CERPEN 5M

hahaha

  • Home
  • Quote gua
  • CERPEN
  • DAFTAR ISI
  • OPINI
  • TENTANG BLOG
Home » All post

Friday, 30 September 2011

SAJAK-SAJAK ENDANG SUPRIADI (NEGERI DEBU)

SAJAK-SAJAK ENDANG SUPRIADI (NEGERI DEBU)
Puisi: Endang Supriadi
Sumber: Republika, Edisi 07/30/2006


KABAR BAGI MAIDA 1
aku terluka ditempat gempa, maida
bukan oleh puing atau reruntuhan dinding
tapi oleh derita yang tertangkap mata
telah mencabik-cabik batinku. aku melihat
rumah rebah ke tanah. kota yang dulu cantik
kini telah jadi kota puing
di sepanjang jalan mata seakan dicucuk
duri ikan. kepedihan mereka menyusup ke dada. <
aku tak berpikir ini salah siapa. saut pun
berpuisi, "bencana alam bukan dosa!"
dari desa mancingan sampai ujung imogiri
aku tak melihat ada wajah ceria. semua
terlipat oleh duka. dan tak ada kesan meminta
belum lagi situs-situs yang sekan diperhangus
ya allah, selamatkan sejarah, dan tabahkan
hati mereka
aku terluka di tempat gempa, maida
bukan oleh rasa sakit di pipiku yang tergores
pisau milikmu, atau oleh tajam alismu yang
menancap di hatiku. tapi oleh tangan ini,
tangan yang masih ingin memberi dan membantu
namun terhenti dibatas oleh waktu.
Yogyakarta, 11 Juni 2006

NEGERI DEBU
duka sebegitu tajam tergores di langit ini
sayap kupu-kupu tak bisa membawa beban debu
juga sapu lidi terlalu pendek untuk menyapu
sehektar puing yang dititipkan gempa kepadamu
ini wilayah angin, bisik daun pada
sebutir debu. dan debu itu memang
tak pernah melihat onggokan bukit kapur di sana
kecuali rumah-rumah yang rebah
ditidurkan angin
sebatas mana rentang tanganmu ketika
gelombang memindahkan perahumu ke jalan raya?
atau ketika langit jadi hitam oleh gerhana
atau ketika sebuah menara bergeser karena gempa?
kita akan kembali ke dalam keabadian
melalui liku-liku dalam riset waktu
tak mudah kita menemukan ujung benang
dalam rajutan alam, tak mudah kita
memintal benang jadi gelas bagi air.
Yogyakarta-Jakarta, 12-13 Juni 2006



SAAT DI MANA KAU
saat di mana kau datangi kubur masa lalumu,
angin akan terasa pasir, gemuruh air akan terasa
petir. di setiap kota kau bilang aku bodoh
karena memasang tiang gantungan di mana-mana
itulah aku, sebuah tongkang yang lama tak berlabuh
sedang jiwa terlalu sesak oleh propaganda kehidupan
tujuh kali kau telepon aku tanpa suara. mana ada
tuhan menciptakan telinga hanya untuk mendengar
pintu yang ditutup. cuaca, adalah bahasa waktu yang tak
bisa kita raba. siapa dapat menterjemahkan kepak burung
yang seharian terbang dan tak turun ke dahan? semestinya,
kita tak menyentuh bulu miang bambu itu!

Jakarta, Maret 2006

Sunday, 25 September 2011

TAPI

TAPI
(Sutardji Calzoum Bachri)

aku bawakan bunga padamu
tapi kau bilang masih
aku bawakan resahku padamu
tapi kau bilang hanya
aku bawakan darahku padamu
tapi kau bilang cuma
aku bawakan mimpiku padamu
tapi kau bilang meski
aku bawakan dukaku padamu
tapi kau bilang tapi
aku bawakan mayatku padamu
tapi kau bilang hampir
aku bawakan arwahku padamu
tapi kau bilang kalau
tanpa apa aku datang padamu

wah !

Tuesday, 28 June 2011

SAJAK-SAJAK M. FADJROEL RACHMAN

SAJAK-SAJAK M. FADJROEL RACHMAN
(Puisi: M. Fadjroel Rachman)
Sumber: Pikiran Rakyat, Edisi 02/10/2007


Tolstoy Memenggal Napoleon
angin dingin menginjak wajah perunggu berlin timur, kaki
bernanah limbung tertatihtatih
aku hanya ingin istirah,mengenang masa lampau sirna & kertap
nyawa ketam liar terakhir
badai berkeliaran di panggung mimpi, mengisap ludah katakata,
selusin ayatayat feurbach

sepanjang sungai spree, angsa putih menjilati hujan beku &
ranum bunga violet kesepian
gemuruh ringkik-dengus kudakuda sejarah menyeret tolstoy
memenggal kepala napoleon
detik berbisik, "bukan napoleon, bukan robespiere,sejarah
merambat seperti rumput liar."
lenin mengeluh, kepala trotsky rekah cemerlang, letusan bunga
darah menyembur mexico
mayatmayat siapa menghitamungu bersimpuh di kakikaki
perunggu tuan marx & engels?
seekor gagak bertengger di kepala marx, melepas kotoran hitam
tepat di hidung mancung
hantuhantu malam menyusup digelap sejarah,melingkar sungai
membelah postdam/berlin
hujan tadi malam membersihkan debu menggumpal di bahu marx,
di kumis kelabu engels
aku menusuk mata beku kedua tuan penentang sejarah,
menyelipkan airmata berlin timur
bilahbilah perunggu menentang panas terik & salju dingin,
membius hentakan sepatu lars
pengkhotbah muda berkeliaran di jembatan kokoh mengutuki dosa
iblis dadudadu sejarah
marx membanting manifesto komunis, menulis pesanan, "tak ada
menu revolusi pagi ini!"
sebotol bir,sebotol bir tumpahkan ke muka kusut pelayan mengisi
aorta darah raja prussia
di tepi jalan pohon riuh mendengkur,membekuk badai tersesat
menyamun kunangkunang
trem terjungkal ke sungai beku, sejoli gagak limbung menyeret
jejak kaki perak purnama
selamat malam, selamat malam, meringkuklah bagai bayi di
buaian penista gerhana bulan
kenangan masih basah di pantai, kepiting laut menghitung
sisasisa rindu & tangisan senja


(berlin, 2006)


Puntung Rokok di Sukamiskin
: ya, aku mendengar tawa renyah di kamar isolasi, "engkau
memanggilmanggil namaku?"
angin berputaran bagai gasing disihir hantuhantu musim hujan,
kucaricari engkau tak ada
4 pintu coklat termangu, gembok kuningan merangka batu,
menyiksa sukma siang/malam
"lama tak bertemu, tuan kemana saja?"16 tahun lalu labalaba
menggigiti tirai jeruji hujan
bungabunga bermekaran menguliti besi,lumut & tembok
sel,menjilat dosadosa dunia fana
burung gereja sembahyang di kubah mesjid, tawanan seringai
azan, torehan lambung luka
"sungguhkah kita bersua di akhirat?" memanggul siksa dunia di
punggung berderakderak
purnama pucat mengusapkan wajah pada jejak telapak kaki,
menggarami mimpimimpimu
"tak mudah bukan melupakan masalalu?" cairan baja tercetak rapi
di pengap batok kepala
wajahwajah kosong melekat di dinding dosa yang luruh
bergelimpangan di rumah tuhan
kamarkamar kosong memanggilmanggil, merindu ciuman semesta
purba ke bibir pantai
harum kenanga membelit kawat berduri, mengemis langit
menyepak leleh gerimis perih
seribu jendela terbuka ke padang kering tak bertuan, hanya kabut
beku di ujung rumputan
kubah mesjid, menara gereja, menusuki langit yang sama dalam
siksaan membeku waktu
10 mata liar menikam harum tubuh perempuan muda, gairah dosa
terlukis di langit suram
"kami cemas," burung gereja menyisir lepuh,"ketakutan malam
membakar planetplanet"
2 puntung rokok, tumpahan ampas kopi di lantai sel,mengiring
lambaian perih perpisahan
telapak kaki menyalanyala menggigit pijar magma, bertasbih
cemas menderas arus waktu
keranda malam melarung takdir ke bintangbintang, merayap di
sungai kering planetplanet
: ya, aku mendengar tawa renyah di kamar isolasi,"engkau
memanggilmanggil namaku?"


Kabut Tangkuban Parahu
jarum tajam cemara menusuk telapak cinta gemetar dan
berapiapi, demam menggelepar
masih hangat janji disekap kabut, ditidurkan rawarawa dibuaian
batuk tangkuban parahu
debu batu apung melesak tenggorokan, mendidihkan asap
belerang goagoa kebosananmu
aku menunggumu 182 ribu tahun, disiram hujan kenangan
berselimut racun asap belerang
aku berbisik menyebut nama sirna di kawahkawah beracun,
tebing berasap tak menyahut
kudengar macan tutul meraung, kijang menguik,membisikkan
kehilanganmu beribu tahun
bayangbayang gelap daun manarasa, menyembunyikan rahasia
langit menista adam-hawa
aku tahu kegelisahan bersemayam di kawahkawah beracun,
berselimut jilatan api magma
racun asap kawah menyambar tawa tergelak, sekeping tawa
berlari tersipusipu bunuh diri
"masihkah engkau mengenalku?"sembur awan panas telanjang
menyirami tebing tandus
"aku tersesat?" berjuta jalan bercabang disiram racun asam tak
lagi berujung ke afrika tua
aku menyeru, tapi engkau meronta menyelusup cemas di ribuan
bangkai belalang & kupu
aku menunggumu setua gunung sunda purba, menyimpan
kerinduan pertama adam-hawa
kabut terpendam, kudengar derai tawamu tersekap, berdesing
menyusupi poripori gunung
retakan aspal jalanan merahasiakan telapak luka, kembang
bakung menyihir kesedihanmu
aku masih mengenali airmata gelisah yang menari di kornea
hitam,seringan serpihan salju
aku menunggumu 182 ribu tahun di tebing asap tangkuban
parahu, bertasbih ledakan lava
cinta yang gemetar merangkai ledakan suar api kehilangan ke
daundaun luruh membusuk
kawahkawah tak bernama mengenali kesepian, mendidihkan
cerobong awanawan hitam
"bila engkau kembali, apakah merindu seperti ledakan magma
melesak dari perut bumi?"

Monday, 30 May 2011

Jangan Bersedih !

jangalah bersedih, kehidupan ini luas


Janganlah bersedih, karena Allah akan selalu bersama kita.Amiin.

Bismillah ...Ketika kita mengeluh : "Ah mana mungkin ....."Allah menjawab : "Jika AKU menghendaki, cukup Ku berkata "Jadi", maka jadilah (QS. Yasin ; 82)

Ketika kita mengeluh : "Capek banget...."Allah menjawab : "...dan KAMI jadikan tidurmu untuk istirahat." (QS.An-Naba :9) 

Ketika kita mengeluh : "Berat banget yah, gak sanggup rasanya..."Allah menjawab : "AKU tidak membebani seseorang, melainkan sesuai kesanggupannya. " (QS. Al-Baqarah : 286) 

Ketika kita mengeluh : "Stressss nih ...Panik ..."Allah menjawab : "Hanya dengan mengingatKu hati akan menjadi tenang". (QS. Ar-Ro'd :28)

Ketika kita mengeluh : "Yaaaahh ... ini semua akan sia-sia .."Allah menjawab :"Siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar biji dzarah sekalipun, niscaya ia akan melihat balasannya". (QS. Al-Zalzalah :7)

Ketika kita mengeluh : aku sendirian .. gak ada seorangpun yang mau bantuin ..."Allah menjawab : "Berdoalah (mintalah) kepadaKU, niscaya Aku kabulkan untukmu". (QS. Al-Mukmin :60)

Ketika kita mengeluh : " Duh .. sedih banget ..."Allah menjawab : "La Tahzan, Innallaha Ma'ana. Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita:. (QS. At- Taubah :40) 

Ketika kita mengeluh :udah putus asa banget nih / nyesel aku..!"Allah menjawab : "...dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". ( QS.Yusuf : 87) 

Ketika kita mengeluh : " benci banget, kenapa hal ini harus terjadi dalam hidupku.."Allah menjawab : "Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah : 216)


Semoga bisa di ambil hikmahnya dan menjadikan kita lebih sabar dalam menjalani kehidupan.


Aamiin allahumma amin


tulisan diatas
dikutip dari blog she-nawangtri.blogspot.com
(ga sengaja walking walking blog menemukan tulisan di atas, nice)

Tag : dont be sad, kehidupan ini luas, tulisan favorit, 
Newer Posts Older Posts Home
Subscribe to: Posts (Atom)

Entri Populer

  • KARENA WAJAH KITA TAK SAMA
  • KUMPULAN SAJAK MASIH BISA TERTAWA (4)

Blog Archive

  • ▼  2015 (35)
    • ▼  October (1)
      • KARENA WAJAH KITA TAK SAMA
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (23)
    • ►  May (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (94)
    • ►  December (8)
    • ►  November (6)
    • ►  October (12)
    • ►  September (5)
    • ►  August (6)
    • ►  July (12)
    • ►  June (9)
    • ►  May (7)
    • ►  April (3)
    • ►  February (12)
    • ►  January (14)
  • ►  2013 (29)
    • ►  December (16)
    • ►  November (8)
    • ►  September (1)
    • ►  June (2)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2012 (25)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (3)
    • ►  July (1)
    • ►  June (2)
    • ►  May (9)
  • ►  2011 (13)
    • ►  December (1)
    • ►  November (3)
    • ►  October (3)
    • ►  September (2)
    • ►  June (1)
    • ►  May (2)
    • ►  January (1)
Betapa mudah dan tak sadar menjadi sombong dan tidak iklas dalam beramal (kata mutiara)

Powered by Blogger.
Copyright 2013 CERPEN 5M - All Rights Reserved
Template by Mas Sugeng - Powered by Blogger