CERPEN 5M

hahaha

  • Home
  • Quote gua
  • CERPEN
  • DAFTAR ISI
  • OPINI
  • TENTANG BLOG
Home » cerpen religi » PENCURI SANDAL JEPIT (cerpen)

Tuesday, 5 June 2012

PENCURI SANDAL JEPIT (cerpen)

kumpulan cerpen, cerpen religi



ilustrasi foto : anak-anak palestina



           Kafa  ya namaku Kafa,  anak  bandel begitulah anak-anak di kampung di pinggiran danau ini memanggilku.
            Sebenarnya mereka terpaksa memanggil aku. Sering mereka memanggil aku tepatnya menjerit padaku karena sandal mereka hilang. Sebenarnya aku hanya iseng aja, aku akan ketawa ngakak, kalau Siti , Zahro, bahkan si kecil Tahul dan Nisa, adalah langgananku. Maksudnya, sandal mereka akan aku sembunyikan sepulang dari mengaji, jadi mereka akan kelabakan mencari sandal tersebut, lalu aku akan tertawa terkekeh-kekeh di balik rimbunan pohon kalau mereka pulang dengan sandal satu saja.
            Aku tertegun, senja sudah merekah di balik gunung. Sebentar lagi adzan magrib bergema, aku sudah memakai sarung dan peci lusuhku, aku pamit pada ibuku, aku akan pergi mengaji. Aku mengaji di rumah Pak Kasiman. Yah, Kyai yang menguasai eh yang menjaga surau kecil di kampung kami.
            Aku berjalan bersama Rafi.
            “Pasti beres Raf, aku akan dapatkan sandal Zahro, aku akan menyembunyikan di dekat tumbuhan pagar pasti tak ketahuan,”
            “Tapi kemarin Zahro menangis dan melapor pada pak kyai,..”
            Aku hanya senyum senyum dan geleng-geleng  kepala. Aku yakin nanti pasti aksiku akan  berhasil dengan sukses.
            Setelah sholat berjamaah di surau itu, kami melangkah ke rumah pak kyai. Rumah pak kyai dekat surau kecil kami. Karena pak kyai sedang sibuk di surau, kali ini yang mengajari kami ngaji adalah  Kak Salma. Kak Salma itu putrinya Pak Kyai.
Setelah menghafal juz amma, dan lagi-lagi aku menghilang dengan pelan-pelan dari deretan anak anak di kampung kami itu.
            Aku memilih duduk-duduk di depan surau. Hari ini Zahro tidak kelhatan mengaji. Tapi itu tidak masalah, masih ada Siti, Nisa, Sukna, Tahul, Akbar, aku bisa ngambil sandal mereka. Masih ada anak besar di depan rumah Pak Kyai yang sedang mendengarkan pengajian, lebih baik aku menunggu mereka  itu pergi. Aku Sambil kipas-kipas dengan peci, aku menunggu saat yang tepat untuk menyembunyikan sandal teman-temanku, kudengar pak kyai sedang memberikan ceramahnya. Hari ini banyak juga yang sholat di surau, mungkin karena malam jumat. Bapak-bapak duduk dengan khidmat mendengarkan suara pak kyai.
            “Iklas, manusia itu bisa tidak berguna, dia punya ilmu dia pintar semua itu   akan berguna kalau mengamalkannya, tapi meskipun dia mengamalannya tapi tidak iklas maka semua itu tidak berguna, “
            “Kunci hidup itu adalah sabar, syukur, kalau kita bersyukur maka nikmat akan digandakan, tawadhu, banyak memuji Allah, qonaah apa adanya, dapat rezeki sedikit dinikmati, tapi kadang-kadang manusia diberi sedikit kurang, diberi banyak tidak bisa ngerawat, maunya ngerebut yang lain, itu tidak baik.
            “Amanah, maka akan jadi sakinah mawadah waromah, amal zyukur dengan cara lewat ucapan, amaliah, tingkah lakunya, hati yang baik, jangan berprasangka keburukan orang lain, yang terakhir syukur lewat harta benda berikanlah harta kita pada yang butuh,”
            Aku terkantuk-kantuk kenapa suara pak kyai seperti sirep tidur  dan aku lupa dengan aksiku, sampai akhirnya aku tidak tahu kalau pengajian hari jumat sudah berakhir, dan aku meringis, seseorang menjewer kupingku.
            “Auuuh..aduhh ampuun !”  erangku, aku mendongak dan melihat wajah Kak Salma sangat marah padaku.
            “Kafa, besok sandal temanmu gantilah dengan yang baru, atau perbuatanmu aku laporkan ke ibumu..”
            Aku mendongak. “Jangan kak, jangan laporkan ke ibu,” ujarku sambil merengek. Tentu saja aku akan dilaporkan ke ibu, karena aku tidak mungkin punya uang untuk mengganti sandal yang sudah kusembunyikan.
            “Ya, udah, kalau tidak bisa, besok ,kamu minta maaf sama Zahro dan sama teman-temanmu, dengar gara-gara kelakuanmu Zahro gak mau mengaji ! dan .....”
            Dan selajutnya Kak salma menyeret tanganku dan aku diberikan kalimat-kalimat panjang yang tidak aku mengerti. Intinya aku harus bertaubat, dan juga tidak boleh berbuat iseng lagi dan juga aku akan mendapat hukuman, mungkin menghafal  beberapa sholawat yang panjang panjang.

Tamat.
18.57

Tag
kumpulan cerpen religi,
 kumpulan cerpen religi online,
 kumpulan cerpen cerpen, 
cerpen judul pencuri sandal jepit 

Artikel Terkait
Newer Post Older Post Home

Entri Populer

  • PAHLAWAN TANPA TANDA JASA SEBENAR-BENARNYA
  • KARENA WAJAH KITA TAK SAMA

Blog Archive

  • ►  2015 (35)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (23)
    • ►  May (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (94)
    • ►  December (8)
    • ►  November (6)
    • ►  October (12)
    • ►  September (5)
    • ►  August (6)
    • ►  July (12)
    • ►  June (9)
    • ►  May (7)
    • ►  April (3)
    • ►  February (12)
    • ►  January (14)
  • ►  2013 (29)
    • ►  December (16)
    • ►  November (8)
    • ►  September (1)
    • ►  June (2)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
  • ▼  2012 (25)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (3)
    • ►  July (1)
    • ▼  June (2)
      • Surat Misterius
      • PENCURI SANDAL JEPIT (cerpen)
    • ►  May (9)
  • ►  2011 (13)
    • ►  December (1)
    • ►  November (3)
    • ►  October (3)
    • ►  September (2)
    • ►  June (1)
    • ►  May (2)
    • ►  January (1)
Betapa mudah dan tak sadar menjadi sombong dan tidak iklas dalam beramal (kata mutiara)

Powered by Blogger.
Copyright 2013 CERPEN 5M - All Rights Reserved
Template by Mas Sugeng - Powered by Blogger