CERPEN 5M

hahaha

  • Home
  • Quote gua
  • CERPEN
  • DAFTAR ISI
  • OPINI
  • TENTANG BLOG
Home » cerpen kritik sosial » Ketika Pahlawan Ingin Demo

Monday, 10 November 2014

Ketika Pahlawan Ingin Demo



Cerita ini diilhami oleh cerita drama monumen karya Indra Tranggono  yang ceritanya  tentang patung pahlawan lokal yang akhirnya digusur karena monumen tempat mereka ngejejer  itu dijadikan mall. Karena  menurut penguasa kota itu uang itu lebih penting dari masa lalu. (oh ya nama-nama tokohnya juga diambil dari cerita itu, yah lagi males mikir jadi ambil aja #gubrakk ! 

                Dan pagi ini kalender menunjukan angka 10-11-12,
Angka yang sakral  bagi para pahlawan yang terbaring selama bertahun-tahun bahkan berabad-abad.
Mereka seperti terhenyak dan hantu-hantu mereka bangkit dan timbullah dialog yang alay itu, (oh ya dialog ini, dibuat dengan gaya ngepop hiks, beda lah dengan dialog di drama monumen)

Ratri 
(mata-mata belanda itu joged –joged jaipongan )
 “Horee  hari ini kita dirayakan !”

Durmo , sidik, dan cempluk hanya bisa mendelik tidak suka pada Ratri yang bagi mereka over akting.  (mereka adalah pahlawan lokal , that right tidak dikenal seperti pahlawan Patimura atau Raden Ajeng Kartini, nama mereka juga  akan lucu bila dijadikan trademark)

Durmo 
"Halah, gitu aja , seneng !"

Ratri 
"Yo seneng yo, kapan lagi ini kita di upacara-in, diberi ucapan  sampai di facebook dan twitter jadi tradingtopic, dan juga di jadikan iklan oleh sebuah partai politik, bukankah itu sueeeger !

Sidik 
"Sueger endasmu ! dijadikan iklan tapi kita gak dapat bayaran, tunjangan buat anak cucu kita juga kosong, mau enaknya sendiri,  jadi kita harus bilang wow gitu ? (memble sidik, yang kakinya kalau tidak salah pincang kena serangan granat)

Cempuk ( tukang masak pahlawan yang mati kelilipan peluru itu Cuma ngikik)

Durmo 
"Wis gak usah ngurusi ratri yang ge’er, mau aja dijilat dengan hari pahlawan, padahal kita hanya batang busuk, jadi kan hari ini kita demo !!"

Sidik 
"if not now, when ?"

Cempluk 
"Waduh, inggrismu njijii  kayak para koruptor ,  yo ayo kita berangkat  apa yang ditunggu !"  

Ratri yang hari ini mendadak  pro penguasa  itu , tidak mengerti dengan rencana teman-temannya itu
"Tu-tunggu !  sebelum kalian berangkat demo, rekan Cempluk mohon jelaskan apa alasan kalian demo, bukankah mereka sudah cukup menghargai kita di buku pelajaran para pahlawan dibahas dan  di jadikan soal yang sulit dijawab  !"

Cempluk
"Halah,  popularitas itu hanya untuk pahlawan nasional, sementara pahlawan kelas kambing kayak kita, ya cukup bersyukur lah kita masih  dapat doa sedikit waktu upacara bendera, pun mereka  seperti pada gak iklas dan serius doanya,  padahal andil kita juga cukup besar, kalau tidak ada dapur umum mana bisa para pahlawan itu ngejuss para penjajah."

Durmo 
"Dengar ya rekan Ratri caem,  kita itu demo karena gak ingin harga diri kita diinjak-injak, kami hanya ingin jasa kita di-ingat yah paling tidak didirikanlah monumen kembali untuk kami , atau patung kecil untuk diabadikan  di tengah-tengah mall,di pasar atau pun di bank, yah hanya untuk mengenang   pertempuran manis kami tempo doeloe !"

Sidik 
"Mungkin rekan Ratri sudah lupa, ini jadi membuka koreng  lama yang belum mengering, aku jadi ingat waktu patung kita  diremukkan buldoser dan lihat lah  mereka memang benar,  orang-orang  lebih suka di mall daripada merenung di sebuah monumen perjuangan,  penguasa benar,  ingat kan  monumen kita dulu yang nylempit itu hanya dijadikan tempat tidur gelandangan, tempat sembunyi tukang copet dan juga tempat transaksi kupu-kupu malam, huh  ! kita memang tidak pernah dihargai, bahkan yang jadi penguasa hanya mengeruk bumi ini untuk perut sendiri,  gak ingat jasa kita, nyesel aku memerdekan negeri ini, di negeri ini orang menjajah saudaranya sendiri, makanya kita demo ! demo adalah segala-galanya !

Cempuk
" Wis to Sidik , ra usah sentimentil , dialog mu itu sudah dijadikan drama di buku itu, malah ditambah lagi, itu  terlalu panjang,  eman-eman sampai berbusa ,  yang dipikirkan mereka itu menang lagi tahun depan, jadi ayok kita berangkat ke gedung DPRD !

Tiba-tiba Wibagso...salah satu pahlawan lokal datang melayang (wajahnya nampak panik)
"Teman-teman lebih baik kita tidak usah demo, aku baru saja dapat surat dari pemimpin pahlawan, begini bunyinya, wibagso berdiri dengan tegap dan membacakan surat itu dengan penuh penghayatan

Mohon dengan hormat,  wahai pahlawan kelas kambing, pedih hati ku waktu mendengar rencana kalian demo, bukan tidak memahami, tapi saya pikir tindakan kalian sia-sia. Kalian demo juga tidak ada yang mendengar,  toh kalian sudah jadi hantu,  rencana cerdas kalian mau nyurupin anggota DPRD pun pasti efek hebohnya Cuma seminggu aja, setelah itu koran dan media tidak akan membahas lagi karena berita artis lebih  menjual. Jadi untuk itu daripada kalian kecele kalian lebih baik tidur panjang lagi, karena sebentar lagi  para penguasa  juga mau liburan dan shoping ke luar negeri, demi rasa keprihatinan yang dalam kalian tidak usah demo !

Oalah gubrakk !! Cempluk, Sidik dan Durmo terjungkal bersama. Sementara Ratri hanya ngikik penuh kebahagiaan. Ratri  lalu pergi menyendiri, di sebuah rumah kumuh sambil menonton tayangan televisi. Air matanya mengucur deras  ketika melihat seorang pahlawan dijadikan iklan, ia pun bermimpi dan berharap kelak dirinya dijadikan film, teringatlah waktu dia merayu para  penjajah itu dan ia memberi racun diam diam di gelas minuman mereka dan betapa heroik dirinya hingga dia kehilangan kehormatannya dan juga  semua itu demi kemerdekaan negeri ini, dan ia ingin ia dijadikan film, tapi  Ratri tidak tahu, tidak ada yang mau membuat dia jadi film, karena pasti film nya tidak laku, bukankah orang-orang lebih suka film yang menjual mimpi ?  Hiks..

Tag
cerpen kritik sosial cerpen kumpulan
kumpulan cerpen online judul ketika pahlawan ingin demo




Artikel Terkait
cerpen kritik sosial
  • RUMAH KARDUS DAN TAHUN BARU
  • BOM ITU ADALAH.............(tulisan iseng di pagi hari)
  • PRESIDEN TAMAN BERMAIN (PARODI)
  • Pahlawan Tanpa Tanda Jasa yang Mengundurkan Diri
  • 2 + 2 = 5
  • JANJI EMAK
Newer Post Older Post Home

Entri Populer

  • Quote menulis dari penulis indonesia
  • SINOPSIS NOVEL HOROR WHITE SKULL (TEROR HANTU DI SEKOLAH)

Blog Archive

  • ►  2015 (35)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (23)
    • ►  May (2)
    • ►  January (2)
  • ▼  2014 (94)
    • ►  December (8)
    • ▼  November (6)
      • Tentang blog ini
      • TUKAR NASIB (MBOK SINEM JADI ARTIS ) :D
      • Ketika Pahlawan Ingin Demo
      • Nofi yang selalu bilang Maaf
      • TAMATNYA MOS SERAM (MOS SERAM 16)
      • 8 HAL YANG MEMBUAT SUSI PUDJIASTUTI MAKIN POPULER
    • ►  October (12)
    • ►  September (5)
    • ►  August (6)
    • ►  July (12)
    • ►  June (9)
    • ►  May (7)
    • ►  April (3)
    • ►  February (12)
    • ►  January (14)
  • ►  2013 (29)
    • ►  December (16)
    • ►  November (8)
    • ►  September (1)
    • ►  June (2)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2012 (25)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (3)
    • ►  July (1)
    • ►  June (2)
    • ►  May (9)
  • ►  2011 (13)
    • ►  December (1)
    • ►  November (3)
    • ►  October (3)
    • ►  September (2)
    • ►  June (1)
    • ►  May (2)
    • ►  January (1)
Betapa mudah dan tak sadar menjadi sombong dan tidak iklas dalam beramal (kata mutiara)

Waktu adalah majikan yang mempunyai peluang yang sama. Ilmuwan dan orang kaya tidak bisa membeli jam dan menit yang lebih banyak. Waktu itu luar biasa adil dan pemaaf. Tidak peduli betapa banyak jam yang anda boroskan di masa lalu. Sukses ditentukan oleh cara menggunakan waktu secara bijaksana, dengan perencanaanan dan menetapkan prioritas (denis waitely)
Powered by Blogger.
Copyright 2013 CERPEN 5M - All Rights Reserved
Template by Mas Sugeng - Powered by Blogger