CERPEN 5M

hahaha

  • Home
  • Quote gua
  • CERPEN
  • DAFTAR ISI
  • OPINI
  • TENTANG BLOG
Home » Archive for 12/01/2013 - 01/01/2014

Monday, 30 December 2013

HARRY POTRET nggak sadar TERJEBAK MUSUH


cerpen gokil harry potter, cerpen online


Sebuah naskah drama dramaan di sekolah dasar 

 Nampak tiga orang pembantu voltdemort sedang duduk ongkang-ongkang di bawah rimbunan  pohon beringin. Yah, mereka sedang menjalankan tugas dari bos mereka yang mereka benci, alasannya  gak pernah ngasih mereka  gaji. Tapi juga mereka nggak bisa protes volt demort, soalnya volt ngancem  kalau nggak menuruti perintahnya mereka bisa kena listrik...5000000 volt.

"Nih, menurut radar sihir sebentar lagi rombongan Harry Potter datang !"

"Ya,ya, aye nunggu  di sini aja, cape tau ! dari  tadi gue  nunggu taksi kosong  di bandara !"

"Yaelah elu kan penyihir, ngapain lo malah ke bandara, lo bawa sapu terbang buat apa ?"

"Hus !! sekarang udah zaman canggih brot. Penyihir sekarang kemana-mana naek pesawat en sudah gak zamannya lagi   pakai sapu terbang.  Lagian setiap gue naik sapu terbang gue selalau dapat masalah."

"Masalah , ape ?!"


" Masalahnye....nih kepala gue sering kejatuhan kotoran burung, sial..!!"


"Lha, salahnya elu nggak mau  pakai helm kalau naik sapu  terbang !!"


"Oooh.." (koor dua penjahat berjubah itu)


"Lha kalo lu ngapain lesu begitu ?  gue gak bilang kalau  elu jelek, lho."  (meski sebenarnya elu jelek, batin penjahat yang satu sambil noleh ke sohibnya yang dari tadi memble.

"Perlu kalian tahu, gue juga bisa sensitif  kalau ngedengar sapu terbang !"

"Emang Masbullooh ?"


"Ye, dengar ye, gue sedih buanget tauu !, gue teringat sapu terbang gue.  Sapu  gue satu-satunya udah direbut  ama ibu penjual  warteg itu, jadinya gue udah  gak punya sapu terbang eksklusif bin keramat itu. Padahal sapu itu kenang-kenangan gue pernah ikut di kejuaran quindick internasional. Dann sekarang gue cuma punya  sapu ijuk kotor ini..huff." lesu dan kenang penjahat yang memang lemah itu.

"Sttt, diam !! mereka datang..!" langsung saja ketiga penjahat itu berhenti ngerumpi dan sembunyi di rimbunan pepohonan. 

Dan memang nampak dua  anak seusia SD kelas 6 memakai jubah hitam seperti film Harry Potter berjalan kecil dengan wajah riang.


“Asiik, nanti aku fotonya gaya apa, ya...?” ujar Ronniawan.

“Lha, kamu difoto gaya apa saja pantas, Ron, kecuali gaya sakit gigi !” Sahut Hermilah.

Dan tiba-tiba saja dua anak itu mendadak diam seperti patung. Roniawan mingkem dan tangan kanannya bengkok ke dada. Sementara Hermilah  terduduk di rumput dengan kepala nunduk.  Rupanya mereka terkena sihir oleh ketiga penjahat itu yaitu sihir  menjadi patung !!

Ketiga penjahat itu muncul dari rimbunan pohon dan langsung menginterogasi dua anak yang jelas-jelas nggak bersalah, dan sudah tidak berkutik lagi.


“Mana Harry !? gue pengin ketemu Harry ?"

“Harry ada bang, sebentar lagi juga  ke sini." jawab  Roniawan dengan wajah dan suara seperti orang dihipnotis Uya Kuya. 

“Bagus !! gua udah gak sabar, pengin pukul dia jadi bubur !” ujar penjahat anak buah volt demort yang satu penuh emosi sambil neplak kepala penjahat satunya.

“Eh, gue  juga udah nggak  sabar Bang." ceplos Roniawan.  "Ntar Harry  bawa bapaknya yang tukang potret itu, jadi kita ntar bisa foto-fotoan bareng.”  jelas  Rony  dengan ekspresi polos dan  nggak ngeh kalau dia sedang dijebak oleh penjahat kaki tangan volt demort.

Ketiga penjahat itu cuma manyun dan mendengus.

Dan Roniawan nggak  boong. Nggak terlalu makan waktu lama, terlihat sesosok Harry  dan bapaknya berjalan berdampingan. Bapaknya Harry  membawa kamera digital yang besar. Harry langsung melambai tangan ketika berhadapan dengan  Roniawan dan Hermilah.

“Jadi kalian sudah siap semua ?” ujar ayah Harry sambil senyum dan mempersiapkan alat kameranya.  Dan tanpa basa-basi langsung mengatur posisi penjahat itu. Dia juga mencomot Roniawan agar berdiri di depan ketiga penjahat itu  dan tak ketinggalan Hermi posisinya di samping Roni. Dan yang terakhir Harry berpose di tengah Ronny dan Hermi.

“Senyum !”  daulat  bapaknya Harry pada ketiga penjahat itu.

Penjahat anak buah voltdemort yang sesungguhnya berwajah sangar itu  mau tidak mau terpaksa senyum nunjukin gigi kuningnya. Bahkan penjahat  brewokan  bergaya sedikit centil dengan  telunjuk tangan di taruh di pipinya dan penjahat plontos yang satu bergaya cool dengan tangan peace. 

Dan klik !


“Selesai !! akhirnya foto wisudanya selesai , Nak .! selamat, Nak !” kata ayah Harry lalu memberi salam pada Hary, Rony dan juga Hermi. Dan juga pada ketiga penjahat itu yang dikira masih saudaranya Rony dan Hermi.

“Tunggu dulu,"  penjahat itu pun seperti tersadar akan misinya.Mereka pun saling pandang lalu meneliti wajah Harry.

 "Asem ! jadi kamu bukan Harry Potter yang terkenal itu ?” sergah penjahat itu dengan dongkolnya sambil nunjuk ke kacamata kotak Harry.


“Yelah, bukan lah Bang,  gue  ini Harry Potret anaknya tukang foto. Jadi gue bukan Harry yang itu. Maaf ya Bang kalau udah buat abang abang ini tengsin dan salah alamat. Oh ya, Bang,   kalau mau difoto lagi boleh kok bang, mumpung  bokap  gue  masih di sini,”  kata Harry promosi dengan sok baik hatinya.

Ketiga penjahat itu nyengir, antara kesal dan frustasi. Lagi-lagi mereka gagal nangkep Harry. Batin mereka dongkol dan merana. Lalu daripada stress dan nanti dimarahi voltdemort, mereka berembuk sengit .

"Oke deh Har !! kami minta difoto sekali lagi tapi  gratis, lho ? !!"  judes penjahat itu dan akhirnya mereka minta difoto. 


Ayahnya Harry setelah tahu kalau ketiga nya adalah penjahat super kejam pembantunya voltdemort lalu nurut aja perintah mereka. Dengan wajah ketakutan ayahnya Harry jeprat jepretin penjahat songong itu. Harry  Potret, Roniawan dan Hermilah cuma bengong nonton dari kejauhan ketika penjahat itu bergaya seenak udelnya sendiri waktu difoto.

Pembaca, kenapa sih penjahat-penjahat anak buah volt demort itu  minta difoto. Kata mereka sih, foto itu buat kenang-kenangan, soalnya seumur-umur belum pernah  foto narsis. (gubrakk !)



Tamat..


Tag
cerpen remaja online 5 m,
cerpen humor, cerpen lucu,
 cerpen gokil harry pottret terjebak musuh
cerpen gokil harry potret, 
parodi film harry potter
cerpen gokil, cerpen lucu, 
mencoba humor, parodi film, 




Wednesday, 25 December 2013

SAHABAT ANAK AUTIS



Hah, kesal sekali kenapa orang-orang mengatakan diriku anak autis. Kadang-kadang mereka juga mengatakan diriku anak hiperaktiv..entah apa lagi namanya .Agghh yang jelas hari ini aku kesal. Masalahnya sepele, orang tuaku terlambat menjemputku, sehingga aku berjumpa dengan anak itu. Anak sok baik itu yang bernama Mamad eh Ahmad. Hugg gayanya sok mau berteman denganku.

“Aku tahu, banyak teman nggak suka kamu, tapi aku mau berteman denganmu, ibuku banyak cerita tentang penyakit autis.”  katanya dengan wajah polos.

Uhh sebel sekali aku lihat muka sok baik itu. Yang jelas sampai di rumah aku mengamuk. Aku gak mau makan. Aku lemparkan mainanku ke tembok. Aku obrak-abrik kamarku.  Bi Inah,pembantu rumah nampak menangis ketakutan. Sebenarnya bukan sekali ini saja aku  mengamuk. Sering. Tapi masih saja Bi Inah ketakutan begitu.


“Masya Allah Ardii ?” Mami nampak sedih dan mencoba mengendalikan diriku. “Tenang Nak, tenaang ?” Mami merangkul diriku sekuat tenaga. Aku yang tidak  bisa mengendalikan diri pun akhirnya perlahan luruh. Aku terduduk lemas. Kadang-kadang aku pun menangis. Entah menangis karena apa. Sore itu aku memilih sendiri di kamar, bermain dengan benda berwarna kotak itu. Mainan yang bisa diputar-putar, entah apa namanya. Kata Mami, itu pemberian dokter, yaah pemberian siapa nggak  peduli. Aku suka mainan itu. Aku suka memainkannya sampai lupa waktu, berjam-jam sampai lupa makan. Aku sendiri di kamar itu. Aku asyiik sekali. Tidak  ada yang mengerti aku..Sampai datang anak itu lagi, anak yang kutemui di sekolah..



“Hai Ardi, gi main apa ?’  anak itu memamerkan senyum ramahnya. Huug aku menoleh sekilas. Lalu asyik dengan mainanku. Mami mendekatiku, mencoba menasehati tingkahku agar menerima anak itu dengan baik. Anak itu bernama Ahmad, yeah aku hampir lupa namanya. Yaah,kalau lupa peduli amat..hehe…
Kata Mami Ahmad  tuh tetangga baru. Masih famili. Kata Mami sih Ahmad itu sepupuku.   Mami pun membiarkan kami sendiri. Mami mau melanjutkan menyetrika. Dan anak itu masih di  tempatnya. Memperhatikan diriku. Sementara aku cuek saja, tak mempedulikan dirinya.

“ArDi, main  yuk ?” ajak Ahmad setelah  satu jam cuma diam  saja. Dan rupanya dia tak tahan hanya memperhatikan diriku yang asyik bermain sendiri dengan mainanku. “Yuk, kita main bola di luar, asyik lho sore-sore begini main bola ?” celetuknya dengan wajah riang.

Aku terdiam. Aku terkejut. Perasaan selama ini belum ada anak yang mengajakku bermain. Aku menoleh ke arahnya sebentar.

“Oke, berarti kamu setuju, aku ambil bola  dulu ya..teman…!” serunya riang sambil bergegas berlari ke luar kamar. Yeah, anak itu berlari ke luar padahal , padahal  aku bilang iya juga belum. Tak beberapa lama, aku kaget. Sebuah bola dilemparkan dari luar ke arah jendela. Bola itu menggelinding  ke kamarku. Mengenai wajahku. Aku berteriak girang. Kuambil bola itu. Aneh aku tertarik dengan kulit bundar itu, aku menyepaknya dengan kaki kecilku. Bola itu membentur lemari. Aku berteriak senang.


“Ardii, mainnya di luar yuk, masa main bola di kamar, nanti Mami kamu marah lho..” kata suara dari jendela. Kepala Ahmad nongol di jendela luar.

Aku melongo. Aku ikuti saja perintahnya. Kuambil bola itu dan aku keluar rumah melalui jendela. Aku dan Ahmad bermain bola di samping kamarku. Aku menendang bola itu jauh-jauh, Ahmad mengambil bola itu dan menendang kembali ke arahku. Kami tertawa-tawa. Aku girang sekali melihat bola itu lari kesana kemari, kutendang …kesana kemari,..kulempar ke wajah anak itu. Anak itu kesakitan. Aku pun tertawa ngakak. Bukan karena lucu melihat wajahnya, tapi karena bola itu sangat menarik. Aku tertarik sekali dengan bola. Sampai Ibu Ahmad datang , menyuruh Ahmad pulang bermain. Ahmad berjanji akan main lagi. Aku hanya terkekeh-kekeh. Dia meninggalkan bola itu padaku. Aku senang sekali.


Seharian aku main bola itu di kamar. Mami memperingatkanku supaya berhenti bermain. Tapi aku tak peduli, aku suka benda itu. Sampai pagi harinya, aku harus  sekolah.  Aku gak mau sekolah. Mami pun sia-sia saja membujukku untuk ke sekolah. Pernah sih Mami dan Papi mendiskusikan tentang sekolah khusus untuk diriku. Dan semester depan aku akan dipindahkan di sekolah khusus anak seperti diriku. Yang jelas pagi itu aku merasa lelah, dan aku tertidur setelah Mami memberiku obat. Aku terbangun sore hari itu, dan anak itu sudah ada di rumahku, membawa tas sekolah.  Aku masih di kamar, bertutup selimut,  merangkul bola di ranjang.

“Hai Ardi, tadi ada PR, yuk kita belajar bersama.” Kata Ahmad sambil mengeluarkan buku-buku dari tasnya. Aku terkejut. Aku tidak mau belajar. Tiba-tiba aku takut, takut kalau anak itu mengambil bolaku. Aku mendekap bolaku erat-erat.
“Adri main bolanya besok lagi yah, kita belajar , tadi kamu kan tidak sekolah, kata Pak Guru kamu harus rajin belajar di rumah…. “ kata Ahmad sambil mendekatiku, dan benar saja dia mau mengambil bolaku. Aku tidak mau. Aku melompat. Wajahku .ketakutan.

“Ardiii, aku tak menyakitimu !” kata Ahmad yang juga kaget, karena tak mengira aku begitu ketakutan. “Ya udah kalau kamu nggak  mau menyimpan bola itu.” Ardi nampak putus asa lalu Ardi membuka bukunya, dan dia mengulurkan buku tulis itu ke arahku. “Di, coba baca buku Bahasa Indonesia ini Di, di situ PR nya,..kata pak guru  kamu belum lancar membaca ya…?” kata Ardi sambil menatap ke arahku. Dia tak bermaksud mengejek. Tapi aku tidak  suka gayanya. Aku tak suka dia mengajakku belajar.

Tiba-tiba aku menjerit. Aku mendorong tubuh anak itu. sampai anak itu terjatuh dan kepalanya terbentur lemari dan anak itu mengaduh kesakitan. tapi aku gak   peduli. Buku anak itu kusobek-sobek. Aku mengamuk sejadi-jadinya. Mami ku dan Ibu Ahmad tergopoh ke kamarku mendengar teriakanku. Mereka berusaha memisahkanku. Aku berontak dalam  erat Mami. “Mami, lepaaskan aku..?” teriakku . “lepaskaaann !!” aku berteriak-teriak sampai suaraku serak.

Ibu Ahmad pamit pulang bersama Ahmad sambil minta maaf. Mami pun meminta maaf dan agar Ibu Ahmad  memaklumi tingkahku. Ibu Ahmad sepertinya mengerti. Yang jelas aku melongo. Tak mengerti kenapa Mami menangis memelukku, mengusap wajahku..menangisi diriku..aku tak mengerti…dalam dekapan Mami aku terasa tenang…sampai Mami memberiku obat dan aku tertidur dengan pulas..dan tenang….


Hari berikutnya, aku sendiri, selalu sendiri seperti biasa, tidak ada teman yang mendekatiku. Aku teringat anak itu …Ahmad pasti  tak berani lagi mendekatiku, setelah aku mengamuk sore itu. tapi apa peduliku, aku  sudah biasa sendiri. Di halaman ini, aku memantulkan si kulit bundar itu. Aku asyik dengan duniaku sendiri. Sampai seseorang datang menepuk pundakku.

“Ardi..? main bola di samping rumah aja …yuk ?” kata anak itu sambil tersenyum tulus kepadaku. Aku melongo. Dia Ahmad. Dia tidak marah. Dia sepertinya memaafkanku. Mungkinkah dia memaafkanku. Mau bermain denganku, dan berteman denganku..anak yang tidak bisa mengontrol diri dan mengendalikan emosinya. Anak yang kata orang-orang autis atau hiperaktif…atau anak apalah…..Ahmad mengambil bola di tanganku….aku pun tertawa …asyikk…bermain bola..aku suka itu….


Tag
cerpen persahabatan cerpen 5 m,
cerpen sahabat anak autis,
cerpen kumpulan cerpen

Tuesday, 10 December 2013

(surat) DARI GIBRAN KEPADA MAY ZIADAH

(surat) DARI GIBRAN KEPADA MAY ZIADAH
di tahun 1926

May sayang,
..........Kau berkata bahwa aku adalah pelukis dan penyair. Aku bukan pelukis, May juga bukan penyair. Aku menghabiskan hari-hariku untuk melukis dan menulis, namun aku tidak menyatu dengan hari-hariku. Aku adalah awan, May, awan yang membaur dengan benda-benda, namun tak pernah menyatu dengannya. Akulah sang awan, dan dalam awan itu terdapat kesunyianku, kesendirianku , lapar dan hausku. Tetapi yang membuat duka hatiku  ialah bahwa awan itu, yang menjadi kenyatan diriku merindukan seseorang yang berkata "Di dunia ini engkau tidak sendiri, tetapi kita berdua bersama, dan aku tahu siapa dirimu."

........Katakanlah, May adakah di sana seseorang lain yang mampu dan rela mengatakan padaku, "Akulah sang awan yang lain. Wahai , awan, marilah kita menebarkan diri di atas bukit-bukit dan lembah-lembah, marilah kita berjalan-jalan di atas pepohonan dan di sela-selanya, marilah menutup batu-batu karang yang tinggi, marilah menembus hati umat manusia, marilah mengembara ke tempat-tempat jauh yang tak dikenal dan berpagar benteng. "Katakanlah padaku, May, adakah seseorang yang mampu dan rela mengucapkan setidak-tidaknya salah satu dari kata-kata ini ?


Gibran


Sumber : buku potret diri kahlil gibran
Penerbit Putaka Jaya


MAMA AKU PULANG


cerpen tawuran pelajar, cerpen penyesalan mama aku pulang

Seperti biasa aku berlari pulang. Setelah perkelahian dengan geng sebelah itu.

“Mama, Mama...”  Aku tersenyum. Aku merasa lelah. Rumah nampak sepi. Aku duduk di teras. Sambil melepas lelah. Huff ! Keringat masih mengucur deras di tubuhku dan membasahi seragam putih abu-abuku. Aku melepas sepatuku.
Aku tidak menyangka bisa berlari secepat itu. Masih terbayang geng vikingku berteriak-teriak. Batu kecil menghujani kami. Geng motor itu curang. Menyerang kami dengan tiba-tiba.

“Rahmat !  Sembunyi..! Rahmaattt !”  Aku berteriak sampai pekak. Kami melihat dari balik gerbang bermunculan moge seperti pasukan penghancuran kami.

Kami berjumlah lima orang yang baru pulang dari sekolah nampak kocar-kacir. Kami hanya bisa melawan mereka dengan batu dan bambu. Yah, kami perang batu dan bambu. Geng moge itu membawa senjata tajam. Semacam parang atau belati, ah tidak terlalu jelas. Mereka mengacungkan senjata itu pada kami. Seorang dari mereka nampak kepalanya berdarah terkena lemparan batu dari  kami.  Kami terkejut tidak menyangka batu itu mengenai kening salah satu dari mereka.  Ketakutan menyelimuti kami.

“Keparat ! busuk ! sini !”  kepala geng yang bernama Robet mendekati kami dengan motornya. Mendekati kami dengan cepat. Aku tidak sempat berlari dan menghindar. Kulihat Rahmat di sampingku. Mencoba menghalangi motor itu. Robet semakin mendekat. Mendekati kami dengan mogenya. Mendekati tempat kami berdiri. Aku tidak sempat menghindar. Robet mengeluarkan benda tajam berkilauan dan diacungkan ke arahku. Rahmat mencoba menghalanginya. Rahmat, temanku yang baik hati itu. Teman yang selalu bersama dan cocok dalam hal apapun. Sampai masalah cewek pun kami punya selera yang sama. Tapi dia selalu mengalah. Dia bahkan mendorongku dan mensuportku bersama cewek yang disukainya itu. Dan sekarang dia tidak ingin aku terluka. Hujan turun dengan tiba-tiba. Tadi memang mendung. Dan dingin tetes hujan menyentuh tubuh kami dan menghalangi pemandangan mata kami.

“Lariii...Daniii...lari...!’Rahmat berteriak dan mendorong tubuhku. Aku berlari. Aku melihat Rahmat tercenung. Dia tiba-tiba berdiri terpaku menatapku. Aku tersenyum padanya. Dan seolah dia yakin aku berlari dengan selamat.
Darah kulihat bercecaran di mana-mana. Suara sirene polisi dikejauhan merambat ke arah kami.

“Ada yang mati..ada yang mati !!” seorang pedagang kaki lima nampak panik dan berteriak di antara kerumunan kami.
Aku berlari cepat meninggalkan Rahmat, meninggalkan teman geng vikingku. Kami dan geng moge merah itu kocar-kacir, lari sendiri-sendiri menyelamatkan diri dari kejaran polisi. Aku sempat  melambai ke arah Rahmat. Aku mengatakan aku pasti selamat dan tidak akan tertangkap polisi.

Huff hari yang melelahkan dan aku duduk di teras rumah. Aku terkejut melihat mobil putih parkir di halaman rumah. Nampak Nia keluar dari mobil. Nia pacarku wajahnya sedih banget. dia masuk ke dalam rumah. Aku tersenyum. Kuurungkan niatku untuk menyapanya. Aku berjalan di belakang Nia dan masuk ke dalam rumah. Nia menemui Mama. Nia dan Mama menangis. Ada apa ini ?? Mama ..Mama aku pulang. Aku mendekati Mama dan seperti biasa ingin mencium punggung tangan Mama. Aku ingin berkata kalau aku baru terlibat perkelahian mengerikan. Aku tidak akan mengulangi lagi. Aku sekarang sudah tobat. Aku akan menuruti nasehat Mama. Aku tidak ingin ikut geng manapun. Perkelahian itu sangat mengerikan.

Aku menyentuh pundak Mama. Aneh tubuh Mama nampak buyar. Aku aku tak bisa menyentuh tangan Mama. Aku memeluk Mama. Dan aku menerjang ruang kosong. Aku semakin panik dan pucat. Aku melihat di pojok ruang, seseorang tergeletak di peti. Seseorang seperti diriku..aku juga melihat Rahmat di sana. Nampak pingsan berkali-kali.
Ada apa ini. Mama aku pulang.

Tag
CERPEN penyesalan, 
cerpen remaja, cerpen sedih, cerpen tawuran pelajar, 
kumpulan cerpen online judul mama aku pulang

AQUARIUM SHILA


Aku melihat dengan iri ikan cantik itu. Dia bergerak-gerak, berenang-renang dengan lincah dan bahagia. Bagaimana tidak bahagia, dia memperoleh perhatian penuh dari Shila. Dia baru saja mendapat vitamin dan pelet terlezat dan mahal. Aku tahu itu, Shila bilang waktu itu di dekatku. “Ayo makanlah Bruno, ini makanan spesial buat kamu, aku gak ingin kekasihku sedih gara-gara lihat kamu ga seger.”
Bruno tersenyum dan bergerak lincah menyambar makanan itu. Sedang aku mendapatkan sisa makan sedikitpun tidak, Bruno terlalu kuat dan besar. Tersenggol siripnya saja aku sudah terjatuh dan terguling-guling.

Air mataku menitik. Shila menyingkirkanku. Dia tidak memperhatikanku setelah kedatangan ikan menyebalkan itu. Ikan hadiah spesial dari pacar barunya. Dia lupa diriku padahal sebelumnya akulah yang menjadi ratu di aquarium ini. Setiap hari, setiap malam, setiap pulang sekolah Shila bicara apa saja dan curhat tentang pacarnya atau kejadian seru padaku. Dia sering curhat tentang pacarnya Edi. Yah, aku dan Shila nampak bahagia saat itu. Edi, cowok berkacamata itu membeli diriku di toko ikan dan diberikan pada Shila di ulang tahunnya. Aku sering menghibur Shila yang kesepian saat itu.

cerpen sedih aqurium shila, cerpen remaja online

Shila menyayangiku seperti sayangnya dia pada Edi. Yah aku sangat bahagia dan bangga saat itu dan sekarang kebahagiaan itu sirna sejak mereka putus. Dan Shila punya pacar yang baru.
Aku memang hanya seekor ikan. Tapi aku butuh sahabat dan juga perawatan. Dan sekarang aku sakit. Virus ini membuat tubuhku tak bisa bergerak lincah. Dan tubuh ini diselimuti jamur-jamur putih dan bercak yang sangat menyakitkan.
Aku butuh pertolongan. Dan Bruno menertawakanku.
“Ikan buruk, kau lebih baik keluar dari aquarium ini, kulitmu bisa merusak kulitku dan virus itu akan mengotori air  aquarium.”
“Tutup mulutmu !  Shila akan menendangmu kalau kamu berkata seperti itu. Shila sayang padaku.”
Huh, Bruno ketawa ngakak. “Shila udah lupa sama kamu.”

Aku tak tahan melihat Bruno berkata seperti itu. Aku menangis dan memilih sembunyi di balik terowongan karang buatan. Merasakan sakit dan perih di tubuh dan hatiku. Hari itu aku berdoa, semoga aku mati saja daripada hidup tidak disayangi dan menanggung sakit berat ini. Tapi akhirnya aku tersadar dan mohon ampun pada Tuhan. Aku merasa terlalu bergantung pada Shila dan sekarang aku bisa hidup tanpa Shila. Saat itu juga aku memutuskan untuk terus hidup dan menyembuhkan sakitku.




Esok harinya aku terkejut. Terjadi keributan di kamar Shila. Shila menangis dan nampak marah. Dia menangis sesenggukan di balik bantalnya.
“Kevin jahat, Kevin playboy, teganya menduakan aku...jahat !” ratap Shila dengan hati hancur.
Aku dan Bruno menatap dari kaca aquarium dan saling pandang tak mengerti.
Tiba-tiba Shila dengan wajah muram dan penuh emosi mendatangi aquarium. Dia mengubek air dan meraih buntut Bruno.
“Aku benci Kevin. Aku benci apapun yang diberikan Kevin. Lebih baik kubuang saja. Aku gak sudi mengenang dia..!”  desis Shila sambil berjalan menggenggam Bruno. Bruno menjerit. Dia ketakutan dalam cengkraman tangan Shila. Shila membuka kaca kamar dan tubuh Bruno dilemparkan Shila jauh ke tanah halaman.
Ya Allah , aku menggigil. Shila...Bruno...aku shock banget. Shila udah membuang Bruno. Aku bersembunyi ke balik karang dengan tubuh menggigil ketakutan dan menangis.





Aku sudah kehilangan teman dalam aquarium. Meski Bruno menyebalkan dia tetap seorang teman. Dan dia sudah dibuang dan mungkin sudah meninggal.
“Flora..Flora..”Shila berguman di balik kaca aquarium. “Flora sayang maafkan aku. Kamu sakit yach.”   Shila meraih tubuhku. Aku diberi bubuk pembasmi jamur. Aku dirawatnya kembali. Aku tersenyum. Shila kembali perhatian padaku. “Aku rindu pacarku yang dulu, Edi. Dia sangat baik padaku tapi aku udah menyakiti hatinya.  Dia pasti udah benci banget padaku.
Aku menatap Shila dengan tatapan nanar. Shila, kami memang cuma ikan tapi kami punya perasaan. Dan sakit hati apabila diabaikan dan disingkirkan apalagi manusia pasti perasaannya lebih terluka dan sakit.


tamat
cerpen remaja aquarium shila, cerpen sedih aquarium shila, cerpen penyesalan aquarium shila, cerpen aquarium shila, cerpen remaja, 
cerpen online remaja

Wednesday, 4 December 2013

PEREMPUAN-PEREMPUAN PERKASA

Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta,
                                                                    dari manakah mereka
Ke stasiun kereta mereka datang dari bukit-bukit desa
Sebelum peluit kereta pagi terjaga
sebelum hari bermula dalam pesta kerja


Perempuan-perempuan yang membawa bakul dalam kereta
                                                                   kemanakah mereka
Di atas roda-roda baja mereka berkendara
Mereka berlomba dengan surya menuju gerbang kota
merebut hidup di pasar-pasar kota



Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta,
                                                                   siapakah mereka
Mereka  ialah ibu-ibu yang berhati baja, perempuan-perempuan
                                                                   perkasa
akar-akar yang melata dari tanah perbukitan turun ke kota
Mereka :  cinta kasih yang bergerak menghidupi desa demi desa



(puisi Hartojo Andangdjaja)




SENJA

Seperti pernah kukenal wajah senja ini
terkembang dalam puisi
seperti warna dan cahaya ini
menyala abadi dalam sajak-sajak murni

Senja ketika matahari pulang kembali
--seperti langit di barat ialah ibu yagn setia menanti
berada di batas penghabisan yang jauh dan sunyi

Senja yang sayup mengalir
sesayup mimpi, sesayup puisi sebelum terlahir
serupa senja yang berjaga di batas takdir

di mana kitapun dinanti
dimana rindu tak ada lagi

(Hartojo Andangdjaja)

Tagpuisi karya
Hartojo Andangdjaja
puisi judul senja
kumpulan puisi terbaik
kumpulan puisi keren online



puisi keren judul senja

BURUNG-BURUNG


Pencipta lagu semesta yang agung
telah menunjuk burung-burung
jadi penyanyi-penyanyi
pada pesta yang menyambut matahari


Maka pada setiap cahaya pertama
dinyalakan fajar yagn mengantar dan menuntun
matahari remaja
burung-burung pun bangun
terjaga dan menghambat ke udara
dari buaian berjuta daun
Mereka pun bernyanyi
sementara di tangga timur matahari pelan mendaki

karya
(Hartojo Andangdjaja)
Tag
puisi karya hartojo andangdjaja
kumpulan puisi terbaik
puisi judul burung-burung

MEGA- MEGA


Ruap-ruap lembut
yang meninggi
ke langit, menumpuk diri

Lamunan angin yang sunyi
meraut dan membentuk mereka jadi
beragam wajah mimpi

serupa domba
serupa angsa
serupa layar yang berabad-abad mengelana
mencari cakrawala
dan kadang juga
serupa wajah putih jelita
yang ramah menyapa
menjenguk di jendela

tag
puisi judul mega-mega
kumpulan puisi keren
puisi karya Hartojo Andangdjaja


1946 : LARUT MALAM SUARA SEBUAH TRUK

1946 :  LARUT MALAM SUARA SEBUAH TRUK
Sebuah truk laskar menderu
Masuk kota Salatiga
Mereka menyanyikan lagu
"Sudah Bebas Negeri Kita"
Di jalan Tuntang seorang anak kecil
Empat tahun , terjaga :
Ibu, akan pulangkah bapa
Dan membawakan pestol buat saya ?


MERDEKA UTARA

Dua buah panser Saladin
Dengan roda-roda berat
Rintangan-rintangan jalan
Selebihnya keseyapan

Dua tikungan yang bisu
Seseorang memegang bren
Langit pagi yang biru
Menjadi ungu, menjadi ungu


1966
(DARI KUMPULAN TIRANI)


puisi legendaris TAUFIQ ISMAIL

TWILIGHT FADES THE CITY WHITENS

TWILIGHT FADES THE CITY  WHITENS
Twilight fades
the city whitens
in the subway
I do not know the moment of arrival

When the season swings
from the frozen wings of the sky
when the birds, on the cold grass
cause playing with time

When we stand alone
against the blue sky
calculating uncertainty and  pleasure
waiting for all ages

(terj. jennifer lindsay)


SENJA PUN JADI KECIL,
KOTA PUN JADI PUTIH

Senja pun jadi kecil
kota pun jadi putih
di subway
Aku tak tahu saat pun sampai


Ketika berayun musim
dari sayap langit yang beku
ketika burung-burung , di rumput dingin
terhenti mempermainkan waktu

Ketika kita berdiri sunyi
pada dinding biru ini
menghitung ketidak pastian dan baagia
menunggu seluruh usia

LULALLABY

LULALLABY
Sleep, child, on the earth which also does not sleep
sleepon the grass, the sand, the bed
sleep with the butterflies, the wave of the sea or the dimlights
which always sing, always slowly sing

Sleep, child, until the watchmen's knocking in the middle of the night
untul you awake and island by island will hear
that bombs that explode and divide the earth
cannot stop you singing "Di Timur Matahari"

(Terj. Jennifer Lindsay)



NINA BOBOK
Tidurlah , bocah, di atas bumi yang tak jua tidur
tidurlah di atas rumput, di atas pasir, di atas ranjang
tidurlah bersama rama-rama, ombak laut atau lampu yang
temaram
Yang terus bernyanyi, terus menyanyi perlahan-lahan

Tidurlah, bocah, sampai ketukan di tengah malam
sampai engkau bangkit dan pulau demi pulau mendengarkan
bahwa bom yang pecah membagi bumi
tak bisa mencegah engkau menyanyi "Di Timur Matahari"



SANG JUARA

SANG JUARA
Sang Juara mengangkat 1100 pun dengan tangannya
Dan ia berkeringat

Si juara lain mengangkat dua sungai air mata dengan
matanya
Dan ia tersenyum

Seorang juara yang mengangkat seluruh neraka dalam
Jiwanya
Dan ia mengasihi

Ia mengasihi , ia lupa, ia tak mendapat tepuk tangan atau
Mahkota daun
Ia tenang saja

Dan ia mengangkat seluruh langit yang penuh bintang
dengan hatiny a yang mungil

Cecilia Meireles
Horison 1979
(Puisi  Terjemahan)



surat buat bunda

surat buat bunda
Bunda, rasanya ini aneh..
hidup tanpa melihat wajahmu...
dan semua dilakukan sendiri..

Bunda, kami tidak ingin mengeluh..
Pasti ada jalan untuk mengusir mendung   ini

dan gelombang itu mengejek di hadapan  kami..
mencoba menakut-nakuti kami
ternyata tangan kami masih lemah dan belum sekuat
bila ada kalian..
harusnya kami bisa menari bersama gelombang ..
dan rasanya seperti menjadi pecundang...

Bunda, kami  tidak ingin mengeluh..
kami  masih punya tangan, kaki, ide dan hati..
dan juga Tuhan pasti akan menjaga kami..
dan akan membuat kami tersenyum lagi..

kami baik-baik saja, dan bisa hadapi ini..

Monday, 2 December 2013

PERI BIRU YANG JUJUR

dongeng peri biru yang jujur

Namaku peri biru, orang-orang memberi julukan seperti itu mungkin karena warna sayapku yang berwarna biru. Aku mempunyai sahabat bernama peri hitam. Dia dijuluki seperti itu karena memiliki sayap hitam. Tapi dia sahabat yang baik hati. Suatu hari kami bermain kejar-kejaran. Kami bermain di dalam ruangan istana. Peri hitam terbang di depan. Dia terbang lebih cepat. Aku berteriak memanggilnya. Aku yakin bisa mengejarnya. Peri hitam bergerak lincah dan terbang dengan cepat. Peri hitam menerobos jendela kamar ratu dan masuk ke dalam kamar ratu. Dia terbang mengitari meja dan barisan kursi. Dengan gesit aku mengejarnya dan berusaha menangkap sayapnya. Peri hitam masih belum bisa dikejar. Aku mengepakkan sayapku lebih cepat lagi menerobos deretan vas bunga di meja ratu. Dan “PRAKK !” aku menyenggol vas bunga ungu milik ratu. Vas bunga itu terjatuh dan pecah di lantai. Aku terkejut. Aku tahu vas bunga itu adalah vas kesayangan ratu. Dadaku berdebar keras. Wajahku ketakutan. Terdengar derap langkah prajurit mendekati kamar ratu. Aku terbang keluar dari kamar ratu melalui lubang angin.  aku pergi dan terbang jauh meninggalkan peri hitam dan teriakan prajurit.
            Sampai dimana aku ? aku merasa telah terbang jauh. Aku sampai di hutan terlarang. Kenapa aku sampai di sini. Aku berusaha lari. Aku mengira para prajurit pasti mengejarku dan hendak menangkapku. Aku menyesal kenapa aku bermain kejar-kejaran dengan peri hitam di ruangan istana. Aku pasti akan dihukum kalau ketahuan.
Aku merasa lebih baik bersembunyi di hutan terlarang. Hutan terlarang tertutupi pohon besar berdaun lebat. Tidak ada yang menemukanku di hutan terlarang. Pikirku. aku mendengar percakapan dua ekor burung di atas pohon. Mereka mengatakan kalau  peri bersayap hitam besok akan mendapat hukuman dari ratu. Peri tersebut dihukum karena masuk ke kamar ratu dan bermain di sana sampai memecahkan vas kesayangan ratu.
Aku terkejut mendengar berita itu. Aku ingin bertanya pada burung itu apakah berita itu benar. Tapi aku tiba-tiba  terperosok ke dalam lubang sedalam sepuluh meter. Lubang itu menutup dengan sendiri. Aku merasa itu jebakan. Kedua burung itu sudah terbang menjauh. Aku berteriak minta tolong. Tapi tidak ada yang mendengar. Aku hanya menangis. Dan menyesali perbuatan bodohku. Kenapa sampai lari dari tanggung jawabku. Dan sekarang peri hitam malah yang dituduh. Padahal aku sendiri yang memecahkan vas bunga tersebut. Kasihan peri hitam. Ujarku sambil menangis.
Tak berapa lama, sesosok raksasa mendatangi lubang perangkap tersebut. Raksasa itu adalah penjaga hutan terlarang.  Aku memohon agar dilepaskan. Kuceritakan masalahku pada raksasa tersebut. Aku berjanji tidak akan masuk ke hutan terlarang tanpa ijin. Aku akan  ke istana untuk mengakui perbuatannya. Kalau terlambat, peri hitam yang akan mendapat hukuman.
Raksasa penjaga mengerti dan dia memaafkan dan melepaskanku dari jebakan.  Aku mengucapkan terima kasih dan segera terbang menuju istana.
Sampai di istana, aku melihat peri hitam dan ratu sedang berbincang. Di samping mereka nampak prajurit penjaga. Aku segera bersimpuh di lutut ratu. Aku meminta maaf. Akulah yang memecahkan vas bunga itu bukan peri hitam. Aku menyesal telah bermain di kamar ratu dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatanku.
Ratu terkejut mendengar pengakuanku. Dia tersenyum. Dia justru memuji diriku yang telah mengaku. Kalau saja aku terlambat mengakui perbuatanku, peri hitam sudah mendapat hukuman akibat perbuatan ku. Aku berterima kasih ratu mau memaafkanku. Ratu mengatakan. Merasa bangga karena aku telah mengatakan kejujuran dan berani bertanggung jawab, meskipun perbuatanku menjatuhkan vas bunga termasuk tidak disengaja olehku.
Aku merasa lega . Aku sudah mengaku . Meskipun pada akhirnya aku tetap mendapat hukuman juga. Yaitu membersihkan kamar ratu selama seminggu. Peri hitam pun membantuku. Dia memang sahabat yang baik. 
 (19/3/2012/doukulap)

sumber gambar: dinda-perikecil.blogspot.com

Tag
kumpulan dongeng online, kumpulan cerita online, 
cerpen cerpen, kumpulan cerita
 DONGENG ANAK, cerita peri

Sunday, 1 December 2013

RUMAH UNTUK PARA TAMU

rumah untuk para tamu


Manusia adalah sebuah rumah tamu
Setiap pagi ada kedatangan baru
Kegembiraan, kegundahan
Keburukan, kesadaran, sesaat datang
Sebagai pengunjung tak diundang

Sambut dan jamulah mereka semua !!
Meski mereka adalah kerumunan nestapa
Yang dengan kejam merampas seisi rumah
Dia mungkin sedang memberimu kegairahan baru
Pikiran kelam, aib, dendam kesumat

Temui mereka di pintu dengan tawa
Dan undang mereka masuk

Syukurilah untuk siapapun yang datang
Karena setiap  darimereka itu telah dikirim
Sebagai penuntun dari seberang


(Matsnavi-Jalaludin Rumi)


Matsnavi-Jalaludin Rumi, kata motivasi super dasyat
Newer Posts Older Posts Home
Subscribe to: Posts (Atom)

Entri Populer

  • PAHLAWAN TANPA TANDA JASA SEBENAR-BENARNYA
  • KARENA WAJAH KITA TAK SAMA

Blog Archive

  • ►  2015 (35)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (23)
    • ►  May (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (94)
    • ►  December (8)
    • ►  November (6)
    • ►  October (12)
    • ►  September (5)
    • ►  August (6)
    • ►  July (12)
    • ►  June (9)
    • ►  May (7)
    • ►  April (3)
    • ►  February (12)
    • ►  January (14)
  • ▼  2013 (29)
    • ▼  December (16)
      • HARRY POTRET nggak sadar TERJEBAK MUSUH
      • SAHABAT ANAK AUTIS
      • (surat) DARI GIBRAN KEPADA MAY ZIADAH
      • MAMA AKU PULANG
      • AQUARIUM SHILA
      • PEREMPUAN-PEREMPUAN PERKASA
      • SENJA
      • BURUNG-BURUNG
      • MEGA- MEGA
      • 1946 : LARUT MALAM SUARA SEBUAH TRUK
      • TWILIGHT FADES THE CITY WHITENS
      • LULALLABY
      • SANG JUARA
      • surat buat bunda
      • PERI BIRU YANG JUJUR
      • RUMAH UNTUK PARA TAMU
    • ►  November (8)
    • ►  September (1)
    • ►  June (2)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2012 (25)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (3)
    • ►  July (1)
    • ►  June (2)
    • ►  May (9)
  • ►  2011 (13)
    • ►  December (1)
    • ►  November (3)
    • ►  October (3)
    • ►  September (2)
    • ►  June (1)
    • ►  May (2)
    • ►  January (1)
Betapa mudah dan tak sadar menjadi sombong dan tidak iklas dalam beramal (kata mutiara)

Powered by Blogger.
Copyright 2013 CERPEN 5M - All Rights Reserved
Template by Mas Sugeng - Powered by Blogger