CERPEN 5M

hahaha

  • Home
  • Quote gua
  • CERPEN
  • DAFTAR ISI
  • OPINI
  • TENTANG BLOG
Home » CERPEN » cerpen motivasi » Karena dia Bintang

Thursday, 5 July 2012

Karena dia Bintang


cerpen motivasi judul karena dia bintang


    Tidak ada yang bisa menyembunyikan Bintang. Bintang itu temanku. Aku bertemu dengannya ketika sekolah dasar. Dia seorang monster. Bukan. Dia seorang boneka beruang. Tidak, tidak, dia itu seorang manusia. Seorang anak sepertiku. Dia hanya seorang anak laki-laki yang tidak punya tangan dan kaki. Sebenarnya dia punya tangan dan kaki tapi kecil sekali sampai tidak kelihatan terselip di pakaiannya. Tapi semangatnya luar biasa. Dia penderita tetra melia. Seorang yang cacat sejak dilahirkan, atau apalah. Aku pun tidak tahu persis kenapa dia begitu. Yang jelas banyak orang mengatakan itu takdir.

        Nama dia Bintang. Pertama kali melihatnya aku langsung shock. Tapi dia sangat percaya diri. Di atas kursi rodanya dia berkenalan denganku.
        “Anggun nama kamu yah..? Kita teman sebangku kan ?”
        Aku mengangguk. Aku merasa ngeri aja punya teman sebangku seperti dia. Tapi lama-lama setelah bergaul dengannya aku merasakan bahwa aku bagaikan kakak perempuan baginya.  Aku adalah pelindungnya. Aku selalu menolongnya dan membentak anak-anak yang mengejek dan  mengganggunya. Dia pun di kelas bagaikan raja bagi kami. Tapi aku merasa ayahnya Bintang dan juga Pak Angga sangat luar biasa kejamnya. Mereka itu seperti bersekongkol untuk menyiksa Bintang.
       Kejam. Karena ayahnya memaksanya sekolah di sekolah umum, bukankah dia pantas belajar di sekolah khusus penyandang cacat . Dan aku kesal pada pihak sekolah yang menerima dia di sekolah ini, mungkin karena Bintang itu anak orang kaya dan ngasih uang spp gede banget jadi anak cacat itu diterima, batinku saat itu.

       Dan terutama pada Pak Angga, dia itu  tak berperikemanusiaan. Dia itu wali kelas tapi juga musuhku. Bayangkan dia   memaksa Bintang gak pakai kursi roda di kelas. Kursi roda itu diikat di pohon mangga tempat parkir, sehingga Bintang harus susah payah ngesot dengan bokongnya agar sampai di pintu kelas. Dan Pak Angga membuat peraturan super kejam pada Bintang agar dia melakukan apapun sendiri. Seperti mengambil alat tulis di lokernya sendiri. Padahal loker itu  letaknya tinggi. Kami saja harus menjinjit untuk mengambilnya apalagi dia, dia itu hanya setinggi lutut kami. Tapi, Bintang juga sama kerasnya. Dia seperti tertantang. Dia waktu itu tetap berjalan terseok mendekati loker lalu menggunakan kursi kecil dan dia naik untuk mengambil alat tulisnya dengan susah payah. Kami sekelas tertegun menatapnya. Dan ketika sampai di kursi belajarnya, dia adalah yang terakhir, dan dia meledak tangisnya.

      Kami tidak tahan untuk tidak protes pada Pak Angga.  Dia bilang pada kami, kalau semua itu dilakukan demi untuk kebaikan Bintang kelak. Kalau dia selalu apa-apa dibantu, kelak dia  akan tergantung pada kami. Jadi intinya Pak Angga itu menganggap Bintang itu bukan orang cacat. Kejam. Batinku saat itu. Aku betul-betul tidak mengerti dengan guru galak itu.

     Pun pada bidang olahraga. Dia tetap memberikan tugas yang sama pada Bintang. Ketika melakukan lompat tali dia memberi semangat pada Bintang, ketika loncat tinggi dia pun memberi kan Bintang untuk melakukan hal itu, tapi dia lebih lunak, loncat tinggi itu disesuaikan dengan tinggi Bintang.

      Lama-lama aku menyadari bahwa Bintang pun menyukai Pak Angga. Apalagi waktu Pak Angga memilih dia ikut lomba lari dalam rangka hari olahraga di sekolah. Meskipun akhirnya Bintang di urutan terakhir dan dalam waktu yang sangat lama baru sampai finis, tapi luar biasa respon dari teman-teman, wali murid dan para guru. Mereka semua memberi tepuk tangan semangat pada Bintang agar tidak berhenti sebelum finis. Terlihat Pak Angga yang paling berteriak keras. “Ayo Bintang, jangan berhenti meskipun capai !” dan akhirnya Bintang sampai di finis,  dia terlihat gembira serasa menjadi juara satu. Bagiku juga dia tetap juara satu, tapi Pak Angga bilang  padanya. “harusnya kamu bisa lebih cepat dari itu,”  komentar Pak Angga sambil membungkuk menatap Bintang. Dan aku tahu waktu itu wajah Bintang berbinar. Dia merasa Pak Angga melihatnya bukanlah orang cacat, Pak Angga membuatnya tidak merasa berbeda dan itu membuat dia bahagia.

     Tuhan sekarang aku sadar, dan sejak saat itu cara pandangku pun berbeda. Aku yang dulu membenci Pak Angga mendadak menjadi pengagumnya. Aku pikir, Pak Angga itu pahlawan buat Bintang. Coba kalau dia membiarkan Bintang selalu memakai kursi roda, tulang-tulang tubuhnya akan lemah, dan tidak sekuat sekarang. Meskipun Bintang punya tangan dan kaki yang sangat mungil, ia bisa melakukan apapun sendiri, seperti menulis, melukis dengan mulut, bahkan main basket dengan tangan mungilnya.  Yach, kita saja yang menganggap dia cacat.

        Aku berpikir dia sama saja seperti kita. Kalau aku pakai kacamata bukankah aku juga tidak sempurna, kalau dia pakai kursi roda bukankah  juga tidak sempurna, jadi apa bedanya, kita sama-sama tidak sempurna, dia sama saja dengan lainnya, ciptaan Tuhan bukankah ada yang pendek, tinggi, hitam, putih, dan beraneka ragam. Tidak ada yang tampak aneh dari orang tanpa anggota badan. Tak ada alasan membedakan orang berdasarkan kondisi fisiknya semata-mata. Melihat dia aku lebih menghargai ketidaksempurnaan.

       Sekarang sudah tujuh tahun. Dan aku bertemu dengan Bintang.
       “Dari mana saja kamu, Teman ?” sapaku sambil jongkok berhadapan dengannya.
      “Main basket lah..?”  ujar Bintang. Wajahnya masih penuh semangat. Pakaiannya  dan fisiknya terawat dengan baik.          Aku tersenyum memandangnya. Ia pun tersenyum seolah dia mengatakan aku tidak menyesali kehidupanku, aku tidak perlu dilahirkan sebagai orang sempurna untuk merasakan bahagia. Kondisi fisik tidak ada hubunganya dengan kebahagiaan.



TAMAT



(Alhamdulilah selesai..)

2012-04-16 /// Inspirasi dari buku no ones  perfect (kisah hidup hirotoda ototake)

tag : kumpulan cerpen online judul cerpen motivasi karena dia bintang


Artikel Terkait
cerpen motivasi
  • AKU INGIN SEPATUMU
  • Prajurit Hujan
  • (cerpen ) Kartu Pengingat Ajaib
  • BUNDA ! AKU TIDAK LULUS UJIAN
CERPEN
  • Sekarang Kalian tak bisa membullyku lagi
  • Pahlawan Tanpa Tanda Jasa yang Mengundurkan Diri
  • Bunga Matahari, Bunga Ilalang dan Bunga Dandelion
  • 2 + 2 = 5
  • AKU INGIN SEPATUMU
  • SUARA HATI NADIA
  • Ayo Dolanan
  • Prajurit Hujan
  • MAMA AKU PULANG
  • AQUARIUM SHILA
  • (cerpen ) Kartu Pengingat Ajaib
  • Lima Hari Menunggu Maut
  • Surat Misterius
  • BUNDA ! AKU TIDAK LULUS UJIAN
  • Kembalikan Senyumku
Newer Post Older Post Home

Entri Populer

  • Ketika mendengarkan "WE WILL NOT GO DOWN"
  • SASKIA

Blog Archive

  • ►  2015 (35)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (23)
    • ►  May (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (94)
    • ►  December (8)
    • ►  November (6)
    • ►  October (12)
    • ►  September (5)
    • ►  August (6)
    • ►  July (12)
    • ►  June (9)
    • ►  May (7)
    • ►  April (3)
    • ►  February (12)
    • ►  January (14)
  • ►  2013 (29)
    • ►  December (16)
    • ►  November (8)
    • ►  September (1)
    • ►  June (2)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
  • ▼  2012 (25)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (3)
    • ▼  July (1)
      • Karena dia Bintang
    • ►  June (2)
    • ►  May (9)
  • ►  2011 (13)
    • ►  December (1)
    • ►  November (3)
    • ►  October (3)
    • ►  September (2)
    • ►  June (1)
    • ►  May (2)
    • ►  January (1)
Betapa mudah dan tak sadar menjadi sombong dan tidak iklas dalam beramal (kata mutiara)

Bersabar dengan segala sesuatu tapi terutama bersabar dengan diri sendiri. Jangan takut memikirkan ketidaksempurnaan diri sendiri dansegera terapkan perrbaikan. Setiap hari mulai dari awal lagi. (francis de sales)
Powered by Blogger.
Copyright 2013 CERPEN 5M - All Rights Reserved
Template by Mas Sugeng - Powered by Blogger