Cuma : sekedar cerita-cerita-an
Namanya Tohar. Murid paling special, diantara yang special. Bandel minta ampun. Satu hari saja dia gak bikin siswa nangis, sudah untung. Ini tantangan sendiri buat ku sebagai guru kelas satu. Sudah sering aku mengatasi anak seperti itu, dan pernah ada yang lebih dari dia. Kalau sehari saja dia tidak masuk sekolah, rasanya ada yang hilang,karena kelas menjadi sepi, karena mulut ku akan berhenti mengomel. Bukan hanya siswa yang menjadi korbannya, tapi dia semakin keterlaluan karena para guru pun dibulllynya. Untungnya wali murid sudah tahu, dan seperti gak rela anaknya kena pukul atau pun kena tendangan oleh dia.
Pagi itu, suatu kehormatan tersendiri bagiku, seorang nenek mewakili semua wali murid menghadap ku , beliau masuk ke dalam kelas dan memberiku bambu kecil panjang, “Nanti kalau tohar nakal, tolong ini pergunakanlah !” hormatnya. Suasana nampak khidmat. Lalu semua murid pun seperti mundur ke tembok. Wajah Tohar pun memucat dan menatapku tajam seperti membenciku. Lalu aku menghela nafas panjang, ternyata bambu kecil itu seperti sesuatu yang menakutkan semuanya. Aku menerima bambu itu dengan menunduk seperti sebuah pedang ksatria yang diberikan untukku menghadapi musuh, dan aku hanya meng-iyakan pada sosok sepuh itu. Selanjutnya aku berdiri di kelas dan merenung lalu masuk ke kantor. Dan diam-diam kusembunyikan bambu panjang itu ke belakang lemari, aku tak berniat sekalipun menggunakan bamboo itu untuk mendidik atau apapun, aku akan menggunakan cara lain yang lebih lembut, meskipun murid itu sering melukai hatiku, tak pernah ada dendam pada mereka. Kalau pun aku terpaksa menggunakan bambu itu, justru mungkin kelak akan melahirkan dendam kesumat pada mereka ke diriku, dan itu akan menakutkanku di dunia dan akhirat. (Jrreng..! sekedar cerita-ceritaan sambil makan siang dan sambil berlalu hehehe) 18/8/2015