dan juga
perawatan. Dan sekarang aku sakit. Virus ini membuat tubuhku tak bisa bergerak
lincah. Dan tubuh ini diselimuti jamur-jamur putih dan bercak yang sangat
menyakitkan.
Aku butuh pertolongan. Dan Bruno menertawakanku.
“Ikan buruk, kau lebih baik keluar dari aquarium ini, kulitmu
bisa merusak kulitku dan virus itu akan mengotori air aquarium.”
“Tutup mulutmu ! Shila akan menendangmu kalau kamu berkata
seperti itu. Shila sayang padaku.”
Huh, Bruno ketawa ngakak. “Shila udah lupa sama kamu.”
Aku tak tahan melihat Bruno berkata seperti itu. Aku menangis
dan memilih sembunyi di balik terowongan karang buatan. Merasakan sakit dan
perih di tubuh dan hatiku. Hari itu aku berdoa, semoga aku mati saja daripada
hidup tidak disayangi dan menanggung sakit berat ini. Tapi akhirnya aku
tersadar dan mohon ampun pada Tuhan. Aku merasa terlalu bergantung pada Shila
dan sekarang aku bisa hidup tanpa Shila. Saat itu juga aku memutuskan untuk
terus hidup dan menyembuhkan sakitku.
Esok harinya aku terkejut. Terjadi keributan di kamar Shila.
Shila menangis dan nampak marah. Dia menangis sesenggukan di balik bantalnya.
“Kevin jahat, Kevin playboy, teganya menduakan aku...jahat !”
ratap Shila dengan hati hancur.
Aku dan Bruno menatap dari kaca aquarium dan saling pandang tak
mengerti.
Tiba-tiba Shila dengan wajah muram dan penuh emosi mendatangi
aquarium. Dia mengubek air dan meraih buntut Bruno.
“Aku benci Kevin. Aku benci apapun yang diberikan Kevin. Lebih
baik kubuang saja. Aku gak sudi mengenang dia..!” desis Shila sambil
berjalan menggenggam Bruno. Bruno menjerit. Dia ketakutan dalam cengkraman
tangan Shila. Shila membuka kaca kamar dan tubuh Bruno dilemparkan Shila jauh
ke tanah halaman.
Ya Allah , aku menggigil. Shila...Bruno...aku shock banget.
Shila udah membuang Bruno. Aku bersembunyi ke balik karang dengan tubuh
menggigil ketakutan dan menangis.
Aku sudah
kehilangan teman dalam aquarium. Meski Bruno menyebalkan dia tetap seorang
teman. Dan dia sudah dibuang dan mungkin sudah meninggal.
“Flora..Flora..”Shila berguman di balik kaca aquarium. “Flora
sayang maafkan aku. Kamu sakit yach.” Shila meraih tubuhku. Aku diberi
bubuk pembasmi jamur. Aku dirawatnya kembali. Aku tersenyum. Shila kembali
perhatian padaku. “Aku rindu pacarku yang dulu, Edi. Dia sangat baik padaku
tapi aku udah menyakiti hatinya. Dia pasti udah benci banget padaku.
Aku menatap Shila dengan tatapan nanar. Shila, kami memang cuma
ikan tapi kami punya perasaan. Dan sakit hati apabila diabaikan dan
disingkirkan apalagi manusia pasti perasaannya lebih terluka dan sakit.
tamat
cerpen remaja aquarium shila, cerpen sedih aquarium shila, cerpen penyesalan aquarium shila, cerpen aquarium shila, cerpen remaja,
cerpen online remaja