"Aku sudah tidak kuat, setelah mendapatkan tunjangan fungsional aku mau mundur ?" kata Bu Atun.
Sore itu bu Atun datang ke rumah siti Hajar, dia mau meminjam uang. Sudah biasa dia meminjam uang sana sini. Teman-temannya sampai bosan. Sebenanrya dia malu, meminjam uang pada orang yang masih lajang dan juga punya kebutuhan juga, tapi dia tidak ada yang lain dan Siti Hajar, dia memiliki rasa iba yang tinggi. Dan Bu Atun sudah kehabiasan tempat untuk utang, bahkan pada rentenir. Dan dia pun kali ini sedang dalam rangka melarikan drii dari kejaran penagih utang. Sudah lima jam, dia mematikan hape nya supaya dia dapat hidup tenang sebentar saja. Dan kali ini Keponakannya sakit, dan dia tidak punya biaya untuk membayar biaya perobatan untuk pulang. Dan dia terpaksa tadi pinjam uang pada bidan puskesmas untuk menebus biaya perawatan. Dan hari ini dia juga perlu uang untuk mengembalikan pada orang yang mengancamnya di rumah. Aduh, kepalanya pusing memikirkan uang.
"Wah, kenapa ?" Siti Hajar guru honorer dan masih muda itu memandang teman satu profesinya itu dengan tatapan tidak percaya. Tapi meskipun begitu, harusnya ia tidak begitu terkejut. Ia juga sudah lama membayangkan hal itu terjadi pada dirinya. Setelah sepuluh tahun menjadi guru, ia mau mundur dari pekerjaanya. Ia sudah bosan. Sama sekali tidak ada penghargaan. Orang-orang yang menyekolahkan anaknya sekarang susah diatur, dan anak-anak semakin bandel luar biasa.
"Pokoknya aku sudah tidak tahan dengan orang-orang kaya itu."
Siti hajar terdiam lalu dia kembali mengeluarkan suara. Ia seperti bertanya kepada dirinya sendiri. "Kalau keluar , Bu Atun mau ngapain ? mau dagang di pasar ?"
"Ya, itu lebih baik, menjadi tukang rongsok atau pedagang sudah jelas penghasilannya, tidak seperti guru honorer !" kesal Bu Atun dengan tatapan putus asa.
Siti Hajar menghela nafas panjang. Dia lalu mengulurkan uang tiga ratus ribu pada Bu Atun, dan dia pun berpesan agar Bu Atun segera kalau bisa secepatnya mengembalikan uang tersebut. Lalu setelah mengucapkan terimakasih Bu Atun pamit pulang.
Satu bulan kemudian Bu Atun benar-benar keluar. Dia sudah tidak mengajar lagi di sekolah itu.
Siti Hajar masih termangu di depan rumahnya. Pagi ini tidak terlalu cerah, tapi dia harus pergi ke tempat dia mengajar. Dan dia mengeluarkan sepeda, lalu mengayuhnya di jalanan. Jilbabnya pun berkibar dan dia tersenyum pahit pada orang-orang dan anak-anak di jalan yang menyapanya. anak memakai seragam SD dan bersahut-sahutan memanggilnya. "Selamat pagi bu guru,..!" Assalamualaikum Bu Guru !"
Siti hajar sudah bulat dia hari ini akan mengudurkan diri juga. Amplop berisi surat pengunduran diri sudah dia siapkan di tasnya. Dia pun meletakkan di meja kepala sekolah. Dia kemudian beranjak dari kantor yagn masih sepi. Dia ingin bertemu dengan murid-muridnya untuk terakhir kalinya.
Siti Hajar menghampiri Agus. Ya, anak itu tersenyum kepadanya. Dia mengambilkan kapur untuk dirinya nanti. Siti Hajar mendengus. "Hai Agus, kamu baik sekali ya ?"
"Maksud bu hajar apa ? bukankah ibu selalu mengajarkan kita harus baik ?"
Siti Hajar termangu, dia teringat siapa Agus. Dia anak paling bandel sekelas. Dan dia adalah biang onar. Dan tidak ada yang bisa mengendalikannya. Dan suatu kali siti hajar sangat marah padanya. Agus dimarahinya sampai dia menangis dan dia setrap tidak boleh pulang bersama teman-temannya. karena siti hajar tidak suka marah, dia sangat menyesal dan takut kalau Agus mogok tidak mau sekolah.
Tapi esok harinya, di luar dugaan Agus tetap sekolah dan dia berubah seratus tujuh puluh derajat , menjadi anak yang sangat mudah bekerja sama. dan dia lalu menjadi teman baik bu siti hajar. Dan tentu saja semua anak di kelas itu semua sayang pada bu siti hajar.
"Meski berat, aku akan meninggalkan sekolah ini," kata siti hajar dengan ragu-ragu. Dia ingin sekali kerja di luar negeri, mungkin menjadi TKW di Malaysia atau di Arab lebih baik untuknya.
Siti Hajar lalu pergi ke ruangan kantornya. dan Pak kepala sekolah memanggilnya tentu saja berhubugnan dengan pengunduran dirinya yang mengejutkan itu.
Sementara di kelas 2 anak-anak berkumpul, "Hei, semua dah tahu, hari ini adalah ulang tahun bu siti hajar, mari nanti kita kompak nyanyinya ya..?"
"lilinnya sudah disiapkan
"kamu hafal yagn diucapkan nanti ?"
"Untuk guru ku tanpa tanda jasa, selamat ulang tahun, semoga hidupnya semakin berkah dan bermanfaat bagi kami."
"horee ..semua sudah hafal semua." teriak mereka.
TAMAT