CERPEN 5M

hahaha

  • Home
  • Quote gua
  • CERPEN
  • DAFTAR ISI
  • OPINI
  • TENTANG BLOG
Home » sekolah sunyi » CERITA YANG MENGAMBIL SETTING DARI SEKOLAH SUNYI

Tuesday, 18 August 2015

CERITA YANG MENGAMBIL SETTING DARI SEKOLAH SUNYI

CERITA TENTANG SEKOLAH

SEKOLAH SUNYI (3)

PONARYO
(serial sekolah sunyi 2)cuma cerita seperti negeri dongeng..


Murid baru sekolah sunyi,
susah sekali menceritakan tentang mereka semua.Tidak bisa menceritakan mereka dengan detail. Siang ini Anggun membuka lembaran buku baru. Buku berjudul karakter anak sekolah sunyi.

***
Tapi  Anggun belum mulai menulis, dia  memandang ke arah jendela. Angin sepoi menghembus wajah dan juga jilbabnya. Bibir Anggun mengembang, dia teringat k
ejadian kemarin pagi ketika dia menjadi panitia penerimaan siswa baru. Dan dia teringat pada sebuah nama, Ponaryo.
**** 
Dia menjadi siswa nomer 22 di sekolah sunyi. Ibunya datang tergopoh dengan tas yang sudah tidak layak bentuknya, dan anak laki laki itu berdiri sambil makan jajan. Dengan sandal jepit dan wajah tak berdosa.
***
"Cukup fotokopi akte kelahiran dan mengisi blangko pendaftaran,bu ?" ujar Satrio yang kerepotan dengan kertas-kertas yang disodorkan ibu itu.Wanita itu menyerahkan fotokopi KK , buku nikah dan juga ktp yg tidak diperlukan.
****
"Ibu, tolong blangko ini diisi dulu ?" senyum Anggun sambil menyerahkan kertas pendaftaran.

Ibu muda itu pun meminjam pulpen di meja dan mengggerakan jarinya dengan ribet dan dia terus bertanya cara mengisi, dan menulisnya dengan sedikit bergetar. 
"Maaf, tulisannna jelek.." ujarnya sambil nyengir malu. Dan wajahnya sepolos penampilannya.

"Gak apa-apa, bu." kata Anggun yang selalu ramah.
Sementara Satrio sepertinya dari tadi mencoba menahan tawa, ketika mengetahui kalau nama anak itu adalah Ponaryo. Nama yang udik untuk zaman sekarang dan nama panggilannya pun unik yaitu Pon.

"Maaf, saya sekolah SD juga tidak lulus.." tambah ibu itu tanpa ditanya. Dan terus melanjutkan mengisi blangko tersebut. 

"Gak apa-apa bu, yang penting nulisnya benerr." Dengung Satrio yang teringat tadi ada ibu yang mengisi blangko pendaftaran dengan ngawur. Masak, ditanya jumlah saudara kandung berapa, jawabnya banyak. Akhirnya setelah dibantu, acara menulis itu pun selesai.

"Biaya pendaftaran 30 ribu bu, dan buat membeli alat-alat belajar lima puluh ribu !" timpal Satrio sambil menjepit berkas-berkas itu dan memasukkanya ke dalam stopmap. 
Ibu itu dengan gugup mengeluarkan uang dari tasnya. Dan Satrio serta Anggun terperanjat melihat lembaran uang kertas itu dibundel plastik bungkus es lilin.

"Pendaftaran dulu juga boleh bu," ujar Anggun yang gampang merasa iba itu. 
"Iya, bu, ...saya mbayar 30 ribu dulu..soalnya uangnya ini buat makan sehari-hari..hehe." kata ibu itu. "Bapaknya anak tukang angkut di pasar dan jarang pulang." tambahnya.
****
Anggun dan Satrio hanya manggut-manggut...dan tersenyum kecut. Masih memiliki ayah masih beruntung daripada beberapa anak sekolah sunyi yang dikosongkan nama ayahnya karena status anak itu yang tidak jelas. Batin satrio.
****
Lalu ibu itu dan anaknya pulang setelah bersalaman dengan beberapa guru di ruang panita pendaftaran.
Satrio dan Anggun nampak terhenyak di kursi. Mereka sampai lupa kalau ada uang seragam juga.Dalam hati apakah ibu itu bisa membayar. Trenyuh Anggun yang hanya saling pandang dengan Satrio sahabatnya itu.
***

"Hai, bu ! " Anggun dikagetkan oleh seorang anak dengan wajah keras, di belakangnya. Dia memamerkan seragam barunya. Seragam kelas besar.
"Cie..Fakih...wah seragam baru !" tapi Anggun tidak heran melihat kemeja yang tidak dimasukkan sabuk tersebut, dan dia duduk di meja dengan santainya.
"Fakih, turun nak, dan tuh kemejanya dimasukkan ntar diimarahi bu siti lhho..!" ujar Anggun.
**** 
Fakih tidak seperti biasanya nurut, padahal waktu dulu diajar oleh tiga guru ksatria sekolah sunyi dia selalu membantah. Anggun tersenyum teringat hari-hari waktu ngajar Fakih, dia dibully oleh anak itu. Bukan hanya dia tapi semua guru haha..
****
lalu fakih tiba-tiba menyelinap pergi ketika bel kelas besar dah berrbunyi.
anggun kembali menatap buku adminsitrasinya dan dia menulis nama pertama yaitu. ponaryo. entahlah dia belum mengenal karakter anak itu. tapi melihat sosoknya dia terbayang wajah Noffi. anak yang diantar ibunya jalan kaki sambil menggnendong adiknya yang kecil. anak dengan penampilan terlusuh di sekolah sunyi tapi disayang teman-temanya.


tiba-tiba satrio datang di ruang itu. dengan keringat bercucuran rupanya dia baru saja mengantar anak baru buat  melihat ruangan sekolah sunyi.


"wah gila, tadi jam sembilan Ponaryo baru datang..diia gak pakai sepatu bahkan gak pakai sandal..dia nyeker.mengikuti pelajaran haha..." tawa satrio sambil duduk di kursi kerjanya.


"kok bisa ?" tanya anggun.
"kataa ibunya dia lupa ngantar Pon ke sekolah. mereka bedua baru saja pulang dari sawah dan langgsung ke seekolah..!"


"Betulkan ?" anggun tertawa kecil. 


Oalah ponaryo sebuah nama sederhana sesederhana latar belakang hidupnya. semoga saja dia dapat mengikuti pelajaran di sekolah sunyi dan kelak menjadi bintang yang melesat dan bersinar terang di sekolah sunyi


(pkt)
SEKOLAH SUNYI (1) 25/7/2015
Hari ini sekolah Sunyi di kampung Sukaduku kedatangan tiga orang pengawas dari kota yang mengadakan SIDAK mendadak sekali. Guru-guru kalang kabut dan mengutuk kenapa UPT tidak memberitahu dulu ke sekolah, kalau ada kan mereka bisa memperbaiki administrasi atau setidaknya bikin gula aren buat oleh-oleh pengawas. Tapi nasi sudah menjadi bubur, pengawas nampak
kecewa ketika melihat pembelajaran di kelas hari itu sungguh memprihatinkan. Murid di kelas kecil, terlihat tidak bergairah kebanyakan mereka ngupil dan juga tidur selama pelajaran.

"Siswa di kota seumur hidupnya mungkin tidak pernah melihat sapi karena di sana jarang ada sapi, tapi kalian sebagai guru kreatif dan tinggal di kampung tidak memanfaatkan alam, sekali-kali ajak siswa ke kandang lihat sapi," ujar pengawas dengan bengis.

"Maaf, Pak, mereka semua di rumah sudah punya sapi sendiri-sendiri, jadi menurut saya tidak penting bawa mereka ke kandang sapi, mungkin bawa mereka ke mall pake truk ide bagus ?" timpal Satrio. Guru paling muda dan konyol itu. Sementara guru guru lain dan kepsek hanya ngangguk-ngangguk setuju dengna pendapat Satrio. 

dan para pengawas itu terpental ke tembok mendapat jawaban dari satrio itu. Dan saat itu mereka merasa malu dan tidak mau berdebat dengan guru sekolah sunyi yang bagi mereka adalah idiot. Merka cuma berjanji tidak akan memberikan bantuan apapun dan membiarkan sekolah yang sudah miring bangunannya itu ambruk .





SEKOLAH SUNYI (2)

Cuma : sekedar cerita-cerita-an
      Namanya Tohar. Murid paling special, diantara yang special. Bandel minta ampun. Satu hari saja dia  gak bikin siswa nangis, sudah untung. Ini tantangan sendiri buat ku sebagai guru kelas satu.  Sudah sering aku mengatasi anak seperti itu, dan pernah ada yang lebih dari dia. Kalau sehari saja dia tidak masuk sekolah, rasanya ada yang hilang,karena kelas menjadi sepi, karena mulut ku  akan berhenti mengomel. Bukan hanya siswa yang menjadi korbannya, tapi dia semakin keterlaluan karena para guru pun dibulllynya. Untungnya wali murid sudah tahu, dan seperti gak rela anaknya kena pukul atau pun kena tendangan oleh dia.
      Pagi itu,  suatu kehormatan tersendiri bagiku, seorang nenek mewakili semua wali murid menghadap ku , beliau masuk ke dalam kelas dan memberiku  bambu kecil panjang, “Nanti kalau tohar nakal, tolong ini pergunakanlah !” hormatnya. Suasana nampak khidmat. Lalu semua murid pun seperti mundur ke tembok. Wajah Tohar pun memucat dan menatapku tajam seperti membenciku. Lalu aku menghela nafas panjang, ternyata bambu kecil itu seperti sesuatu yang menakutkan semuanya. Aku  menerima bambu itu dengan menunduk  seperti sebuah pedang ksatria yang diberikan untukku menghadapi musuh, dan aku hanya meng-iyakan pada sosok sepuh itu. Selanjutnya aku berdiri di kelas dan merenung lalu masuk ke kantor. Dan diam-diam  kusembunyikan bambu panjang itu ke belakang lemari, aku tak berniat sekalipun menggunakan bamboo itu untuk mendidik atau apapun, aku akan menggunakan cara  lain yang lebih lembut,  meskipun murid itu sering melukai hatiku, tak pernah ada dendam  pada mereka. Kalau pun aku terpaksa menggunakan bambu itu, justru mungkin kelak akan melahirkan  dendam  kesumat pada mereka ke diriku, dan itu akan menakutkanku di dunia dan akhirat.   (Jrreng..! sekedar cerita-ceritaan sambil makan siang  dan sambil berlalu hehehe) 18/8/2015

====



Artikel Terkait
sekolah sunyi
  • GURUKU TERSAYANG, GURUKU TERCINTA
  • BELUM BISA BILANG GOODBYE PADA SEKOLAH SUNYI
  • Pahlawan Tanpa Tanda Jasa yang Mengundurkan Diri
  • Prajurit Hujan
  • PAHLAWAN TANPA TANDA JASA SEBENAR-BENARNYA
Newer Post Older Post Home

Entri Populer

  • Quote menulis dari penulis indonesia
  • SINOPSIS NOVEL HOROR WHITE SKULL (TEROR HANTU DI SEKOLAH)

Blog Archive

  • ▼  2015 (35)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ▼  August (4)
      • JANGAN LARI DARI MASALAH, SUDAHKAH SETANGGUH INI
      • APA-APA MEDSOS
      • GURUKU TERSAYANG, GURUKU TERCINTA
      • CERITA YANG MENGAMBIL SETTING DARI SEKOLAH SUNYI
    • ►  July (23)
    • ►  May (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (94)
    • ►  December (8)
    • ►  November (6)
    • ►  October (12)
    • ►  September (5)
    • ►  August (6)
    • ►  July (12)
    • ►  June (9)
    • ►  May (7)
    • ►  April (3)
    • ►  February (12)
    • ►  January (14)
  • ►  2013 (29)
    • ►  December (16)
    • ►  November (8)
    • ►  September (1)
    • ►  June (2)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2012 (25)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (3)
    • ►  July (1)
    • ►  June (2)
    • ►  May (9)
  • ►  2011 (13)
    • ►  December (1)
    • ►  November (3)
    • ►  October (3)
    • ►  September (2)
    • ►  June (1)
    • ►  May (2)
    • ►  January (1)
Betapa mudah dan tak sadar menjadi sombong dan tidak iklas dalam beramal (kata mutiara)

Cara terbaik untuk mendapatkan pikiran bahagia adalah menghitung rahmat yang diterima, bukan menghitung uang (anonim)
Powered by Blogger.
Copyright 2013 CERPEN 5M - All Rights Reserved
Template by Mas Sugeng - Powered by Blogger