CERPEN 5M

hahaha

  • Home
  • Quote gua
  • CERPEN
  • DAFTAR ISI
  • OPINI
  • TENTANG BLOG
Home » CERITA LUCU ONLINE » TUKAR NASIB (MBOK SINEM JADI ARTIS ) :D

Saturday, 29 November 2014

TUKAR NASIB (MBOK SINEM JADI ARTIS ) :D

Hari ini penduduk desa Suka Mundur  harap-harap cemas, artinya mereka mengharapkan tapi juga dilanda kecemasan. Kalau-kalau bukan mereka yang terpilih. Aduh apa sih masalahnya, ternyata mereka menunggu kedatangan kru sutradara  acara program Top TV. Rupanya kabar kedatangan kru program tivi  Tukar Sengsara itu   sudah tertangkap ke semua telinga penduduk.

Meskipun mereka sudah sekuat tenaga,  make over dan make house,  menyulap penampilan dan membuat asri rumah mereka untuk menarik perhatian kru, tapi  ternyata sutradara beserta mobil yang dinaiki krunya berhenti di rumah gubuk mbok Sinem. Yah, mereka sudah memilih mbok Sinem menjadi bintangnya ?!!
Tentu saja warga desa geger bin iri dan cemburu. Bagaimana mungkin mbok Sinem ? Bukankah dia sama saja, dia manusia yang suka cemas, over, pamer dan juga  segudang sifat manusiawi lainnya. Kenapa harus Mbok Sinem, sih ?"  tanya mbok Sarikem sambil mengunyah daun sirih di mulutnya yang penuh gincu warna merah. Para rakyat jelata yang berbibir ndower itu sedang nongkrong di warung angkringan Pak Sholeh sambil menggosip ria dan korbannya eh tema-nya sekarang adalah mbok Sinem.

Tiba-tiba sosok mbok Sinem jadi seperti hantu, dia muncul di depan pintu warung dan  ketika mbok Sinem melenggang melangkah di lantai membeli kue cucur di warung itu, semua mata mendelik ke arahnya lalu membuang muka.

Aduh mbok Sinem jadi nourveus dan serasa artis, dia pun mendadak ikut-ikutan somse seperti perkiraannya tentang artis itu memang harus somse agar tidak disepelekan.
"Soleh, kuenya jangan gosong ya, masak artis tivi dikasih kue gosong, nanti kamu kualat !" ancam mbok Sinem,

"Halah, baru jadi artis sehari saja sudah ngaya, hmm, biasanya juga ngutang  bakwan  sampai sepuluh !"  sinis mbok Markonah dari  kursinya. Mbok Markonah itu istri pak Soleh.

Mbok Sinem langsung merah padam, dia menggeram pada Markonah, "Kenapa keras-keras suaranya sehingga tetangga sebelah pun mendengar ! Onah, kamu itu budek, ya ? sampai suaranya kayak gitu !"

Para pembeli di warung itu  pun riuh mendengar suara mbok Markonah itu. Mereka sebal karena gaya mbok Sinem sudah  seperti julia robert. "Eh, Mbok Sinem kamu kan artis kenapa juga mukamu masih lecek gitu dan kenapa bajumu masih  kucel  gitu bahkan tembelan !?" sindir pak Soleh tidak mau kalah. Dia tidak rela, istrinya dibilang budek, meskipun kadang-kadang memang  terganggu pendengarannya, sehingga suaranya keceng  banget.

"Hei, dengar ya, semuanya, ya pemirsa, kata sutradara,  wajahku katanya sangat cocok dan alami jadi bintang film  itu, dan bajuku tembelan karena memang disuruh oleh pak sutradara ! Supaya lebih menghayati peran menjadi orang sengsara !" sentak mbok Sinem seperti sedang memberi pengumuman di depan massa. Pak Soleh dan pembeli di situ gubrak semua lalu Pak Sholeh menyerahkan kue cucur yang dipesan mbok Sinem. Tapi  setelah mendapatkan  kue cucurnya, mbok Sinem melarikan diri pulang dari warung itu, dan lupa belum membayar. Karena itu Pak Soleh serta Markonah tambah sebel sama mbok Sinem.

Akhirnya hari pengambilan gambar tiba juga.

Tapi,  ternyata terjadi sesuatu hal yang tidak di duga dalam pengambilan gambar ini. Sutradara yang bertubuh gendut itu duduk di kursi meneguk kopi  untuk meredam emosinya. Ia tidak mempedulikan suasana damai di desa dan cecuitan burung-burung serta suara sapi di balik pepohonan itu. Ia mendelik ke arah mbok Sinem di kejauhan  yang masih membujuk cucunya, si Siti.

Ya, Siti ngambek. Dia tidak mau berperan menjadi anak nya mbok Sinem yang tidak sekolah. Bagi Siti ia mau juga seperti nikita willy, membintangi sebuah sinetron dan uangnya banyak tapi ia merasa harus jujur, ia itu sekolah di SMP dan juga mendapat beasiswa karena kecerdasannya.

"Nek , aku nggak mau disyuting, nanti apa kata teman-teman Siti kalau melihat  aku dikatakan tidak sekolah dan duduk ngleprok di lantai dengan baju seminggu tak ganti dan juga wajah memelas tak pernah mandi serta tatapan putus asa!"  kesal Siti sambil menggigit tali sepatunya

"Ini jadi tidak sih, syutingnya, ini sudah lewat jam tiga, kalau sudah agak malam  kesan sengsaranya jadi hilang ! Huh ! " sutradara itu yang pura-pura sabar, berubah menjadi garang.   Sang sutradara mencak-mencak sambil berjalan bolak balik. Dia berkali-kali  ngelirik dan ngedumel. Karena baru kali ini dia mengalami ketidak lancaran dalam kerja, biasanya dia dengan mudah mengarahkan  rakyat jelata itu berperan, tapi ini. Sebagai bentuk kekesalah dia menumpahkan pada penulis skenario yang sedang asyik main facebookan. Dia pentungin kepala penulis script itu dengan mik panjang. Sementara itu para kamerawan pun memilih bersembunyi di belakang rumah gubuk mbok Sinem daripada menjadi korban semprotan sang sutradara galak itu.
.
"Siti, namanya juga  main film jadi itu tidak benar,  katakan pada teman-temanmu kalau kamu sedang berakting,  tolong ini demi nenek,  apakah kamu tega melihat nenek gagal main film, sudah lama nenek ingin masuk tivi , kamu mau ya berperan jadi anak sengsara, ini juga nenek berjuang mati-matian demi peran ini !"

Lalu mbok Sinem bercerita panjang lebar tentang perjuangannya. Dia mengizinkan tim artistik acara itu memporak porandakan rumahnya agar tampil sempurna sengsara. Televisinya dirusak dan juga kaca jendela gubuknya dipecah juga, lalu lantai rumahnya yang sudah bolong pun dipecah-pecahin, kandang ayamnya di belakang rumah dipindahkan ke dalam rumah sesuai skenario acara tukar sengsara itu yaitu bahwa mbok Sinem tidur bersama ayam !! . Listrik rumah dicabut agar terkesan dia tidak memiliki listrik. Sebenarnya mbok Sinem agak khawatir karena tidak ada perjanjian dari pihak kru acara tivi itu akan mengganti semua dan memperbaiki kerusakan yang ada. Tapi dia tenang, karena sutradara bilang dalam acara itu ia nanti akan diberi bingkisan berupa blackberry dan juga laptop untuk Siti.

"Siti, dunia memang kejam, kamu harus tampil sengsara untuk mendapatkan laptop itu," ujar mbok Sinem memberi motivasi atau tepatnya provokasi sambil mengelus rambut Siti. Ia tahu, Siti sangat menginginkan sebuah laptop.

Tangis Siti tambah pecah. Ia merasa mbok Sinem itu makin ngawur dan tidak mengerti isi hatinya.

"Enggak, Siti enggak mau disyuting !"  berontak  Siti.

"Tolong demi nenek, apa kamu tidak kasihan melihat nenek jadi ejekan orang sekampung gara-gara gagal main fim !"  mbok Sinem mulai kalap. Karena sudah  hampir semua cara digunakan untuk membujuk Siti. 

"Siti ! sudahlah untuk kali ini saja, kalau kamu tidak mau nurutin nenek, ya sudah ! kamu akan jadi cucu durhaka, kamu mau masuk neraka, hah ?" omel mbok Sinem ia melepaskan jurus terakhirnya.

Dan memang setelah itu, Siti jadi tenang. Ia seperti terhipnotis, meskipun dalam haitnya ia tersiksa lahir dan batin. Siti kemudian mengangguk dengan terpaksa. "Baik Nek, nenek jangan marah ya sama Siti, Siti mau berperan seperti apapun yang diperintah nenek." cetus Siti akhirnya. Dia mengusap ingusnya dengan kerah bajunya.

"Lha gitu dong, itu baru cucu kesayangan nenek," lalu nenek dan cucu itu pun berpelukan.  "Itu namanya pengorbanan Siti, kalau kamu sudah besar dan menjadi nenek-nenek kamu baru mengerti, sekarang kamu belum mengerti dan tahunya permen karet." cerewet  mbok Sinem dan Siti pun  memekik, merintih, memohon agar mbok Sinem berhenti bicara karena menambah pusing dan tersiksa hatinya.

 "Baiklah, Siti,  Nenek berhenti bicara, lihat sutradara itu mulai mangkel melihat ke arah kita.”

Akhirnya ...jam empat... Penduduk desa Suka Mundur mengelilingi rumah mbok Sinem. Berduyun-duyun semua ingin nonton mbok Sinem dan cucunya, Siti berakting. Sampai-sampai mereka lupa tidak sholat asyar.  Bahkan pak RT saking kreatif dan semangatnya menarik uang parkir dan juga sumbangan untuk pembangunan masjid desa itu di tempat kejadian perkara itu. Beberapa warga pria dan wanita nampak nangkring bergelantungan di cabang-cabang pohon dan juga naik pohon kelapa yang tinggi agar bisa melihat dengan jelas adegan itu.  Sementara itu pak kades sibuk menghalau warga yang nekad berdesak-desakan ingin melihat lebih dekat di gubuk mbok Sinem

Sutradara makin gerah. Dia menghimbau tepatnya mengancam selama pengambilan gambar, warga untuk diam, tidak bersuara bahkan kalau sampai terjadi ada suara kentut sekalipun dia akan membuat perhitungan. Lalu kamera tiga sudah berjajar di halaman,  sutradara menghadap ke layar monitor kecil yang dihubungkan dalam kabel-kabel audio visual yang rumit. Petugas perekam suara dan lighting sudah siap semua,

"Oke semua sudah siap?!  kamera ready, rolling, action !"

Lalu mulailah bintang acara itu nampak memasuki rumah mbok Sinem. Gadis reporter itu yang bernama Yulia Hore  sangat trenyuh dan terharu, dia pun sampai menangis kecet-kecet melihat keadaan rumah mbok Sinem, apalagi waktu masuk ke dalam dan bertemu dengan mbok Sinem yang seperti orang budek, lumpuh dan juga tidak bisa berbicara denga lancar. Dia makin miris waktu meihat cucunya Siti yang tidak sekolah dan harus berjuang bekerja keras membuat lidi untuk menghidupi neneknya itu.

"Bukankah itu terlalu berlebihan !" dengung penulis skenario di dekat telinga sutradara.  Sang suradara menoleh dan menggeram. Memang dia yang menyuruh tepatnya memaksa penulis skenario itu menulis yang menggambarkan kesengsaraan dengan sangat sengsara.

"Itu terlalu dibuat-buat dan kurang natural," tambah penulis skenario lagi sambil ngupil di dekat sutradara.  Sang sutradara mukanya berubah buas. Ia berdecak-decak sambil menoleh ke arah sang penulis agar segera menyingkir di dekatnya.  Baginya seorang penulis skenario itu ya harus nulis sesuai printahnya dan tidak perlu berkomentar. Hanya dia yang mengerti selera penonton. Mereka masih meminati acara tersebut buktinya semakin sengsara  tayangannya semakin banyak iklannya dan semakin melonjaklah rating acara itu.

Jam lima adalah acara pengambilan adegan mbok Sinem dan Siti mendapat hadiah kado yang sangat besar  dari Yulia  Hore. Lalu setelah nyerahin kado itu, reporter acara itu Yulia Hore pulang sambil membatin betapa hidup perlu disukuri dan ia kepada pemirsa  mengatakan, ada kehidupan seperti itu, Tuhan mohon lepaskan semua dan cobaan penderitaan ini, Tuhan beri kami kekuatan untuk bisa menghadapi ini, dan kamera terus merekam akting selanjutnya, ketika mbok Sinem dan Siti mengucapkan syukur karena ada orang dermawan dan baik hati seperti Yulia Hore. lalu mereka membuka kado itu, dan mbok Sinem tersenyum bahagia karena dia dapat hp black berry dambaannya (meskipun dia tidak tahu cara menggunakannya), dia jingkrak -jingkrak dan lupa kalau dia dalam acara itu adalah budek, lumpuh dan mengalami gangguan fisik.  Dan Siti dapat hadiah laptop meskipun dalam acara itu ia buta huruf, tidak sekolah dan tidak dapat mengoperasikan  laptop, tapi dalam adegan terakhir itu dia  lupa langsung membuka laptop dan dapat mengoperasikannya dengan baik. Lalu sebagai penutup yang manis mbok Sinem pun tergeletak pingsan karena suprise dengan hadiah itu

Jam tujuh malam. 
“Cut ! Selesai.”

"Alhamdulilah sudah selesai !" teriak para kru itu kelelahan. Lalu mereka dengan cepat mulai memberesi peralatan bersiap-siap pulang. Dan juga membongkar tenda buatan mereka.

"Ancur deh akting mereka ! tapi tidak apa-apalah udah gak tahan digigit nyamuk, bau kotoran sapi juga dan  yang penting sudah selesai meski banyak nanti yang  harus diedit disana sini adegan tadi !" ujar asisten sutradara seperti bicara sendiri.

Sementara itu.  Mbok Sinem lega, ia tak sabar ingin melihat tayangan filmnya hari jumat besok dan membayangkan betapa penduduk desa yang selama ini meremehkannya pasti akan menghormati dan memujinya.  Tapi tidak dengan  Siti ia  ternyata masih misuh-misuh. Ia bersembunyi di kamar sambil menangis. Dia merasa kecewa karena sebenarnya ia tidak mau berperan dan melakoni sebagai anak yang sengsara.

Akhirnya memang semua seperti mimpi.  Jarum jam berlari dengan cepat. Sutradara pergi, dan  kru televisi top tivi sudah lenyap. Mbok Sinem  tiba tiba merasa berada di alam tidak nyata.  Mereka, para kru tivi itu  bahkan lupa mengucapkan terimakasih pada mbok Sinem . Mereka katanya sedang dikejar jam tayang, jadi gerakannya harus cepat dan juga terburu-buru. Mbok Sinem sore itu pun bengong di depan rumahnya. Ia bingung semua tidak seperti harapannya. Ia jadi artis tivi, tapi semunya tampak buruk. Ia  melihat dirinya dan tempat tinggalnya, ya gubuk  rumahnya jadi porak poranda, belum lagi sekarang dia dalam keadaan gelap kalau malam. Yah, kru tivi itu tidak memberinya uang ganti rugi dan juga pesangon. Mereka sudah seenaknya merusak rumahnya lalu  hanya meninggalkan botol air mineral di halaman. Memang botol bekas itu bisa ditukar jadi uang. Tapi rumahnya yang rusak dan tampilannyanya yang menjadi sengara di tivi itu tidak bisa ditukar lagi. Apalagi ternyata black berry dan juga laptop itu disita lagi sama kru tivi itu.  Mereka mengatakan kalau hadiah itu hanya bohong-bohongan, itu hanya akting, dan besok hadiah itu akan  digunakan lagi di daerah lain.

Oalah rasanya mbok Sinem tiba-tiba sesak. Ia ingin marah dan  mencekik sutradara tadi, tapi ia juga ingin minta maaf pada Siti, cucunya itu pasti menderita karena ditertawakan teman-temannya dan mbok sinem berjanji ia akan berjuang membelikan Siti laptop  dengan hasil  uang tabungannya  yang entah  sampai kapan ia bisa menabung.




......(pkt)............
Artikel Terkait
CERITA LUCU ONLINE
  • HARRY POTRET nggak sadar TERJEBAK MUSUH
  • SRIGALA DAN TIGA EKOR BABI MALANG
  • Gara-Gara Pergi Ke Nardia
  • Kejahatan akibat bawang putih
  • KISAH BAWANG HITAM
Newer Post Older Post Home

Entri Populer

  • TANAH YANG SELALU TERSENYUM
  • Penulis Komedi yang Merana

Blog Archive

  • ►  2015 (35)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (23)
    • ►  May (2)
    • ►  January (2)
  • ▼  2014 (94)
    • ►  December (8)
    • ▼  November (6)
      • Tentang blog ini
      • TUKAR NASIB (MBOK SINEM JADI ARTIS ) :D
      • Ketika Pahlawan Ingin Demo
      • Nofi yang selalu bilang Maaf
      • TAMATNYA MOS SERAM (MOS SERAM 16)
      • 8 HAL YANG MEMBUAT SUSI PUDJIASTUTI MAKIN POPULER
    • ►  October (12)
    • ►  September (5)
    • ►  August (6)
    • ►  July (12)
    • ►  June (9)
    • ►  May (7)
    • ►  April (3)
    • ►  February (12)
    • ►  January (14)
  • ►  2013 (29)
    • ►  December (16)
    • ►  November (8)
    • ►  September (1)
    • ►  June (2)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2012 (25)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (3)
    • ►  July (1)
    • ►  June (2)
    • ►  May (9)
  • ►  2011 (13)
    • ►  December (1)
    • ►  November (3)
    • ►  October (3)
    • ►  September (2)
    • ►  June (1)
    • ►  May (2)
    • ►  January (1)
Betapa mudah dan tak sadar menjadi sombong dan tidak iklas dalam beramal (kata mutiara)

Orang sukses terus bergerak dan bertindak. Mereka melakukan kesalahan-kesalahan tapi mereka tak pernah berhenti (Conrad Hilton pendiri Hilton hotels)
Powered by Blogger.
Copyright 2013 CERPEN 5M - All Rights Reserved
Template by Mas Sugeng - Powered by Blogger