KEMBALIKAN SENYUMKU
Kubertanya
pada bintang ketika ia padam, arti hidup yang kita jalani Kebencian
yang takkan pernah mengering Hilang semua, Tuhan kau ada
dimana…(superman is dead)
“Kak, jangan ikutin aku !” Angel menatap marah pada Pandu. Masih saja Pandu membuntutinya.
“Kamu itu keras kepala, bunuh diri tidak akan nyelesein masalah !”
“Kamu gak tahu apa-apa tentang aku Kak, hatiku sakit Kak !”
“Tapi masih banyak orang yang sayang kamu ! berpikirlah jernih Angel
!” Pandu mencekal tangan kiri Angel. Cekalannya keras sekeras wajahnya
yang cemas.
Sayang. Huh, Angel mendengus. Ia menghentikan kakinya. Ia menatap tajam
ke arah Pandu. Mencari-cari kesungguhan kata sayang itu. Ia gagal
menemukan sesuatu untuk menghilangkan pengapnya. Pandu yang
dihadapannya bukanlah Pandu seperti Pandu yang dimimpinya. Ia tahu
kenyataannya Pandu itu milik sahabatnya. Bukan, mereka bukan sahabatnya
tapi musuhnya, kenapa dia masih bilang dia itu sahabat. Dia tidak
memiliki sahabat, semuanya munafik !.
Pandu, dia kira Pandu itu belahan jiwanya. Ia kira Pandu itu lah yang
membuat dirinya satu-satunya dalam hidupnya. Angel kira Pandu yang
sering bersamanya, ke sekolah bareng dan pulang bareng, suatu hari akan
menyatakan cinta padanya. Tapi ternyata dia suka dengan sahabatnya
sendiri. Ia hanya sebagai pelampiasan saja. Sakit hatinya. Lalu si
Marsa, teman baiknya tempat ia sering berkeluh kesah tentang masalahnya.
Tempat ia menumpahkan uneg-uneg persoalan keluarganya, hidupnya. Tempat
ia curhat tentang Pandu, tentang cintanya yang terpendam , sungguh ia
tidak mengira ternyata Marsa suka dengan Pandu. Dan siang tadi ia
membuktikan dengan mata kepala sendiri. Pandu dan Marsa jalan bareng di
sebuah cafe. Tangan mereka berpegangan dan juga nampak mesra. Dan ketika
ia melabrak peristiwa yang mengiris hatinya itu pada Marsa, apa kata
Marsa, sungguh diluar dugaan.
“Maaf Angel, aku dan Pandu sudah lama saling suka, tapi untuk menjaga
perasaan kamu, kami tidak ingin menunjukan tentang hubungan kami, dan
aku tahu kamu dan Pandu sahabat, kamu itu egois, kamu tidak tahu setiap
kamu curhat tentang Pandu, hatiku sakit banget, aku ingin nangis tapi
aku tahan,”
Sahabat macam apa itu. Kenapa tidak dari dulu aja bilang. Munafik.
Banget. bilang aja dia merebut Pandu dariku. Bukankah dia dari dulu tahu
aku suka dengan Pandu. Kenapa ia tidak mundur saja. Sial. Kesal Angel
waktu itu. Lalu angel mendorong tubuh Marsa keras hingga Marsa terjatuh
membentur pintu. Semua orang di kelas tahu itu. Lalu semuanya seperti
memarahinya. Apalagi setelah itu Marsa sakit, entah sakit apa. Yang
jelas semua orang menuduh dia penyebabnya.
Tuhan betul-betul tidak adil. Siapakah sih Marsa, Marsa hanya cewek
biasa, ia bukan model seperti dirinya, tapi semua orang sayang padanya,
bahkan Pandu rela tidak masuk sekolah hanya untuk nungguin dia.
Sementara Angel, ia anak orang kaya, ia juga butuh kasih sayang. Ia
butuh diperhatikan, ia tidak punya tempat curhat. Ibunya kabur ke luar
negeri dan cukup mengirimi uang saja untuk kebutuhan hidupnya, ia hanya
punya Pandu, tapi Marsa sudah mengambilnya. apakah itu adil. Huff ia
benci hidup ini.
Ia tidak perlu hidup. Buat apa hidup. Ia tidak dibutuhkan siapa-siapa.
Ia tidak berguna. Ia tidak berharga bagi siapa-siapa. Ia sudah minta
maaf pada Marsa. Marsa juga sudah memaafkannya tapi teman sekelasnya
menjauhinya. Mereka mengecap dia, “anak manjalah, penguasalah ! egoislah
! jahatlah ! judeslah !”
Cukup. Ia sudah minta maaf. Ia sudah mengiba di depan kelas. Tapi
teman-teman pergi ketika ia datang. Mereka membiarkan dirinya sendiri di
kantin, dan Angel merasa tidak diterima teman-temannya. Dan sekarang
ia sudah habis kesabarannya. Ia tidak akan meminta maaf pada mereka. ia
juga sudah tidak peduli dengan Marsa. Ia juga tidak butuh Pandu. Ia juga
tidak perlu meminta ibunya datang menemaninya. Cukup. Ia ingin hilang
dari dunia ini. Ia sudah tidak kuat menanggung beban ini sendirian.
Lampu taman sore itu sudah menyala. Mobil yang ditumpangi Angel
terhempas menyilang di pinggir trotoar. Hampir saja mobil itu ringsek
menabrak tugu jalan. Semua itu karena Angel menyetir dibatas kewajaran.
Untung saja Pandu memutar stir dan mengendalikan mobil itu.
“Kak, kenapa kamu selalu menggagalkan aku untuk mati, aku ingin mati
kak, tidak ada gunanya aku hidup, semua orang membenciku, semua orang
yang aku sayangi sudah hilang !”
“Ya udah kalau kamu mau mati, mati saja lu, tapi ikut aku dulu !” Pandu
menyeret tangan Angel. Ia tahu Angel akan mengambil silet atau pecahan
kaca dan mungkin akan menggoreskannya di pergelangan tangannya. Dia
tidak ingin Angel berbuat bodoh seperti itu. Ia ikut merasa bersalah
kalau terjadi apa-apa dengan Angel. Ia sayang Angel. Tapi sayangnya
hanya sebatas teman. Ia tidak bisa memaksa hatinya meskipun Angel selalu
perhatian padanya. Dan meski Angel sempurna, cantik, kaya, tapi
emosinya tidak stabil. Ia membawa angel ke tempat pemakaman umum. Di
sana ia memperlihatkan gundukan nisan.
“Lihat ! kalau kamu sudah mati, kamu nanti di kubur di sana,, atau
mungkin di dekat sana, orang-orang nangisin kamu, tapi kamu tidak bisa
apa-apa lagi, emangnya setelah mati terus masalah hilang gitu apa ?,
berasa lo kalo kamu ditanya malaikat, hidup kamu untuk apa, masa muda
kamu untuk apa, umur kamu, sehat kamu, kalau kamu mati dengan putus asa
gitu, surga udah tertutup bagi kamu, dan itu makin runyam bukan !”
sentak Pandu. Wajahnya lengket dengan keringat. Suara Pandu udah mulai
habis. Dia udah capek nyadarin angel.
“kamu tidak tahu apa-apa tentang aku kak, hidup kamu enak, gak kayak
aku, kamu itu pintar nyeramahin aja,” pelan angel sambil menunduk. Ia
tak berani menatap makam itu. Ia mendengar Pandu menghela nafas panjang.
“Udah terserah kamu aja ! mati aja kamu ! di dada kamu itu tersimpan
kebencian, dan benci itu jahat, dan kejahatan itu akan senang bila kamu
hancur, dia itu Cuma menghancurkan kamu angel !!” lantang Pandu. “oh ya
orang yang mo bunuh diri itu orang yang pengecut tahu !” setelah berkata
seperti itu Pandu melangkah tegas. Ia pergi meninggalkan angel.
Angel berdiri mematung. Senja di langit. Suara sayup-sayup kendaraan
yang merayap pulang menuju ke rumah. Air mata angel menitik. Ia ingin
pulang. Tapi ia tidak tahu pulang kemana. Hatinya sudah hancur. Kak,
kembalikan lagi senyumku seperti dulu. lukaku amat dalam, Kak. Angel
merintih.
Bener kata Pandu ada kebencian di dadanya. Dan itu emang jahat. Dan
mungkin ia memang jahat. Angel menjatuhkan lututnya di tanah. Ia
menutupi wajahnya dengan kedua tangannya dan ia menangis tergugu di
halaman pemakaman yang sepi itu. Ia tidak ingin mati. Tuhan, engkau ada
dimana. Tuhan tolong aku.
Esok harinya. Pandu kaget. Teman kelasnya kaget. Ia melihat Angel masuk
kelas. Angel tersenyum pada teman-temannya. Ia duduk di kelas dengan
wajah yang jauh dari cemberut. Tidak ada wajah yang masam dan mendung
seperti kemarin.
Aku tidak akan membiarkan diriku hancur. Aku akan mulai dari awal lagi.
Tidak ada yang membiarkan diriku sedih dan sakit selain diriku sendiri.
Kalau aku tidak mengizinkannya, itu tidak akan terjadi. Dan aku akan
berusaha membuat diriku tersenyum lagi. Yah, hanya diriku sendiri yang
membuat aku tersenyum lagi. Guman angel. Terima kasih Tuhan Engkau telah
menyadarkanku.
(tamat)
(“Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan (kesusahan) “ (Qs. Ath. Thalaq (65) : 7)
tag
cerpen galau,
cerpen sedih kumpulan cerpen,
kumpulan cerpen online judul kembalkan senyumku